Monday 30 March 2015

Aku dan Mengapa Menulis

Menulis ? Yah ini adalah hobi baruku, bisa dibilang sekarang menulis adalah sebagian dari hidup. Untuk apa aku menulis? Aku menulis bukan karena semata-mata menulis itu keren. Aku menulis untuk mengisi kekosongan dalam setiap perjalanan hidupku. Menulis juga menjadi catatan hidup dimana aku bisa mengutarakan apa yang ada didalam pikiran dan hati.




Aku tidaklah menulis apa yang tidak menjadi isi hatiku, aku tidaklah menulis apa yang bukan diriku. Tulisanku adalah suatu bagian dari aku dan hidupku. Aku bukanlah siapa-siapa dalam dunia ini. Siapa diriku bukanlah persoalan penting, karena dengan membaca tulisanku, maka kau akan tau seperti apa diriku. 

Aku adalah seseorang yang mempunyai banyak kisah dalam hidup. Tapi yang lebih penting dari itu aku punya banyak kisah untuk ditulis, meskipun hanya sebagian dari diriku yang aku bisa menulisnya.
Bagitu banyak yang terlewatkan dalam hidupku. Begitu banyak yang tak terabadikan dan tak tercatat dalam pena kehidupanku. Itu hanya bisa menjadi sesuatu yang hanya bisa terkenang saja. Dan kini aku mulai menuliskannya dengan harapan suatu saat aku bisa membacanya kembali ketika aku sudah mulai lupa dengan apa yang terjadi selama perjalanan hidupku, mulai dari yang sangat indah hingga yang begitu memilukan. Yang namanya waktu memang takkan pernah kembali, dan mungkin bagiku saat ini waktu berputar begitu cepat. Waktu begitu cepat berlalu hingga kini akupun sudah tumbuh dari seorang anak-anak ingusan menjadi seorang yang lebih mengerti kehidupan. Suatu saat, semuanya pun akan ikut berlalu bersama waktu, begitupun juga dengan aku. Duniapun akhirnya akan lupa dengan siapa diri ini. Tentu saja yang tersisa hanyalah sebuah nama.

Banyak cerita yang kini masuk dalam otakku dan begitu banyak cerita yang mulai terlupakan. Dengan tulisanku, aku berharap ada sesuatu yang bisa aku ingat ketika aku mulai melupakannya. Otak ini mungkin hanyalah sebuah media penyimpanan yang mempunyai batas kapasitas. Ketika otak ini terus diisi dan penuh, maka ada sebagian yang harus dihapusnya dan diisi dengan hal yang baru.
Mungkin terkadang aku lelah dengan semua hal dan tuntutan baru yang datang di hidup ini. Tapi mungkin itu semua untuk merubah kehidupanku dan tuntutan umurku yang semakin hari semakin bertambah tua. 

Aku melewatkan banyak hal dalam perjalanan hidupku ini, dan aku baru menyadarinya. Kini dengan menulis setidaknya aku bisa mengingat dan membuat catatan perjalanan hidupku. Terkadang dengan membaca apa yang aku tuliskan, aku merasa membaca sesuatu yang baru dan belum pernah ku alami. Aku merasa seperti membaca tulisan yang belum pernah aku baca. Terkadang waktu memang menghapuskan beberapa kisah dalam hidup ini, walaupun sebenarnya diriku tak ingin menghaspunya dan tetap ingin mengingatnya walaupun itu memilukan.

Setiap waktu yang kita alami adalah sebuah cerita di dalam hidup. Setiap cerita mempunyai pengalaman dan pelajaran masing-masing. Banyak hal yang telah kita dapatkan dalam mengarungi hidup ini. 

Menulis membuatku mengingat kembali apa yang pernah ku alami, menulis membuatku berusaha memperbaiki apa yang dulu sempat menjadi kesalahan dan kekurangan di masa lalu. 

Tidak setiap hari aku bisa menulis, tergantung bagaimana kondisi hati. Menulis tak hanya sekedar membuat sebuah coretan asal di atas kertas atau sekedar mengetikkan kata-kata, menulis adalah sebuah ungkapan hati dimana hati yang menuntunmu untuk menuliskan apa yang dia minta tuliskan. Tulisan adalah wujud bagaimana kondisi hati saat itu, sedang sedih ataukah sedang bahagia. Semua cerita dan kisah hidup bisa kita tuliskan, entah itu hanya sebagai catatan hidup atau mungkin bisa dinikmati banyak orang juga.

Aku bukanlah seorang writer atau seorang yang pandai menulis, tapi tulisanku ya ini diriku, bukan orang lain, bukan harus seperti itu. Apapun itu ini adalah usahaku menuliskan perjalanan dan setiap memory yang aku ingat dalam hidupku. Setidaknya dengan menulis dapat membuat otakku terbiasa untuk mengingat dan semoga dari sebagian tulisan ini dapat menginspirasi.


"kunci keahlian menulis adalah dengan mulai menulis, dan kunci untuk memulai menulis adalah menulis kalimat pertama".







Baca selengkapnya

Aku dan Mendaki Gunung

Aku dan Mendaki Gunung, mungkin itu sebuah judul yang tepat buat artikel atau cerita kali ini. Ini adalah sebuah cerita tentang diriku dan sesuatu yang kini menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Iyah Mendaki Gunung adalah salah satu hobi baru, lebih tepatnya lagi suatu kesenangan dan kenikmatan baru. 



Aku memang dari kecil adalah seorang anak yang suka dengan tantangan dan petualangan. Setiap hari-hariku setelah pulang sekolah ku habiskan bermain dengan teman di bukit belakang rumah. Kita sering bermain-main disana sampai sore hari. Di atas sana aku bisa melihat pemandangan negeri ini secara luas. Mungkin dari situ awal kesukaanku akan alam ini muncul dan tumbuh seperti saat ini.

Kenapa harus mendaki gunung? Entah akupun tak tahu jawaban pastinya. Memang mendaki gunung itu berat dan penuh dengan resiko. Bahkan orang tuaku pun sebenarnya tidak mengizinkan aku untuk mendaki gunung, tapi ya namanya saja sudah menjadi bagian yang tidak bisa ditinggalkan, jadi ya tetap nekad dan merayu-rayu orang tua agar diizinkan, meskipun terkadang penuh dengan keterpaksaan memberi izinnya. 
Disini, selama menjadi anak kos dan jauh dari rumah, tentunya lebih leluasa untuk pergi menikmati hobi ini. Makhlum karena jauh dari rumah dan pasti orang tua tidak akan tahu (jangan ditiru :D).
Mendaki gunung buatku bukanlah semata-mata ingin menaklukkan puncak-puncak tertinggi dan melihat keindahan alam. Mendaki gunung adalah suatu aktivitas yang membuatku mengerti akan pelajaran-pelajaran hidup yang tidak kita dapatkan dari hal lain. Sewaktu kecil aku tumbuh kurang sehat dan sering sakit-sakitan. Hal inilah yang mungkin orang tua khawatirkan melihat diriku yang dulu sering jatuh sakit. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangatku, bagaimanapun aku harus bisa meyakinkan bahwa diriku ini bisa. Dalam hati aku selalu berkata aku adalah seseorang yang kuat, ketika orang lain punya segalanya, aku punya semangat untuk berjuang mewujudkan apa yang aku inginkan. Tekad adalah sesuatu yang ku punya untuk melawan ketidakmampuan diri atau fisik. Selama hati ini yakin, Tuhan pasti memberikan kekuatan dan kemudahan.

Pertama kali aku mendaki gunung, banyak sekali pengalaman dan pelajaran berharga yang aku terima. Tidak hanya bagaimana mengatasi rasa lelah, tapi bagaimana kita menghargai setiap nikmat yang diberikan Tuhan pada kita. Aku sering merasa menyesal dan merasa kurang beruntung. Kenapa? karena merasa terlambat untuk bisa mendaki gunung. Aku sering merasa iri pada orang-orang yang sudah dari dulu bisa menikmati hobi ini, sedangkan diri ini baru-baru kemarin saja. Ketika seorang anak kecil yang sudah diajak ayahnya mendaki gunung-gunung tertinggi, saat itu mungkin aku hanya dan masih main disekitar rumah saja. Mungkin betapa beruntungnya mereka yang dari kecil sudah diajak dan diajarkan mengenal dunia.

