Saturday 11 April 2015

Gunung Tambora dan Kedahsyatannya

Gunung Tambora adalah sebuah gunung yang bertipe stratovolcano aktif yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Banyak yang belum terlalu banyak mengenal Gunung Tambora karena mungkin kalah populer dibandingkan gunung-gunung lain yang ada di Indonesia. Gunung Tambora terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima.


Konon Gunung Tambora memiliki ketinggian lebih dari 4.300 mdpl, namun karena letusan hebat yang terjadi pada bulan April 1815 menyebabkan Puncak Tambora hilang dan terbentuklah kawah yang sangat luas serta ketinggiannya pun berubah menjadi 2.850 mdpl. Dampak dari letusan ini tidak hanya mengakibatkan ketinggian Tambora berkurang, tapi juga menyebabkan korban jiwa yang begitu besar. Hampir sepuluh ribu korban jiwa yang disebabkan oleh letusan ini. Bisa bayangkan sendiri bagaimana dahsyatnya letusan Gunung Tambora sampai dari ketinggian lebih dari 4.000 mdpl menjadi hanya 2.850 mdpl serta menimbulkan korban jiwa sebanyak itu.


Pada tanggal 11 April 2015 yang baru saja berlangsung diperingati 2 abad meletusnya Gunung Tambora. Presiden Joko Widodo menghadiri peringatan tersebut sekaligus meresmikan Taman Nasional Gunung Tambora. Semua masyarakat mengenang letusan yang terjadi 2 abad silam.

Efek dari letusan itu juga menghasilkan kawah yang begitu besar dan terkenal dengan The Greatest Crater in Indonesia (Kawah Terbesar di Indonesia). Tak hanya itu, letusannya juga dikenal dengan The Largest Volcanic Eruption in History yakni letusan terdahsyat di dunia. 

Gunung Tambora memiliki sejuta keindahan dan fenomena alam, tak hanya kawah tapi juga kita bisa melihat keindahan padang pasir luas di sepanjang bibir kawah yang ditumbuhi bunga Edelweiss kerdil sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter. Selain itu juga keindahan batuan-batuan berlapis dan pada bagian atasnya datar seperti meja menjadikan fenomena alam yang menakjubkan. Ada pula lapisan batuan sepanjang tebing kawah yang berlapis-lapis.

Yang tidak bisa dilewatkan adalah bisa menikmati Puncak Tambora dengan pemandangan kawah, lautan, Pulau Satonda, padang pasir yang luas dan indah. Oleh karena itu Gunung Tambora termasuk salah satu gunung yang indah di Indonesia, tentunya dengan fenomena alam yang menakjubkan.



Akses Pendakian Gunung Tambora

Pendakian Gunung Tambora dimulai dari sebuah desa bernama Desa Pancasia. Jalur ini merupakan jalur yang paling umum dilalui oleh para pendaki. Desa Pancasila merupakan desa terakhir di kaki Gunung Tambora yang dapat dicapai dengan menggunakan angkutan sejenis bus. Untuk menuju ke Desa Pancasila kita dapat naik bus dari Dompu dengan perjalanan sekitar 5 jam.
Sepanjang perjalanan akan terlihat peternakan dan padang rumput yang sangat luas dengan kerbau yang hidup secara liar. Kerbau tersebut hidup dan berkembang baik secara alami tanpa perawatan khusus dari pemilik lahan. Kondisi alam yang berupa padang rumput sangatlah mendukung untuk proses berkembangnya kerbau di daerah ini.
Industri lain yang berkembang disini adalah industri rotan dan kayu. Selain itu juga terdapat banyak perkebunan kopi, coklat dan jambu mete (jambu monyet).

Jalur Pendakian Gunung Tambora

Dari Desa Pancasila perjalanan dimulai menuju Desa Tambora yang merupakan desa tertinggi dan berada di atas perkebunan kopi. Dari Desa Tambora terdapat jalur pipa yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk sekitar. Jalur ini akan membawa pendaki menuju mata air yang berada di Pos 1. 
Perjalanan menuju Pos 1 darisini memakan waktu sekitar 2,5 jam. Di Pos 1 terdapat sumber air berupa sumur kecil yang airnya mengalir deras. Disini juga terdapat sebuah shelter yang bisa dipakai pendaki untuk beristirahat.

