Thursday, 22 January 2015

Fenomena Embun Beracun di Gunung

Embun Upas atau Embun Beracun 


Istilah embun racun atau upas sendiri dikarenakan embun ini dapat merusak tanaman pertanian sehingga warga menyebutnya embun upas (seperti bisa ular). 


Apa itu embun upas?
Embun Upas adalah embun yang muncul di pagi hari dan muncul seperti embun biasa namun berbentuk es atau membeku. Pada malam hari uap air di udara akan mengalami kondensasi dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput.
Air embun yang menempel di pucuk daun atau rumput akan segera membeku. Hal ini disebabkan karena suhu udara yang sangat dingin dan mencapai minus nol derajat.
Saat pagi hari embun yang terbentuk dari uap air akan turun dari tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah dan akan menempel dan mengembun lalu membeku di pucuk dedaunan atau rerumputan.

Kenapa bisa merusak tanaman?
Pada umunya tanaman pertanian merupakan tanaman semak yang tidak terlalu tinggi. Perlu diingat kembali bahwa suhu udara di pagi hari sedang dalam proses transforamasi. Suhu yang berada dekat di permukaan bumi pasti akan lebih dingin dibanding suhu yang berada di udara. Dalam kondisi seperti itu embun yang menempel di dedaunan atau rerumputan akan membuat kacau sistem fisiologis tanaman. Sel-sel tanaman yang tertempel embun beku tidak dapat melakukan fisiologisnya. Regulasi akan terganggu karena cairan sel membeku. Proses fotosintesis pun akan terhambat dan dampaknya setelah embun mencair, tanaman menjadi layu dan mengalamu kematian. Apalagi jika embun beku ini dapat bertahan berjam-jam, dapat dipastikan seluruh tanaman pertanian akan mengalami kematian.

Embun upas sendiri banyak terjadi di gunug-gunung di Indonesia yang mempunyai suhu sangat dingin. Oleh karena itu tips untuk para pendaki ketika naik ke puncak gunung harus menyiapkan perbekalan dan perlengkapan standar mendaki gunung, seperti jaket dan pakaian yang layak untuk menahan suhu dingin dan basah.

Bagikan

Jangan lewatkan

Fenomena Embun Beracun di Gunung
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.