Mungkin bisa dikatakan terlambat, tapi setidaknya lebih baik daripada tak mengenal sama sekali. Meskipun belum setahun, dengan mendaki sudah mengajarkanku banyak hal. Tentang bagaimana mencintai alam dan bagaimana kita harus menjaganya. 

Disisi lain mendaki gunung itu membuatku sejenak melupakan apa yang hanya memenuhi pikiranku. Cinta, tugas, dan lainnya lah. Terkadang kita memang perlu mengasingkan diri dari dunia yang memang penuh dengan kebohongan. Kita perlu mencari suasana dan hal baru dimana kita bisa berpikir dengan jernih.

Mendaki memang menguras tenaga, waktu, dan tentunya uang. Sebagai pelajar, membagi waktu adalah hal yang sulit, biasanya mendaki aku lakukan ketika akhir pekan dan tugas sudah terselesaikan. Tak lupa, kehidupan sebagai anak kos yang jauh dari rumah juga menjadi penghalang, karena tentunya kita butuh biaya hidup dan makan disini. Nah otomatis hemat atau irit adalah solusinya. Untuk mendaki gunung aku selalu menyisihkan sedikit dari sisa kebutuhan sehari-hari. Tidak menghambur-hamburkan uang dan berusaha menghargai uang lebih baik lagi. Mendaki sebenarnya bukan olahraga mahal, akan tetapi yang mahal adalah untuk menyewa alat dan untuk biaya transportasi ke tempat tujuan yang biasanya jauh di luar kota.
Tapi inilah namanya kecintaan, meskipun banyak pengorbanan tapi selalu diusahakan.

Mendaki gunung sekarang tak bisa lepas dari kehidupanku. Kecintaan pada hal baru ini membuatku semakin mencintai negeri ini dan ingin sekali rasanya mempunyai kesempatan seperti teman-teman pendaki yang lain bisa berkunjung kesana kemari menikmati indahnya Indonesia. Bagiku Indonesia adalah surga yang mempunyai sejuta pesona yang tak kita temukan diluar sana. Karena hal itu aku mencintai negeri ini dan khususnya dengan mendaki gunung adalah caraku untuk menikmatinya.
Terima kasih Indonesia dan terima kasih Tuhan, karenanya aku bisa mewujudkan kecintaanku "Mendaki Gunung".


"Dunia itu seluas langkah kaki,
Jelajahilah dan jangan pernah takut untuk melangkah,
Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya"
(Soe Hok Gie)

Baca selengkapnya

Saturday 28 March 2015

Kesalahan Seorang Pendaki Gunung

Mendaki gunung adalah sebuah olahraga atau kegiatan untuk bercengkrama dengan alam yang bisa dibilang ekstrim dan cukup berbahaya bagi yang tidak mempunyai pengalaman. Mendaki gunung tentunya dengan tujuan bisa menikmati keindahan alam dan bersenang-senang. Tapi jika sesuatu masalah ketika pendakian tentunya akan mengganggu perjalanan kita yang seharusnya dapat kita nikmati malah membuat kita tidak nyaman dan menderita. Ketidak pahaman atau kurangnya pengalaman mendaki gunung sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau kejadian buruk di gunung. Oleh karena itu untuk mengurangi resiko agar perjalanan Anda bisa lebih berkesan dan Anda bisa lebih menikmatinya, maka di bawah ini faktor-faktor atau kesalahan yang sering dilakukan pendaki gunung.


1. Barang bawaan terlalu banyak

Hal ini merupakan satu kesalahan yang sering dilakukan para pendaki gunung. Alih-alih takut kekurangan sesuatu di gunung, mereka membawa barang terlalu banyak dan berlebihan. Baik makanan atau minuman cobalah mempertimbangkan lebih baik lagi. Mana barang yang penting dan berguna saat mendaki dan mana barang yang hanya akan menambah berat tas Anda. Usahakan tidak membawa 2 barang bawaan dengan fungsi yang sama misalnya membawa 2 pasang sepatu atau sendal. Efisiensi dan nilai praktis menjadi acuan yang sangat penting bagi barang bawaan Anda. Dengan barang bawaan yang berat dan medan yang berat pula maka otomatis akan menghambat laju perjalanan Anda.

2. Kurang makan dan minum

Ini adalah hal yang sering diabaikan oleh pendaki gunung, kebanyakan mereka mentang-mentang dirinya tidak lapar dan tidak haus atau dengan sengaja ingin menghemat perbekalan mereka rela tidak makan dan minum. Biasanya mereka juga setiba di lokasi camp dan mendirikan tenda, mereka langsung tidur dan terlalu malas untuk memasak dikarenakan lelah. Padahal makan dan minum setelah perjalanan panjang dan melelahkan adalah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat tubuh kita perlu banyak asupan nutrisi setelah energi kita terkuras habis dalam perjalanan pendakian. Jika Anda ingin menjaga kesehatan dan tetap ingin dalam kondisi prima selama pendakian, maka sebaiknya Anda tidak mengabaikan hal ini. Makan dan minumlah yang cukup dalam arti juga tidak berlebihan.

3. Tidak memperhitungkan cuaca dengan baik

Cuaca adalah salah satu faktor penting lancar atau tidaknya pendakian Anda. Karena cuaca semua rencana yang sudah dipersiapkan da dipikirkan matang-matang akhirnya harus terhambat atau bahkan tak sesuai dengan rencana awal. Oleh karena itu untuk mempersiapkan pendakian secara tepat dan matang, kita juga harus mempertimbangkan kondisi cuaca. Ketika musim hujan jangan lupa membawa mantel atau jas hujan serta cover bag untuk menutupi tas Anda agar tidak basah. Di kondisi hujan, medan pun juga akan semakin berat dan licin.

4. Pakaian yang  kurang tepat

Satu kesalahan yang besar ketika mendaki gunung biasanya adalah pakaian yang kita gunakan. Banyak dari pendaki apalagi pendaki pemula yang tidak paham akan  pakaian yang harusnya kita kenakan di gunung. Misalnya saja banyak diantara mereka yang mendaki menggunakan celana jeans. Tentu saja itu adalah kesalahan besar yang selalu diabaikan. Kita mendaki gunung bukan untuk fashion atau berpenampilan keren. Menggunakan celana jeans ke gunung akan menghambat kita dalam melangkah, kita tidak bebas bergerak dan disilain celana jeans terlalu berat apalagi jika terkena air atau basah, maka akan semakin berat dan terlalu lama keringnya. Oleh karena itu marilah sekarang kita pertimbangkan manakah pakaian yang kiranya tepat untuk mendaki gunung.

5. Lupa membawa barang yang penting

Jas hujan, alat makan, alat penerangan dan tissue toilet, itu adalah beberapa komponen penting yang sering terlupakan ketika mendaki gunung. Sekecil apapun itu, barang-barang itu mempunyai peranan  dan fungsi yang penting. Misalkan kita tidak membawa jas hujan mentang-mentang bukan musim hujan. Padahal kan gak pernah tahu kapan akan turun hujan. Sebelum berangkat sebaiknya Anda cek dengan teliti lagi barang bawaan Anda, jangan sampai barang sekecil apapun tertinggal atau barang yang sudah disiapkan tak terbawa.

6. Meninggalkan sampah di gunung

Ini yang perlu para pendaki ingat dan sadari. Alam adalah sesuatu yang seharusnya untuk kita jaga. Alam adalah perananan dan kompoen penting dalam kehidupan untuk menjaga keseimbangan. Alam bukanlah tempat kita untuk membuang sampah. Sudah saatnya kita para pendaki, bukan para pendaki saja, tapi kita semua menjaga kelestarian alam di bumi ini. Alam adalah tempat kita tinggal dan tempat kita mencari makan dan airnya untuk kita minum sehari-hari. Jika alam kita tercemar dan rusak, tentunya keseimbangan ekosistem pun akan terganggu, itu pun akan berdampak buruk pada kita. Tempat yang awalnya indah dan nyaman untuk kita tinggali menjadi tidak nyaman lagi. Air yang awalnya bersih dan bisa kita buat minum, kini harus tercemar. 

Marilah kita sadar dan peduli dengan alam tempat kita tinggal. Buanglah sampah di tempatnya, dan ketika di gunung bawalah sampah kita turun, jangan tinggalkan sampah kita di atas.