Dari Pos 1 perjalanan dilanjutkan menuju Pos 2 dengan waktu sekitar 2,5 jam. Disini medan masih relatif landai berupa hutan tropis yang vegetasinya sangat rapat sehingga jarang sekali kita dapat merasakan sinar matahari secara langsung. 
Di Pos 2 terdapat sungai kecil yang airnya jernih dan mengalir terus sepanjang musim. Pos ini berada di ketinggian 1.300 mdpl. Di Pos 2 ini juga terdapat beberapa tempat yang datar yang cukup digunakan untuk mendirikan sekitar 4-5 tenda dan ada sebuah shelter beratap seng yang biasa dipakai oleh para pemburu.
Karena lembabnya kondisi di Pos 2 maka banyak kita temui lintah atau pacet. Sebaiknya para pendaki sedikit waspada akan keberadaan hewan tersebut, karena jika sampai menempel dikulit maka akan menghisap darah kita.

Setelah melewati Pos 2 perjalanan dilanjutkan menuju Pos 3 dengan jalur pendakian didominasi tanjakan-tanjakan yang cukup tajam dan terjal. Medannya masih berupa hutan tropis dengan waktu tempuh sekitar 2 jam untuk sampai Pos 3. 
Sampai Pos 3 kita akan menemukan vegetasi yang lebih terbuka dan mulai banyak tumbuh pohon cemara gunung dan ilalang. Di Pos 3 ada shelter dari kayu beratap seng dan juga ada sumber air, akan tetapi lokasinya cukup jauh. Untuk menemukan sumber air pendaki harus turun ke kanan sekitar 15 menit untuk mencapai sumber air. Lokasi di Pos 3 ini cukup luas dan bisa digunakan untuk mendirikan 3-4 tenda.


Dari Pos 3 perjalanan dilanjutkan menuju Pos 4 dengan ketinggian 1.850 mdpl. Diperlukan waktu sekitar 2 jam dari Pos 3 dengan jalur pendakian tidak terlalu menanjak tetapi kita harus berhati-hati karena di sepanjang jalan banyak ditemui tumbuhan jelatang atau pohon jancukan/api-api/rengas. Jika terkena pohon itu maka akan terasa panas dan gatal-gatal.Pohon jancukan atau jelatang ini memiliki daun yang berduri halus di permukaan daunnya. 



1 jam dari pos 4 terdapat sumber air yang dinamai Sori Kalate yang menurut bahasa setempat berarti air sungai berbatu. Sumber air ini berupa genangan air di sungai yang kering dan kualitasnya kurang bagus. Sori Kalate berada di ketinggian 2.050 mdpl.

Sekitar 15 menit dari sumber air Sori Kalate kita akan sampai di Pos 5 yang merupakan pos terakhir sebelum puncak. Disini vegetasi didominasi oleh cemara gunung dan dari sini mulai terlihat Puncak Gunung Tambora dengan jelas. 
Untuk mendapatkan pemandangan yang lebih luas kita bisa membuka tenda dan beristirahat di atas Pos 5, kira-kira 1 jam dari Pos 5. Di situ ada tempat datar yang hanya cukup untuk 2 tenda. Dari tempat ini bisa terlihat puncak Gunung Rinjani dari kejauhan dan pendaki bisa menikmati pemandangan sunset yang luar biasa indahnya.

Summit Attack

Dari tempat camp terakhir diperlkan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai Puncak Gunung Tambora. Selepas batas vegetasi jalur semakin menanjak dan dipenuhi dengan pasir dan bebatuan. 
Mendekati bibir kawah kita akan menemui dataran yang sangat luas mirip padang pasir dengan butiran pasir yang halus yang sangat menyiksa jika masuk ke dalam mata. Oleh karena itu wajib bagi pendaki untuk memakai kacamata jika mendaki ke puncak. 
Selama perjalanan dari bibir kawah kita akan menemui banyak bunga edelweiss.

Puncak Tambora dengan ketinggian 2.850 mdpl ditandai dengan pondasi beton dan tiang bendera. Dari puncak kita bisa menikmati keindahan kawah dari Gunung Tambora yang membentang luas. Sungguh ini adalah pemandangan alam yang tidak ternilai harganya.



Bagikan

Jangan lewatkan

Gunung Tambora dan Kedahsyatannya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

1 comments:

Tulis comments
avatar
28 October 2015 at 08:05

Amiin.. Indonesia nggak ada matinya urusan wisata

Reply