Jalur Pendakian Gunung Raung (Puncak Sejati)
Gunung Raung merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, teparnya di Jawa Timur. Gunung Raung terletak di kawasan yang meliputi Bondowoso, Banyuwangi dan Jember. Gunung ini mempunyai puncak tertinggi dengan ketinggian 3.334 Mdpl. Gunung Raung menjadi salah satu gunung yang mempunyai karakteristik yang unik dengan jalur pendakian yang rumit dan masuk kedalam salah satu gunung dengan jalur pendakian tersulit di Indonesia.
Gunung Raung cukup terkenal dikalangan pendaki. Gunung ini memiliki kaldera yang berbentuk elips dengan tiga titik yang menyulitkan pendaki yaitu : puncak 17, puncak tusuk gigi dan puncak sejati.
Gunung Raung merupakan gunung berapi yang masih aktif dan masih selalu mengeluarkan asap bahkan sesekali menyemburkan api. Untuk mendaki gunung Raung dan sampai di Puncak Sejati pendaki disarankan untuk menggunakan peralatan safety panjat, karena dalam pendakian kita akan dihadapkan dengan jalan setapak berbatu dan kanan kiri jurang.
Gunung Raung berada dalam jajaran Pegunungan Ijen dan termasuk sebagai gunung berapi yang masih aktif bertipe stratovolcano, mempunyai kaldera di puncaknya yang berbentuk circular atau lingkaran. Kaldera gunung ini mempunyai dimensi luasan sekitar 750 m x 2,250 m dan masih selalu mengeluarkan semburan api.
Untuk mendaki Gunung raung sejatinya ada dua jalur yakni :
1. Jalur Pendakian Gunung Raung via Kalibaru (Puncak Sejati)
2. Jalur Pendakian Gunung Raung via Sumber Waringin (Puncak Bayangan)
Jalur Pendakian via Kalibaru
Pendakian Gunung Raung jalur Kalibaru merupakan pendakian dengan jalur terekstrim di Pulau Jawa, dimana diperlukan waktu pendakian normal selama 6 hari yang tentunya diperlukan fisik dan mental yang bagus serta peralatan khusus dan teknik pemanjatan untuk menggapai puncak sejatinya. Berikut ini adalah jalur pendakian yang akan kita tempuh untuk mencapai puncak.
Basecamp Rumah Pak Suto - Pos 1
Dimulai dari basecamp akan berjalan sejauh 5,5 km melewati perkebunan penduduk yang mayoritas adalah perkebunan kopi dan sekitar 2,5 jam kemudian akan tiba di Pos 1 ditandai dengan sebuah rumah bekas di tengah kebun kopi milik pak Sunaryo. Di sebelah kiri jalur Pos 1 ini ada jalur menuju sungai yang merupakan sumber air terakhir di jalur ini. Disini pendaki bisa mengisi persediaan air dimana setiap pendaki minim membawa 10 liter air. Apabila ingin mempersingkat waktu dan efektifitas tenaga maka untuk menuju Pos 1 dapat dilakukan dengan naik ojek dari basecamp dengan harga sekitar 10 rb- 15 rb perorang. Pos ini terletak pada ketinggian 980 mdpl.
Pos 1 - Pos 2
Dari Pos 1 kita berjalan melewati batas perkebunan dan hutan, kemudian dilanjutkan memasuki hutan yang lebar namun lebat dengan pepohonan dimana terdapat banyak semak berduri. Jalan yang ditempuh masih belum cukup banyak yang menanjak dan cenderung melipir menyisir hutan. Diperlukan waktu normal selama sekitar 4 jam untuk menempuh jarak dari Pos 1 menuju Pos 2, kira-kira sejauh 4 km. Pos 2 merupakan tempat camp yang paling luas selama nanti dipendakian. Pos 2 terletak di ketinggian 1431 mdpl.
Pos 2 - Pos 3
Dari Pos 2 menuju Pos 3 kita akan mulai melalui track yang menanjak mengikuti punggungan dan tidak lagi melipir. Track yang dilalui cukup sempit dimana di sebelah kirinya adalah jurang. Diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di pos 3. Pos 3 terletak di tengah persis jalur pendakian namun agak luas dan dapat mendirikan cukup untuk 2 tenda. Pos 3 mempunyai ketinggian sekitar 1656 mdpl.