7. Tidak melakukan olahraga ringan sebelum mendaki

Sebelum melakukan pendakian pastikan kita melakukan olahraga ringan dan pemansan untuk menjaga otot-otot kaki kita agar tidak kaget dan kram sewaktu di perjalanan. Hal ini memang sepele tapi sangatlah penting untuk dilakukan. Berjalan di gunung tentu saja beda dengan berjalan di jalanan kota atau desa, tentu saja medan di gunung sangat berat dan menanjak. Disitu juga diperlukan kondisi tubuh yang prima. Oleh karena itu jangan abaikan hal-hal kecil seperti melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan yang berat.
Baca selengkapnya

Mengenal Sosok Soe Hok Gie

Soe Hok Gie ? Tentu saja semua orang mengenalnya. Soe Hok Gie adalah seorang pemuda Indonesia yang mempunyai darah China yang lebih dikenal sebagai aktivis mahasiswa di era Soekarno dan Soeharto.




Soe Hok Gie lahir pada tanggal 17 Desember 1942 tepat 3 tahun sebelum Indonesia merdeka. Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962-1969. Soe Hok Gie dikenal sebagai anak muda yang berpendirian teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan Judul Catatan Seorang Demonstran (1983).

Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara di Keluarga Soe Lie Piet alias Sutrawan. Soe Hok Gie dikenal juga sebagai penulis produktif di beberapa media massa seperti Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karyanya sudah dibukukan dan diterbitkan di Zaman Peralihan (Bentang 1995).

Sejak kecil Gie (nama panggilannya) sudah suka membaca, mengarang dan memelihatas binatang. Soe Hok Gie dan keluarganya tinggal di Bilangan Kebonjeruk di sebuah rumah sederhana di pojok jalan.
Sejak SMP ia mulai menulis buku catatan harian, termasuk surat-menyurat dengan kawan dekatnya. Semakin besar ia tumbuh menjadi anak yang pemberani menghadapi ketidakadilan, termasuk melawan tindakan semena-mena sang guru.

Dalam catatan hariannya ia menulis Guru model begituan yang tidak tahan dikritik boleh masuk ke keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar. Dan murid bukan kerbau. Begitu tulis anak mudai ini yang sampai hari ajalnya tetap tak bisa mengendarai sepeda motor.

Sikap kritisnya semakin tumbuh ketika dia mulai berani mengungkit kemapanan. Misalnya saat dirinya menjelang remaja, Gie menyaksikan seorang pengemis sedang makan kulit buah mangga. Dia pun merogoh saku celananya dan memberikan uangnya yang kala itu cuma Rp 2.50 kepada pengemis itu. Di catatannya ia menulis "Ya dua kilometer dari pemakan kulit mangga, "Paduka" kita mungkin lagi tertawa-tawa makan-makan dengan istrinya yang cantik-cantik. Aku besertamu orang-orang malang.

Pelajaran di kehidupan yang dia terima menjadikan dirinya tumbuh sebagai pemuda yang percaya bahwa hakikat hidup adalah dapat mencintai, dapat iba hati dan dapat merasai kedukaan itu.

Soe Hok Gie melewatkan pendidikan di SMA Kanisius tahun 1962-1969. Kemudian ia menamatkan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesua Jurusan Sejarah. Ia pernah masuk Gerakan Mahasiswa Sosialis (GMSOS). Sementara keadaan ekonomi makin kacau, Soe Hok Gie pun semakin resah. Dia mencatat kalau rakyat Indonesia terlalu melarat, maka secara natural mereka akan bergerak sendiri. Dan kalu itu terjadi maka akan terjadi chaos. Lebih baik mahasiswa yang bergerak. Dan setelah itu lahirlah sang Demonstran.

Hari-harinya diisi denga program demo, termasuk rapat penting disana-sini. "Aku ingin agar mahasiswa-mahasiswa ini menyadari bahwa mereka adalah The happy selected few yang dapat kuliah dan karena itu mereka harus menyadari dan melibatkan diri dalam perjuangan bangsanya. Dan kepada rakyat aku ingin tunjukkan bahwa mereka dapat mengharapkan perbaikan-perbaikan dari keadaan dengan menyatukan diri di bawah pimpinan patriot-patriot universitas". Begitu yang ia tuliskan.

Pada tahun 1966 ketika mahasiswa tumpah ke jalan melakonkan Aksi Tritura, ia termasuk di barisan paling depan. Konon Soe Hok Gie juga salah seorang tokoh kunci terjadinya aliansi mahasiswa-ABRI pada 1966.

Soe Hok Gie dalam buku Catatan Seorang Demonstran menulis soal demonstrasi. "Malam itu aku tidur di Fakultas Psikologi. Aku lelah sekali, lusa lebaran dan tahun yang lama akan segera berlalu. Tetapi kenang-kenangan demonstrasi akan tetap hidup". Dia adalah batu tapal daripada perjuangan mahasiswa Indonesia. Batu tapal dalam revolusi Indonesia dan batu tapal dalam sejarah Indonesia. Karena yang dibelanya adalah keadilan dan kejujuran. (Jakarta, 25 Januari 1966)





Soe Hok Gie di Mata Para Pendaki

Soe Hok Gie juga merupakan salah satu pendiri Mahasiswa Pecinta Alam atau Mapala UI. Disela-sela kegelisahannya sebagai aktivis yang sangat kritis, dia kerap kali mencurahkan kegelisahannya tersebut dengan bercengkrama dengan alam. Bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa Universitas Indonesia, Soe Hok Gie sering mendaki dan menikmati pemandangan alam Gunung Gede-Pangrango. Beberapa puisinya yang sangat terkenal berkisah tentang keindahan yang ada disana, terutama di Taman Mandalawangi.

Banyak pendaki Indonesia yang terisnpirasi dengan sosok Soe Hok Gie yang dianggap sebagai sosok yang layak untuk dijadikan teladan karena merupakan pendaki yang aktif dan kritis menyuarakan kebenaran. Bahkan Soe Hok Gie tak hanya mengkritik lewat tulisan-tulisan tajam di media, tapi dia pun sering turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasinya.

Soe Hok Gie dan Mahameru. Itulah mungkin ungkapan yang tepat untuk sebuah kisah yang bisa dibilang menjadi kisah terakhir perjalanan hidupnya. Soe Hok Gie meninggal dunia di gunung tertinggi pulau Jawa ini. Soe Hok Gie meninggal setelah menghirup gas beracun dari Gunung Semeru. Dia meninggal sehari sebelum usianya genap 27 tahu (17 Desember 1942 - 16 Desember 1969). Gie meninggal bersama rekannya Idhan Lubis dalam pelukan dingin Mahameru. 
Mungkin sosoknya telah tiada, tapi semangat dan karya-karyanya akan tetap menjadi inspirasi dan motivasi generasi muda Indonesia untuk aktif dan berani menyuarakan kebenaran dan keadilan. 


"Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka yang tanpa tentara
Mau berperang melawan diktator
Dan yang tanpa uang mau memberantas korupsi

Kawan-kawan 
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan selalu dalam hidup ini"

(Puisi Soe Hok Gie dengan judul "Pesan")


Baca selengkapnya

Friday 27 March 2015

Sepenggal Cerita di Gunung Sumbing

Ini hanyalah sebatas cerita gue dan kawan-kawan sewaktu mendaki Gunung Sumbing di Wonosobo Jawa Tengah. Yah tepatnya hari itu Jumat, 20 Maret 2015 jam 8 malem kita berangkat dari Yogyakarta. Oh iya gue lupa belum memperkenalkan diri, my name is........ ?? :o ahh sebut saja nama gue ya Gue. Takutnya kalo gue sebutin nama, orang bakal ngiranya kalo  gue cewek, padahal gue itu mah cowok men.






