Sunday 17 September 2017

Tentang Sore Hari Ini

Sudah tramat gelap, namun kamu tak kunjung terlihat
Ku titipkan pesan terhadap malam, 
bahwa ia tak lagi menakutkan semenjak ada kamu



Inikah rindu?
Rasanya menyesakkan dada,
Apakah rinduku dan rindumu memang tak bisa menemui titik temu?

Jangan biarkan aku terlalu asyik dengan duniaku sendiri,
karena itu akan membuatku mudah melupakanmu

Jangan membuatku terus mengejarmu,
Itu dapat membuatku bosan dan lelah
karena aku juga butuh diperlakukan
tak hanya memperlakukan
meskipun kadang aku juga tak suka terus diperlakukan 

Kamu yang belum terlalu mengenalku,
Jika kamu hanya membuatku terjatuh saja,
maka itu tak cukup
karena aku sudah pandai caranya bangkit
aku sudah tau caranya bangun
jika kamu tak mengikatku dengan kuat
tak memegangku dengan erat
maka sama saja kamu melepaskanku pergi begitu saja

bukan hanya berarti aku akan jatuh,
justru inilah yang membuatku merasa terbang
mengikuti alir-alir kehidupan tanpa beban
seperti layang-layang yang kini mulai menghiasi langit soreku
kamu tampak lebih manis dari biasanya
dipenuhi oleh tawa-tawa mereka
menggantung-gantung ditepian cakrawala
sadarkah bawa senyum dan harapan mereka selalu melintasimu
namun juga ada yang tertahan ditempatmu

kamu bisa membaca setiap harapan orang-orang
tapi apakah kamu tidak melihat ada satu layang-layang
yang beda dari yang lainnya
bahwa ada satu layang-layang yang ingin selalu bertahan untuk terbang
ada satu harapan yang terus ingin bersamamu
yang rela menggantung dan tertahan di tempatmu
yakni aku..

aku seperti layang-layang itu
layang-layang kecil dari seorang anak penuh kesederhanaan
diterbangkan dengan penuh harapan dan keceriaan
tetap ingin tertahan di langit 
terbawa angin kesana kemari tanpa pernah merasa lelah dan bosan
menghiasi hari-hari mu
apalagi soremu
disaat kamu mulai meninggalkanku,
tapi aku masih bertahan dan menunggu esoknya lagi
hingga pada musimya 
kau akan sulit ku temui
hadirmu tertutupi oleh awan gelap 
disertai riuh menggelegar
suara tangisan dari harapan
hingga akhirnya harapan-harapan itu berjatuhan
karena terlalu memaksa dan tak sampai pada tujuan
tapi kemudian Tuhan memberikan pelangi untuk menghibur mereka
tapi tak cukup untuk menghiburku
yang terus menunggumu muncul lagi di atap-atap langit soreku


Apakah aku terlihat lelah?
kurasa nampaknya tidak,
aku tidak akan lelah untuk sekedar menunggu
meskipun terkadang yang kutunggu juga tak jelas
Aku hanya bosan dengan rasa yang sama yang kurasa setiap harinya
Melakukan sesuatu yang monoton termasuk mencintaimu

apakah tak ada kerjaan lain selain mencintaimu dengan cara tak biasa?
memikirkanmu dengan cara yang tak seharusnya,
dan melakukan sesuatu diluar batasnya
aku tak suka melakukan sesuatu di luar nalar
mencintaimu diluar kendali
hingga ku seperti tak punya kehidupan lagi 

saat ini aku hanya bisa mencintaimu dalam diam
menyayangimu dalam keheningan
dan mengagumimu dari kejauhan

aku tak ingin terbawa rasa yang menggebu,
terjebak dalam suasana yang nyaman
membuatku terlalu cepat menyimpulkan akan rasa
sampai akhirnya aku tersesat pada jalan yang salah

biarkan jarak membubuhi rindu
membuatnya kian terasa sesaknya
sampai pada akhirnya tertuah pecah
dalam haru tawa kebersamaan
atau malah sedu tangis kekecewaan

aku harap kamu bisa melihatku dari sisi berbeda
menilaiku dari sisi yang tak terlihat saja

dan aku ingin kamu percaya
bahwa aku akan setia
bertahan melewati masa
dengan hanya satu rasa
untuk mu...senja

sekali lagi percayalah
bahwa aku akan tetap menyukai langit sore
meskipun nanti menenggelamkanku
bersama gelap dan pekat
hingga semua tak terlihat 

jangan pernah berpikir akan ada yang lain,
selama aku sudah memilihmu
dan selama kamu tetap pada rasamu
tetap pada jalan yang sama yang kita tempuh berdua

hanya ada satu langit di tengah jutaan ribu layang-layang
hanya ada satu tempat di antara beribu-ribu harapan tertahan
tapi percayalah hanya ada satu cinta pada satu tempat yang bernama kalbu
cinta untukmu gadis berambut panjang
dengan banyak senyum tertahan
dan tatap sayu penuh rasa malu dan kerinduan

semoga ada kelanjutan
cerita tentang aku dan kamu langit sore
yang kusebut Senja..