Gue adalah seorang yang baru kemarin mulai ikut mendaki gunung, yah sebut saja anak kemarin sore lahh, tapi Gunung Sumbing adalah gunung kesepuluh yang gue daki semenjak pendakian pertama ke Gunung Semeru pada Agusutus 2014. Wissss ternyata gue udah pernah ke Semeru ahhaha.. (dengan agak tertawa sinis). 



kalo loe semua penasaran ini gue :v

Setelah memperkenalkan diri, gue juga akan memperkenalkan kelima teman tongkrongan gue, meskipun sebenarnya gak suka nongkrong, tapi gpp lah biar keren dikit.kwkwkw :v


Pertama ini teman gue yang baru kenal masih kemarin sore, maksudnya kemarinnya lagi :D . Sebut saja namanya Bima, kalo elo semua suka ngliat Mahabarata ya pasti tau Bima itu siapa wkwk :v . Sorry..sorry gue bercanda., meskipun namanya Bima tapi gak seperti Bima dalam kisah pandawa yang memiliki badan gede. Dia mah orangnya biasa aja gak kurus gak gede, ya sedanglah. Nah rumah si Bima ini adalah tujuan pertama kita sebelum melakukan pendakian. Rencananya sih kita nginap di rumahnya dulu malam ini sambil istirahat dan mempersiapkan buat pendakian keesokan harinya. Rumah si Bima ada di Temanggung Jawa Tengah, nah dari sini udah gak jauh kalo menuju basecamp pendakian Gunung Sumbing yang ada di Garung Wonosobo.



Si Bima Keluarga Pandawa :D

Teman Kedua gue, yakni si Nakula, ehh.. maksudnya si Arif hahaa :D. Gara-gara yang tadi namanya Bima sekarang gue ngiranya kisah Pandawa wkwk. Si Arif ini mah teman gue dari Magelang. Tau gak loe Magelang? Hah gue rasa loe pada tau semua dimana Magelang. Kalo gak tau coba loe buka peta dan cari tuh Magelang sampe ketemu. Si Arif mah bisa dibilang teman gue yang paling bahagia dari teman-teman yang lainnya. Makhlum dia mah udah punya istri, ehh maksudnya pasangan, belum nikah loe guys. :D masih pacaran, jadi ada yang memperhatiin hehe. Si Arif ini tak pernah lepas dari slayer hitam di kepalanya. Selama mendaki sama gue, kemanapun tuh slayer gak boleh ketinggalan, makhlum sih miliknya si cewek hehehe :D Mungkin buat penyemangatnya kalee..



Si Arif dengan slayer yg tak pernah lepas

Teman Ketiga gue adalah teman satu nasib dan satu kos lagi sama gue. Dia bisa dibilang adalah teman yang saat ini keadaannya mungkin lagi mengenaskan hehe bukan mengenaskan sih, kalo mengenaskan mah terlalu gak enak didengernya, bikin iba. wkwk. Maksudnya tadi teman yang sedang mencari dimana tulang rusuknya berada.. Maksudnya pasangan Bro.. :D. alias sekarang lagi Jones si dia hohoh :D.  eh gue lupa sebut namanya, wajar saja gue terlalu asyik bicarain kejombloannya. Sebut saja dia Kang Ali. Orangnya sih gak terlalu banyak bicara, tapi selalu khas dengan "Mbake" (cewek yg dia suka, dia menyebutnya mbak e) wkkw . Meskipun si Kang Ali ini sedikit pendiem, pemalu dll. Tapi ternyata dia itu berani loe bro.. berani ngungkapin perasaannya pada cewek yang dia suka, bahkan rela sengaja mampir ke tempat kerja buat ngomong itu. Bisa bayangin nggak loe kalo itu gue?? :o. Gue mah gak bakal berani, jalankan nyamperin, bilang dari sms aja mah gue gak berani bro. Padahal kan cuman bilang gue sayang kamu, trus tinggal kirim selesaikan? Tapi gue gak berani, beda dengan si Kang Ali, gue mah salut dengan dia dan perjuangan untuk mendapatkan  "Mbake" hhahah ..



Kang Ali, lihat lah betap sok seriusnya dirinya

Keasyikan ngomongin Kang Ali gue jadi lupa ngenalin teman keempat gue, yah dia mah teman yang paling kecil imut-imut, cakep, putih.wkwk itu mah kata ibunya. :v Sorry sorry intermezzooo.. Sebut saja namanya Gopal. Dia ini terkenal mah terkenal banget ditongkrongan ini, terkenalnya gara-gara Tolak Angin. Tau gak apa yang terjadi antara dirinya dengan si Tolak Angin?? Ceritanya si Tolak Angin ini terminum oleh si Gopal, bukan terminum sih, tapi tepatnya emg diminum. Waktu itu di pendakian sebelumnya udara berhembus kencang dan sewaktu perjalanan turun dia minum si Tolak Angin tadi dengan harapan biar gak masuk angin. 

APA yg kemudian terjadi? Dia malah terkena masuk angin, mungkin karena si perut marah kali karena dia belum dimasukin makan tapi udah dikasih penolak angin. wkwk jadinya kembung, lemes dan akhirnya gue sama si Arif dibuat menunggu selama semalem di pinggir jalan nungguin dia turun dan ternyata tidur di pos 1.
hahahaha sudah sudahh.. gak abiz-abiz entar ini cerita :v


Si Gopal dengan keimutannya

Teman kelima gue, dia adalah cowok yang bisa dibilang paling feminim ditongkrongan ini. Sebut saja namanya si Tika, ehh si Tiko maksudnya. Dia adalah cowok yang terkenal karena dengan khasnya ketika mendaki Gunung Sumbing yakni "Waterproof". Loe semua gak tau kan apa maksudnya dengan waterproof. gue juga bingung maksudnya apa dan apa hubungannya?? :o. Santai..santai.. mari gue jelasin. Kata waterproof berarti tahan air. Nah ceritanya waktu diperjalanan menuju Temanggung, tiba di jalan hujan deras. Nah dia kan yang ada di barisan terdepan dan gue sama si Gopal ada dibarisan belakang jadi pengikutnya. Dipikiran gue pasti bentar lagi dia berhenti pakek jas hujan, setelah lama sampek pikiran gue gak nyampek, eh dia kagak berhenti-berhenti. Dan akhirnya kita baru berhentu di rumah si Arif yang kebetulan deket dari situ. Setelah sampek dan turun di rumah Arif, gue sama teman-teman yang lain bertanya-tanya? "kenapa tadi gak berhenti makek jas hujan? lihat ini basah semua" Dan ternyata akhirnya pikiran kita tertuju pada si Tiko yang tadi menjadi pengemudi paling depan. Dan ternyata kita baru sadar kalo jaket yang baru dibeli seharga 280 ribu, wkwk kesebut broo sorry.. lanjut lagi, ternyata jaket yang baru dia beli tadi itu waterproof alias tahan air bro.. wkwkkwkwkwk pantesann pantesan dia tadi gak berhenti, dia mah gak kebasahan.. isshhh payah si Tiko -_-

Selain itu dia adalah orang yang paling suka makan, ngabis-ngabisin minum sewaktu pendakian, gue heran sama dia, makannya banyak amattt :o. Eh tunggu dulu ada satu yg ketinggalan dari dia, suka banget tidurr. Baru sampek dan buat tenda, eh si bocah itu udah tidur sampek sore. Dan herannya lagi padahal semua temen-temennya gak ada yang tidur, habis maghrib dia sudah tidur lagi, paling siang lagi bangunnya.. payah ini anak orang -_-


teman terakhir gue si Tiko anak mama wkwk


Keesokan paginya setelah beristirahat di rumah Bima, kita berangkat menuju Garung Wonosobo. Sekitar 1 jam perjalanan akhirnya kita sampai di basecamp pendakian Gunung Sumbing. Disini kita melakukan registrasi dan mengisi data diri sebelum mendaki. Setelah melakukan registrasi kita berangkat mendaki dengan jalur awal masih aspal dan kemudian ganti menjadi makadam.

Dari basecamp menuju Pos 1 kita harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam jika cepat dengan melewati jalur makadam sampai pos 1. Ketika di perjalanan menuju pos 1, eh disitu kita sering disalip dengan pendaki yang naik ojek untuk menuju pos 1. Kebayang nggak loe semua gimana perasaan kita?? :o Kita butuh waktu 2 jam dengan berjalan kaki, nah mereka cuman butuh waktu 15 menit saja. Gila loe bro, jalan capek-capek dengan medan yang terus naik, eh disalip sama ojek. -_- belum lagi pas perjalanan disini hujan tiba-tiba turun bro membasahi tubuh ini dan angin kencang pun menerpa. hahah sok mendramatisir ini ceritanya. hehe

hujan, nanjak, belum lagi bawa kulkas :o

Memang sihh kita gak naik ojek juga, karena makhlum lah anak kos :D ahhaa. Selain ngirit, rasanya bagi kita kurang afdol dan gak ada sensasinya kalo ndaki naik ojek. Itu ndaki ato mau ke pasar bang? kwkw.. eitsss...

wajah kesengsaraan hahaha

Setelah tiba di Pos 1, kita gak beristirahat terlalu lama dan langsung memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Dari Pos 1 jalan kini berubah menjadi tanah merah dan sangat licin ketika hujan. Medan awal sih masih lumayan landai, tapi licinnya itu yang bikin kita harus jatuh bangun (agak lebay dikit). Gak lama berjalan, sekitar 30 menitan kita sudah sampai di Pos 2. 
Di pos 2 kita hanya beristirahat sebentar lalu minum-minum saja. Setelah itu kita lanjutkan perjalanan lagi menuju pos 3. Dari pos 2 menuju pos 3 jarak yang harus ditempuh lumayan jauh dengan medan yang semakin menanjak dan masih licin. Setelah berjalan sekitar 2 jam kita sampai di pos 3.

Kitapun gak beristirahat terlalu lama dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pestan (pos 4). Dari pos 3 medan gile men, naik banget. Hati-hati karena licin sekali dan sangat menanjak. Jarak dari pos 3 menuju pestan lumayan deket, hanya sekitar 30 menit saja. Setelah sampai di Pestan kita memutuskan untuk ngecamp dan mendirikan tenda disini. Kali ini tetap gue yang bawa tenda, loe kebayangkan tersiksanya hidup gue kemana-mana suruh bawa tenda dan yang lain cuman bawa makanan. Gak hanya itu men, gue juga harus mendirikan tenda, double kerjaan gue. Ini kalo zaman dulu namanya kerja paksa, tapi karena gue ikhlas jadi namanya kerja ikhlas meskipun terpaksa hehehe :D



Setelah tenda berdiri disini gue dan si Gopal langsung masak mie instan. Makhlum perut sudah keroncongan dari tadi pagi belum keisi.. hehe. Setelah makan kita pun beristirahat sambil menunggu gelap. Kondisi cuaca pada saat itu masih mendung dan berkabut. Pemandangan kota tak terlihat dari atas.

Malam harinya langit sudah mulai sedikit terbuka dan bintang-bintang mulai muncul, gemerlap lampu kota pun juga sudah bisa terlihat. Begitu indah dan membuat kita merasa bahwa kita begitu kecil di dunia ini.


Eitss setelah itu langitpun tertutup lagi dan kita memutuskan untuk beristirahat dan tidur sebelum nanti jam 2 pagi harus bangun untuk perjalanan menuju puncak.

Di kedinginan dan kesunyian malam sambil mengenakan pakaian hangat dan sleeping bag kita pun lambat laun tertidur. Tak lama kemudian terdengar alunan yang begitu merdu, bukan merdu sih tapi semacam alunan suara orang kecapekan. Suara dengkuran ini membuat gue dan si Bima teman samping gue brasa pengen tertawa sendiri. Makhlum sih karena saking kerasnya sampek dari luar ketika ada pendaki yang lewat samping tenda bisa mendengarnya hahaha. 

Malam berlalu dan akhirnya kita terbangun sekitar jam setengah 2 malam. Dengan mata yang masih kabur kita packing buat perbekalan dan perlengkapan yang mau dibawa ke puncak. 


Dengan 2 botol minum dan beberapa bungkus roti, kita berangkat menuju puncak tepat pukul 2 pagi. Jalur pendakian semakin menanjak terus dan gak ada landai-landainya. Gunung Sumbing memang terkenal disini karena jalur pendakiaannya yang berat dibanding gunung lainnya seperti Merbabu, Merapi atau Sindoro. Berjalan menyusuri medan yang menanjak dan licin karena basah habis terkena air hujan.


Berjalan sekitar 30 menit dari pestan kita sampai di Pasar Watu. Sejenak kami berhenti untuk sekedar foto-foto cuy.. ehehe.  Puas foto-foto kita lanjutkan perjalanan menuju nasi kotak, eh ehh bukan nasi kotak melainkan Watu Kotak. Nampaknya memang kita sudah dibuat berhalusinasi atau berkhayal yang aneh-aneh, sampai pos yang namanya Watu Kotak kita sebut nasi kotak. Ini mah mungkin karena efek perut yang kelaparan. 

Dari Watu Kotak masih setengah perjalanan lagi untuk sampai puncak, tapi disini air cuman tersisa satu botol itu aja gak penuh. Padahal kan gue masih minum sedikit? :o Wah nampaknya ini yang bawa botol si Tiko sih, makhlum minumnya banyak sih kkwkw. Terpaksa kita harus berhemat karena persediaan air tinggal sedikit dan belum nanti dibuat turun.

Dari Watu Kotak medan semakin menanjak saja. Dari kejauhan terlihat Gunung Sindoro yang juga berdiri megah disamping Gunung Sumbing ini. Nampaknya disana juga ada pendaki yang sedang melakukan summit, buktinya terlihat cahaya-cahaya senter sedang berjalan menuju puncak. 


Setelah 1 jam berjalan dari Watu Kotak akhirnya kita sampai di Puncak Kawah yakni Puncak Tertinggi di Gunung Sumbing dengan ketinggian 3.371 mdpl. Disini kita bisa melihat sunrise dan view Gunung Sindoro yang terlihat sangat jelas. Kita memang beruntung karena dikasih cuaca cerah ketika sampai di atas. Jadi kita bisa menikmai view pemandangan dari Puncak Gunung Sumbing ini. Disini kita puas-puasin foto-foto hehee. Masing-masing dari kita udah pada nyiapin tulisan di kertas masing-masing. Gue nulis  buat seseorang yang ada disana bahwa dia itu penting buat gue wkkw (ceritanya gue ngungkapin rasa). Teman gue si Arif seperti biasanya menuliskan kata-kata buat si ceweknya, nah sedangkan si Bima menuliskan pesan untuk adiknya, disini gue ngrasa sedih Bim huhuhuhu :'( 



tulisan gue 


 Arif buat si cewek



Si Bima for his brother


Nah ini mah Kang Ali dengan pose sok coolnya wkkw


Nah gue lupa dengan si Kang Ali, yang pasti dia tak ketinggalan menuliskan kata-kata buat si Mbaknya hehee. Dasar si Kang Ali ternyata efek jomblonya udah akut banget wkwkwk :v 
Seperti biasa kita tak lupa selfie bareng, biar ada kenangan men. hehe. Setelah puas foto-foto di puncak akhirnya kita memutuskan untuk turun.


Nah itulah sepenggal kisah gue dan kawan-kawan di Gunung Sumbing, sebenernya masih banyak yang belum tertuliskan diatas, tapi makhlum si penulis masih butuh inspirasi dan ketenangan. Si penulis lagi galau men kwkwk :v Sampai jumpa dikisah berikutnya hoho :D Salam Lestari!!




Baca selengkapnya

Thursday 26 March 2015

Sumber Pitu Destinasi Air Terjun Eksotis Kabupaten Malang

Sumber Pitu ? Tentunya masih banyak yang belum tahu atau mendengarnya. Baru-baru ini destinasi ini ramai menjadi perbincangan dikalangan wisatawan-wisatawan. Mendengar nama air terjun apalagi di Kabupaten Malang, rasanya sudah tidak heran dan kaget lagi. Pasalnya memang terdapat banyak air terjun di daerah ini. Sebut saja seperti Coban Rondo, Coban Pelangi, Coban Talun dll. Tapi yang baru dan mempunyai daya tarik yang sangat besar adalah Air Terjun Sumber Pitu atau biasanya juga disebut Coban Sumber Pitu.




Sumber Pitu sendiri terletak di Dusun Tulungrejo, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kawasan air terjun ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas dan hanya baru dikenal di sekitar daerah Pujon saja karena memang masih belum dibuka untuk umum.
Sumber Pitu memiliki daya tarik tersendiri daripada air terjun lainnya, khususnya yang ada di Kabupaten Malang. Airnya pun masih sangat jernih dan alami serta tersembunyi di tengah hutan. Masyarakat Pujon Kidul sendiri biasanya menyebut air terjun ini dengan Sumber Pitu atau Air Terjun Tujuh.