Baca selengkapnya

Sunday 10 September 2017

Kepada Senja

Apa kabar Senja?
Apakah kamu masih jingga?
Setelah sekian lama kau tak lagi nampak di pembatas cakrawala

Diantara rimbunnya rindu,
ku cari sisa hangatmu,
meski itu terasa hambar dan semu

Aku selalu menantimu hingga langit tak terlihat biru
Merindumu di ujung bumi, terdiam, termenung dan terpaku
Masih tetap sama dibalik jendela itu
Menelusuk jauh
Bertanya, apakah kamu masih ada disana menantiku..


Aku tak peduli seberapa cepat kamu pergi..
yang terpenting kamu selalu hadir setiap hari di ujung langit sore itu.
Menghiasi langit-langitku,
Menenggelamkan kisah-kisah yang telah lalu, 
Menggantinya dengan kisah hari ini bersamamu 
Meskipun hanya sebatas pertemuan singkat dengan penuh rasa malu

Senja..
Sampai kapanpun aku takkan bisa menyentuhmu
Bila terbang saja aku sudah tak mampu
Apalagi sejak engkau mematahkan sayap-sayapku
Bersama dengan rindu yang semakin menggebu
Bersama dengan harapan-harapan yang mulai ragu

Akan hadirnya senyumanmu
Yang semakin tak kunjung jelas
Di sisa-sisa langit malam itu.


Mulutku seakan membisu
Senyap ketika melihatmu
Sudah tak ada kata lagi yang bisa kuucap
untuk melukiskan perasaanku
Terlebih lagi saat kau panggil namaku
Saat ku berjalan membelakangimu

Kini aku telah berada di tengah persimpangan jalan
Antara harus maju ataukah kembali

Mungkin aku terlalu masuk kedalam ruang hatimu,
Sampai aku tak tau caranya keluar lagi
Aku sudah terjebak dalam cintamu
Dalam bayang-bayang khayal yang membelenggu
Dengan sajak-sajak tanpa irama namun memabukkan

Dan aku masih ingin tau siapakah Senja yang kamu maksud itu..
Apakah dia ada di dekatku?
Apakah aku mengenalnya?
Apakah dia itu adalah tambatan hatimu?
Pertanyaan ini yang selalu memenuhi isi kepalaku
Maaf karena mungkin terlalu mencampuri urusanmu

Aku selalu iri pada langit sore yang kau tempati
Pada bumi yang setiap hari kau sinari
Aku iri pada air laut yang bisa menangkap sinarmu
Membiaskan keindahanmu 
Tuk menjelaskan betapa semua orang menantikanmu
Termasuk aku 
Yang tiada henti merindukanmu
Tiada henti menunggu kabar balasan darimu
Tapi nampaknya kamu masih bisu
Bahkan untuk bilang tidak

Kau rebut pagiku,
Dimana seharusnya ku dapat kehangatan dari sisa pelukmu,
Tapi harus ku awali dengan rindu yang belum berbalas sejak malam kelabu

Kau rebut soreku,
Dimana seharusnya kunikmati bait terakhir dalam perjalanan hidup hari ini,
Tapi kamu menitipkan rindu lagi dengan perpisahan yang tak kusukai
Disaat dimana rinduku sedang memuncak-muncaknya

Kau rebut malamku,
Dimana seharusnya aku bisa tertidur lelap melupakan bayang-bayangmu,
namun kau justru hadir menghiasi mimpi-mimpi ku
Memenuhi segala hariku
Hingga aku sudah tak punya ruang sembunyi
Karena hadirmu selalu menemukanku


Aku menunggu di pagi, di sore dan di malam yang ku benci
Aku menunggumu ribuan sore hingga kau terus datang kembali
Lalu pergi tanpa pernah permisi
Menyisakan ingatan yang membekas di hati 

Pikirku gelisah menantimu setiap hari
Menantikan kabar darimu
Namun kau selalu malu
Tuk menunjukkan diri dari balik awan
Diam tanpa ada jawaban


Dan malam hari semakin menenggelamkan rinduku yang jatuh bersama kabut
serta menghilangkan rasa khayal yang belum bisa aku rindukan.
Aku ingin membenamkannya bersama tenggelamnya dirimu,
Ketika langit mulai menghitam
Dan sinarmu mulai padam

Sampai kapan rinduku tertahan?
Karena aku sudah tak kuat lagi menjadi tumpuhan
Terlebih lagi jika tak ada ujungnya
Bukankah rindu itu sama seperti sepasang sepatu yang punya pasangannya,
Meskipun terpisah tapi selalu jalan bersama
Beriringan tanpa pernah meninggalkan

Jika rindu ini masih tidak ada balasnya
Biarkanlah memudar secara perlahan
Hingga benar-benar bisa terlupakan
Atau bahkan tak bisa tertahankan.

Andai ku bisa memintamu untuk bertahan
Ku mohon jangan pernah pergi meninggalkan
Daratan yang kosong hampa tak berkehidupan
Ruang gelap yang perlu sinar terangmu
Dingin yang perlu hangat dekapmu
Dan aku yang butuh hadirmu
Sampai kapanpun, kamu adalah senja terbaik di langit soreku



Aku merindumu Senja,
tramat sangat merindukanmu,

 "Dari aku seorang pemuja senja 
yang sudah terlanjur jatuh menyayangimu"





Baca selengkapnya