Untuk menuju ke Sumber Pitu kita harus menuju Desa Pujon Kidul terlebih dahulu. Untuk sampai di desa tersebut jika dari Kota Malang dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum atau pribadi. Jika menggunakan kendaraan pribadi dari arah Batu langsung saja menuju arah Pujon atau Jombang-Kediri. Setelah kita melewati patung tugu sapi terdapat pertigaan Ringin Punden, nah dari situ kita belok ke kiri lalu lurus menuju arah barat sampai masuk ke Desa Pujon Kidul.
Jika menggunakan kendaraan umum maka kita bisa naik bus Puspa Indah dari Terminal Landungsari Malang tujuan Kediri-Jombang atau  jika dari terminal Batu bisa naik angkutan BNK jurusan Batu-Ngantang-Kasembon. Kemudian kita turun setelah pertigaan patung sai dan kita bisa naik ojek di pertigaan Ringin Punden.

Untuk menikmati Air Terjun Sumber Pitu kita harus bersusah payah karena kawasan ini tersembunyi di balik rerimbunan hutan. Medannya cukup berat untuk dilalui dan harus berjalan kaki. Kita harus menempuh perjalanan sekitar 7 km dari pemukiman terdekat.

Jalur menuju Sumber Pitu masih terjaga kealamiannya dan untuk menempuhnya terdapat tiga jalur yang menantang yakni jalur offroad dengan jalan berlubang, berbatu, naik dan turun serta menanjak sejauh 2,5 km dari Tulungrejo. Kita bisa menempuhnya dengan motor cross atau mobil offroad atau juga bisa berjalan kaki.

Jalur kedua adalah jalur climbing atau mendaki. Kita harus mendaki sekitar 3 km dengan kontur tanah yang naik turun melewati semak berduri dan rumput ilalang. Di jalur ini kita bisa menikmati pemandangan gunung dan tebing-tebing yang indah. Namun kita harus berhati-hati karena kanan kiri berupa jurang yang cukup curam. Sesekali kita juga akan mendengar kicauan burung-burung dan gemericiknya air. Di jalur ini kita bisa menempuhnya dengan santai sambil menikmati alam sekitar dan menghemat energi.
Jalur yang terakhir adalah kita harus melewati jalan yang sempit dengan tebing curam di samping kanannya, kemudian dilanjutkan dengan menembus tebing yang diselimuti oleh tumbuhan yang lebat.  Jarak tempuh untuk sampai ke Sumber Pitu masih sekitar 2,5 km. Pada jalur ini kita harus benar hati-hati karena memang kondisi jalan yang sangat licin dan menurun. Disini juga banyak tanaman berduri sehingga badan bisa terluka karenanya jika kita tidak berhati-hati dan waspada.

Jika kita sudah dekat dengan Sumber Pitu akan ditandai dengan adanya suara air yang cukup deras, udara dingin, lembab dan tumbuhan disekitar yang basah. Setelah itu kita akan disambut dengan air terjun yang cukup besar. Di jalur paling akhir kita harus melewati medan cukup berat dengan memanjat tebing dengan kemiringan skitar 45 derajat. Kondisi tebing ditumbuhi oleh tanaman-tanaman merambat dan setelah itu baru kita akan sampai.

Sumber Pitu sendiri sebenarnya berada di kawasan hutan lindung dan mempunyai 14 coban yang jaraknya saling berdekatan. Disini juga terdapat satu aliran coban lainnya yang letaknya berada di bagian bawah dan dinamai Coban Tunggal yang mempunyai aliran yang deras dan besar. Di lokasi ini kita bisa menikmati pemandangan coban dan mengabadikan diri dengan foto-foto.


Nah bagi Anda yang sedang berpergian ke Malang, jangan melewatkan air terjun yang satu ini.





*dikutip dari sumber-sumber



Baca selengkapnya

Bukit Pergasingan Sisi Lain Desa Sembalun

Bukit Pergasingan Desa Sembalun kini telah menjadi bahan perbincangan yang ramai dikalangan para wisatawan dan para pecinta travelling. Bukit Pergasingan adalah sebuah bukit yang menjulang tinggi di samping Gunung Rinjani dan terletak juga di Desa Sembalun bagian Utara tak jauh dari Aikmel dan masih wilayah Lombok Timur. Bukit Pergasingan mempunyai pemandangan yang sangat indah dengan menampilkan keindahan dan kemegahan Gunung Rinjani secara dekat. Saat pagi hari kita juga bisa menikmati view matahari terbit dari sini. Tak hanya itu, disini kita juga bisa melihat pemandangan persawahan yang unik dan warna-warni di Sembalun.


Bukit Pergasingan memang awalnya masih belum banyak dikenal, tapi kini telah menjadi tujuan oleh para traveler yang berkunjung ke Bumi Rinjani. Bukit ini memiliki ketinggian 1.670 mdpl. Pergasingan sendiri diambil dari kata "Gasing" yang mana sejarahnya dulu bukit ini sering digunakan untuk pertandingan permainan Gasing oleh penduduk Desa Sembalun.

Bukit ini dapat didaki dari Sembalun dengan waktu pendakian normal 2 jam sampai puncak. Bukit Pergasingan ini bisa dijadikan tempat latihan kita sebelum mendaki Gunung Rinjani, bahkan sekarang bukit ini telah dimanfaatkan sebagai start extreme sport bagi pelaku olahraga paralayang, sepeda gunung dll. Disini juga adalah tempat surganya para photographer karena pemandangan dari bukit ini sungguh indah seperti lukisan.



Sebagian besar pengunjung yang datang ke Bukit Pergasingan adalah mereka para pelajar, mahasiswa dan para pecinta alam yang memanfaatkan akhir pekan. Di sini kita juga bisa menemukan banyak jenis flora dan fauna, jadi bagi para pecinta alam dan pendaki gunung yang mendaki Gunung Rinjani, jangan lupa sempatkan diri berkunjung dan berkemah di Bukit Pergasingan Sembalun.

Tak diragukan lagi bahwa Pulau Lombok merupakan surganya wisata. Dengan destinasi yang komplit mulai dari keberagaman wisata alam baik itu pantai, gunung, bukit, adat serta wisata kuliner. Bagi semua wisatawan jangan lupa untuk berkunjung ke Pulau Lombok.

Baca selengkapnya

Wednesday 25 March 2015

Waspada Bahaya Babi Hutan di Gunung

Babi Hutan ? Babi hutan adalah salah satu jenis spesies hewan yang ada di Indonesia. Nama babi hutan sendiri disematkan karena merupakan spesies babi liar yang hidup di hutan. Populasi babi hutan di Indonesia masih sangatlah banyak mengingat Indonesia mmpunyai habitat yang baik untuk babi hutan. 
Babi hutan masih banyak kita temukan di wilayah pegunungan di Indonesia sewaktu kita mendaki gunung. Mereka biasanya berada di gunung yang mempunyai hutan masih lebat. Babi hutan sebenarnya malah jarang menampakkan dirinya di depan para pendaki karena mereka akan merasa terganggu jika pendaki gunung datang menghampirinya.


Ketika kita mendaki, kita juga sering menemukan kotoran babi hutan di sepanjang jalur pendakian. Itu menandakan bahwa mereka juga sering melewati jalur pendakian untuk mencari makanan. Terkadang memang sering pendaki melihat babi hutan melintas sekilas atau sedang berkeliaran. Ketika mulai merasakan kehadiran pendaki babi hutan akan langsung lari menuju hutan atau semak-semak yang lebat. 

Saat berada di gunung kita perlu waspada dan berhati-hati, karena meskipun kabarnya babi hutan tidak akan mengganggu atau menyerang manusia, bisa saja sewaktu-waktu hal itu terjadi. Karena sudah banyak kasus yang terjadi pada para pendaki gunung di Indonesia. Ada beberapa kasus yang mengatakan babi hutan masuk dan menerjang tenda para pendaki.

Dari kasus yang terbaru terjadi di Gunung Sumbing dan Sindoro baru-baru ini. Babi hutan menerobos dan menerjang tenda, hingga menyebabkan pendaki di dalamnya terluka. Tendapun hancur dan porak poranda. Di Gunung Sindoro pun sangat sering terjadi hal seperti itu. Kebanyakan babi hutan terdapat di pos 2 dan pos 3. Namun semua itu bukanlah alasan untuk tidak mendaki gunung lagi, melainkan seharunya kita jadikan pelajaran dan pengalaman berharga.


Alam tetaplah alam, kadang akan bersahabat dengan kita, tapi terkadang juga akan menjadi sesuatu yang membahayakan diri kita jika kita tak waspada dan menyepelekannya. Tetaplah berhati-hati dan selalu waspada dimanapun kita berada, karena apapun bisa terjadi kapan saja tanpa kita sadari.
Teruslah mencintai dan melestarikan alam ini, karena bukan tidak mungkin sesuatu hal buruk terjadi pada kita karena mereka marah dan melampiaskannya pada kita akibat habitat atau lingkungannya tidak kita jaga dan malah kita rusak. 

Dengan berbuat baik tentunya sesuatu yang baik akan datang pada kita :D

Baca selengkapnya

Hewan yang Masih Sering Dijumpai di Gunung

Hewan-hewan yang masih sering kita jumpai di Gunung !

Indonesia adalah negara dengan begitu banyak hutan-hutan dan pegunungan, dan itu merupakan surga bagi banyak hewan-hewan liar. Sangat banyak spesies hewan yang ada di Indonesia ini. Bagi Anda yang suka mendaki gunung, tentu saja tak jarang ketika mendaki sering menemui atau melihat beberapa hewan yang berkeliaran. 

Memang ada beberapa jenis hewan yang tidak berbahaya dan mengganggu kita, tapi juga ada sebagian jenis hewan yang akan sangat mengganggu atau bahkan berbahaya bagi kita para pendaki. 

Berdasarkan pengalaman saya dan beberapa pendaki lainnya yang suka mendaki gunung, adapun beberapa spesies hewan yang sering ditemui yaitu :


1. Monyet


Beberapa gunung di Indonesia masih memiliki hutan yang cukup lebat dan itu menjadi habitat dari hewan ini. Mereka biasanya terdapat di daerah yang tidak terlalu tinggi karena hutan di daerah yang tinggi biasanya tidak selebat hutan di kawasan lereng gunung, sehingga mereka sulit ditemui disana. 

Monyet biasanya hidup bergelantungan di hutan atau pohon-pohon yang lebat dan tidak pernah malu untuk menunjukkan keberadaannya pada para pendaki. Bahkan sering kali mereka justru menghampiri para pendaki dan meminta makanan. Jika pendaki meninggalkan makanan di depan tenda, mereka juga tidak akan segan-segan untuk mengambilnya. 

Monyet biasanya hidup berkelompok sehingga sangat jarang kita menemukan monyet sendirian. Gunung-gunung yang masih banyak terdapat monyet yakni seperti Gunung Rinjani, Gunung Panderman, Gunung Merbabu dan beberapa gunung lainnya.

2. Babi Hutan




Babi hutan ? Populasi babi hutan di Indonesia masih cukup banyak, apalagi mereka banyak yang hidup di daerah pegunungan, jadi para pendaki sering kali menemukan atau melihatnya ketika mendaki gunung. Mereka biasanya berada di gunung yang mempunyai hutan masih lebat. Berbeda dengan monyet, babi hutan malah jarang menampakkan dirinya di depan para pendaki. Mereka merasa terganggu jika pendaki gunung datang menghampirinya.

Ketika kita mendaki, kita juga sering menemukan kotoran babi hutan di sepanjang jalur pendakian. Itu menandakan bahwa mereka juga sering melewati jalur pendakian untuk mencari makanan. Terkadang memang sering pendaki melihat babi hutan melintas sekilas atau sedang berkeliaran. Ketika mulai merasakan kehadiran pendaki babi hutan akan langsung lari menuju hutan atau semak-semak yang lebat. 

Di Indonesia babi hutan masih sering dijumpai di Gunung Argopuro, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

3. Pacet

Pacet ? Pacer adalah salah satu hewan yang sering mengganggu para pendaki gunung. Pacer biasanya hidup di daerah yang lembab dan berlumpur. Hutan tropis yang lembab adalah salah satu tempat populasi terbaik bagi pacet. Oleh karena itu kita sering menemui pacet ketika mendaki gunung. Biasanya ukuran pacet akan bertambah besar setelah menghisap darah. 
Gigitan pacet tidak begitu berbahaya, hanya saja kulit yang terkena gigitan akan terasa gatal dan dapat menyebabkan infeksi jika kebanyakan digaruk.


Pacet biasanya menggigit hewan yang berada di hutan. Berhubung pacet tidak bisa membedakan yang mana hewan dan yang mana manusia, maka banyak manusia yang akhirnya menjadi kobrna gigitan pacet. Pacet biasanya bergelantungan di ujung-ujung dedaunan dan rerumputan. Ketika bagian tubuh kita mengenai daun atau rumput tersebut, maka pacet tersebut otomatis melekat pada kulit kita.

4. Burung


Hewan yang satu ini adalah hewan yang paling sering dijumpai para pendaki sewaktu mendaki gunung. Banyak spesies burung yang hidup di gunung Indonesia. Kebanyakan yang sering dijumpai adalah burung jalak dan terkadang juga ada burung rajawali atau elang yang terlihat terbang. 

Dibeberapa gunung kita akan menjumpai burung dengan warna cokelat dan paruh kuning yang sering turun ke bawah untuk mencari makanan. Burung ini cukup berani karena biasanya tak segan-segan mendekat ke tenda atau ke pendaki. Burung ini banyak dijumpai di gunung-gunung Indonesia seperti di Gunung Semeru, Gunung Lawu dan beberapa gunung lainnya.


5. Tikus 

Hewan yang satu ini sudah pasti semua tahu. Tak hanya dirumah saja, tapi hewan ini juga ada di gunung. Biasanya sering kita jumpai di sekitar pos pendakian. Mereka berada disana untuk mencari makanan sisa perbekalan para pendaki. Tikus yang berada di gunung biasanya sangat berani. Mereka tidak takut untuk mendekat ke tenda para pendaki untuk mencari makan. 

Di Indonesia tikus sering kita jumpai ketika mendaki gunung seperti Gunung Argopuro tepatnya di kawasan Danau Taman Hidup dan Cisentor. Di pos pendakian lain juga banyak terdapat tikus, terutama di pos pendakian yang terdapat banyak sampah seperti di Jalur Cibodas Gunung Gede Pangrango dan di Ranu Kumbolo Gunung Semeru.


Dari artikel di atas, itulah beberapa hewan yang paling sering kita jumpai ketika mendaki gunung. Selain hewan-hewan di atas, masih banyak juga hewan yang lain yang bisa kita jumpai, tapi terkadang sulit ditemukan. Di gunung Indonesia juga masih banyak hewan-hewan buas seperti harimau. Hal itu dibuktikan dengan jejak-jejak yang sering ditemui para pendaki. Apalagi di gunung di Sumatera yang masih terdapat Harimau Sumatera. Tapi pendaki tidak usah khawatir karena kemungkinan bertemu dengan hewan buas seperti harimau sangatlah kecil, namun kita harus tetap berhati-hati dan selalu waspada akan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

Baca selengkapnya

Tuesday 24 March 2015

Keindahan Gunung Lemongan Lumajang

Gunung Lemongan atau Lamongan ? Tentu masih banyak yang belum tahu atau bahkan mungkin sama sekali belum pernah mendengarnya ? Gunung Lemongan adalah salah satu gunung yang terletak di Lumajang, tepatnya di Desa Papringan, Kecamatan Klakah. Gunung ini memiliki ketingian 1.617 mdpl.


Gunung ini mempunyai keunikan tersendiri yang jarang dimiliki gunung-gunung lainnya di Jawa. Kalau kita mendaki gunung ini sampai puncaknya ada pemandangan yang sangat menakjubkan. Di kejauhan kita dapat melihat pemandangan Gunung Semeru, selain itu kita juga bisa melihat danau-danau tektonik di kaki Gunung Lemongan ini. 

Sebenarnya terdapat tiga buah ranu (danau)  yang berada di lereng Gunung Lemongan yakni Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali. Ranu Pakis digunakan warga sekitar untuk membudidayakan ikan air tawar. Ranu Klakah adalah ranu yang berlatar belakang Gunung Klakah. Ranu Bedali merupakan ranu yang terdapat di daerah cekungan seolah-olah ranu ini berada di sebuah mangkuk besar.
Ketiga ranu ini membentuk segitiga sehingga biasanya disebut "Segitiga Ranu".
Dalam istilah vulkanologi dan geologi, danau tektonik dikenal sebagai "maar". Maar terjadi akibat letusan vulkanik yang berbentuk bundar dan berdinding terjal. Maar terbentuk oleh letusan freatik dan freatomagnetik dalam sekali masa giat.

Untuk menuju Gunung Lemongan, dari Surabaya kita naik bus, kemudian dari klakah pendaki memulai pendakian sampai ke puncak. Sebelumnya kita bisa mengisi persediaan air jika sampai di Desa Papringan. Umumnya perjalanan dari Klakah menuju Papringan memakan waktu sekitar 1 jam. Dari Papringan selanjutnya kita menuju rumah juru kunci Gunung Lemongan yaitu Mbah Citro sekitar 1 jam. Disini kita bisa beristirahat sebelum melanjutkan pendakian.

Setelah beristirahat kita melanjutkan perjalanan menuju Watu Gede dengan kondisi jalan cukup landai. Untuk sampai disini kita memerlukan waktu sekitar 1 jam. Dari sini biasanya pendaki banyak yang melakukan pendakian tengah malam untuk mendapatkan sunrise di puncak. Setelah Watu Gede jalan mulai agak terjal, jadi kita perlu hati-hati. 
Setelah melewati tanjakan yang terjal kita akan sampai di hutan pakis, dan kemudian sampai di Alas Kobong. Dari sini medan masih berupa tanjakan yang cukup terjal. Dari sini menuju puncak hanya 50 meter saja. Di puncak kita bisa menikmati gunung-gunung yang ada di Jawa Timur seperti Semeru, Argopuro, Raung dan kompleks pegunungan Tengger.





Baca selengkapnya

Monday 23 March 2015

Sensasi Cave Tubing di Gua Pindul

Goa atau Gua Pindul ? Pernahkah Anda mendengarnya ? Sebuah sensasi dan kenikmatan yang berbeda akan Anda rasakan jika Anda mengunjungi wisata ini. Sungguh lain dari yang lain, itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan objek wisata yang satu ini.


Gua Pindul adalah sebuah objek wisata berupa gua yang terkenal karena cara menyusuri gua yang dilakukan dengan menaiki ban pelampung di atas aliran sungai bawah tanah di dalam gua ini. Sekilas memang seperti rafting atau arung jeram, tapi disini kita menggunakan ban dan sungai yang kita lalui adalah sungai bawah tanah di dalam gua. Istilah untuk kegiatan semacam rafting ini dikenal dengan "Cave Tubing".

Gua Pindul sendiri terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Jika Anda sedang pergi atau main ke Yogyakarta jangan lewatkan wisata yang satu ini, karena gak di semua daerah ada dan mungkin wisata ini yang paling populer.



Gua Pindul memiliki panjang sekitar 350 meter, lebar hingga 5 meter dan jarak permukaan air dengan atap gua 4 meter serta dengan kedalaman air sekitar 5-12 meter. Gua ini memiliki 3 zona yakni : zona terang, zona remang dan zona gelap dengan waktu tempuh untuk menyusurinya sekitar 45 menit.

Di tengah Gua ada sebuah ruangan yang agak besar dengan lubang di atasnya. Warga setempat menyebutnya "Sumur Terbalik". Sinar matahari dapat masuk di ruangan ini dan membuat suasana gua semakin indah dan menawan.

Saat Anda menyusuri Gua Pindul ini, Anda akan menemukan sebuah stalagtit yang sudah menyatu dengan stalagmit sehingga sekilas tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar 5 rentangan tangan orang dewasa.
Stalagtit ini merupakan yang terbesar di Gua Pindul dan menempati urutan ke 4 di dunia. Stalagtit putting yang masih aktif juga sudah menanti Anda dengan tetesan air yang konon bisa bikin cantik dan awet muda. Bagi laki-laki untuk menambah vitalitalitas juga ada stalagtit jantan.

Untuk menikmati wisata Gua Pindul ini Anda tidak perlu khawatir, karena untuk melakukan cave tubing peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, life vest dan head lamp yang sudah disediakan oleh pengelola. Anda hanya perlu membayar sebesar Rp. 35.000. 



Aliran sungainya sangatlah tenang dan segar. Waktu terbaik untuk cave tubing di sini adalah pagi hari sekitar jam 9 - 10 pagi. Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca cerah pada jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati celah di atap gua. Sangatlah eksotis melihat dinding-dinding gua dengan tambahan efek cahaya. 

Di Gua Pindul sendiri juga terdapat sebuah legenda yang dipercayai masyarakat sekitar, bahwa nama Gua Pindul dan gua-gua lain yang ada di Bejiharjo tak bisa dipisahkan dengan cerita pengembaraan Joko Singlulung yang mencari ayahnya. Kisahnya setelah menjelajahi hutan lebat, gunung dan sungai, Joko Singlulung memasuki sebuah gua yang ada di Bejiharjo. Pada saat masuk ke salah satu gua mendadak Singlulung terbentur batu sehingga gua tersebut dinamakan Gua Pindul yang berarti "Pipi Gebendut".


Oke teman-teman itulah sedikit artikel mengenai Gua Pindul, jangan lupa wisata ke sini jika sewaktu-waktu Anda pergi ke Yogyakarta khususnya ke Gunung Kidul.

Baca selengkapnya

Sunday 22 March 2015

Goa Cerme Keindahan Dinding Bawah Tanah yang Memukau

Goa Cerme ? Dimana ? Pernah berenang menyusuri goa dengan pemandangan stalagtit dan stalagmit yang eksotis? Itulah hal-hal istimewa yang patut Anda coba jika berkunjung ke Yogyakarta.



Wisata Goa Cerme terletak di Dusun Srunggo, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, atau 20 km arah selatan Yogyakarta. Wilayah Imogiri adalah wilayah yang masih cukup asri, makanya sangat ideal buat Anda para wisatawan yang ingin menikmati alam yang masih terjaga. Tak seperti di kota yang ketika liburan akan dipenuhi oleh banyak orang, sehingga kita tidak bisa menikmati. Lain dengan di sini, tempatnya sangat nyaman dan tenang, sehingga kita bisa sejenak melupakan kebisingan dan keramaian kota.

Kata "Cerme" artinya adalah ceramah atau sebuah pembicaraan. Pada awalnya memang dulu goa ini digunakan oleh Walisongo untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Jawa. Goa ini pula yang menjadi tempat para wali merancang bangunan masjid Demak.

Goa ini adalah goa terbesar di Imogiri dan berada diketinggian 500 mdpl. Untuk menuju ke Goa Cerme, pertama Anda harus menaiki sekitar 750 anak tangga. Panjang dari Goa Cerme sendiri adalah sekitar 1,5 km dan menembus dua wilayah, karena itu pintu masuk ada di Dusun Srunggo, sedangkan pintu keluarnya ada di daerah Ploso, Kabupaten Gunung Kidul.

Di dalam goa ini Anda bisa menikmati keindahan dinding-dinding goa yang dipenuhi dengan stalagtit dan stalagmit. Untuk dapat menikmatinya Anda harus rela berendam di air yang kedalamannya 0,5 - 1,5 meter, karena lantai goa bukanlah tanah atau batu, melainkan seperti sungai. Yang perlu Anda ketahui di dalam goa juga terdapat banyak sarang kelelawar dan keadaan di dalam goa sangat gelap, jadi Anda harus lebih berhati-hati saat menyusurinya. Tapi tenang saja disini Anda juga bisa menyewa jasa pemandu untuk menemani perjalanan Anda menyusuri goa, jadi tak usah terlalu khawatir.


Di dalam Goa Cerme sendiri terdapat beberapa ruangan yakni Panggung Pertemuan, Air Zamzam, Mustoko, Air Suci, Watu Kaji, Pelungguhan, Kraton, Watu Gantung. 

Pengunjung yang ingin merasakan sensasi berpetualang di dalam di dalam Goa Cerme sebaiknya menyiapkan alat penerangan dan membawa pakaian ganti. Jangan lupa juga untuk membawa kantong plastik untuk membungkus barang elektronik supaya tidak basah terkena air. Selanjutnya Anda bisa menikmati liburan Anda menyusuri goa dengan tenang.

Jangan lupa mampir kesini saat Anda berpergian ke Yogyakarta!!


Baca selengkapnya