Pos 3 - Pos 4
Melewati Pos 3 pendakian dimulai dengan jalan yang landai kemudian akan melewati turunan sebelum berpindah punggungan dan melalu jalan menanjak lagi yang cukup panjang. Setelah 2 jam kita akan tiba di pos 4. Di pos ini kita bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian, meskipun lahannya cukup sempit. Pos 4 ini mempunyai ketinggian 1855 mdpl.
Pos 4 - Pos 5
Pendakian pada tahap ini masih melewati punggungan namun track yang dilalui semakin terjal dan rapat dimana banyak terdapat pohon berduri. Disarankan kepada pendaki agar menggunakan pakaian lengan panjang. Bila turun hujan jalur ini akan menjadi sangat licin. Waktu yang diperlukan untuk sampai di pos 5 sekitar 50 menit. Pos 5 merupakan tempat yang tidak terlalu luas namun sedikit di bawah pos 5 juga terdapat tempat yang cukup luas untuk beristirahat. Biasanya di area pos 5 ini sering digunakan untuk tempat makan siang sebelum melanjutkan pendakian. Ketinggian pos 5 sendiri sekitar 2115 mdpl.
Pos 5 - Pos 6
Pendakian dilanjutkan dengan rute atau jalur yang semakin berat dimana jalurnya semakin terjal serta tipis dimana kanan kiri jurang. Untuk itu semua pendaki diharapkan untuk berhati-hati saat melintasi jalur ini. Jarak menuju pos 6 sendiri tidak terlalu panjang karena hanya dibutuhkan 30 menit saja untuk sampai. Di pos 6 ini terdapat area camp yang berundak-undak sebanyak 3 undakan dan dapat digunakan untuk tempat bermalam. Pos 6 memiliki ketinggian 2285 mdpl.
Pos 6 - Pos 7
Pendakian pada rute ini semakin berat dimana akan semakin mendekati puncak Gunung Wates yang tentunya tracknya semakin terjal dan jalur pendakiannya pun semakin terbuka dan udara dingin diiringi angin kencang dan kabut tipis. Setelah 45 menit kita akan tiba di pos 7 yang merupakan camp di area terbuka, Sebuah dataran yang cukup luas dan terbuka dapat mendirikan 3 tenda. Di pos 7 ini kita dapat melihat pemandangan negeri di atas awan yang sangat indah, dimana di depan terdapat puncak gunung wates, sebelah kiri dan kanan kita dapat melihat berjajar punggungan serta lembahan. Dari kejauhan juga mulai tampak puncak Gunung Raung yang berbentuk bebatuan. Apabila malam dan cerah pemandangan bintang-bintang akan sangat indah untuk kita nikmati. Di Pos 7 ini mulai terdapat bunga Edelweiss yang apabila mekar menjadi pemandangan indah untuk dilihat. Kondisi di pos 7 ini tanahnya rawan longsor dan juga udara dingin serta angin yang berhembus kencang dikarenakan areanya yang terbuka. Pos 7 sendiri berada di ketinggian 2541 mdpl.
Pos 7 - Pos 8
Perjalanan dari pos 7 ke pos 8 diawali dengan melewati punggungan terakhir menuju puncak gunung wates selama sekitar 45 menit. Sementara itu jalurnya cukup terjal dan rapt oleh pohon berduri. Dari puncak gunung Wates, pendakian dilanjutkan dengan melipir punggungan yang sangat tipis dengan bibir jurang yang sangat membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian. Setelah berjalan melipir punggungan, kita akan mulai melalui track menanjak dimana mulai terdapat vegetasi khas puncak gunung. Total waktu menuju pos 8 ini adalah sekitar 2 jam perjalanan normal. Pos 8 berada diketinggian 2876 mdpl.
Pos 8 - Pos 9
Ini adalah rute terakhir yang harus dilalui sebelum mencapai puncak gunung Raung. Pada rute ini jalurnya semakin terjal dan mulai banyak bunga edelweiss tumbuh. Vegetasinya pun semakin jarang, hanya pepohonan tua yang menjadi ciri khas sebelum puncak gunung. Setelah berjalan 1 jam barulah kita tiba di pos 9 yang merupakan camp terkahir yang dapat kita gunakan untuk beristirahat. Pos 9 merupakan batas vegetasi terkahir sebelum melewati bebatuan untuk mencapai puncak raung. Pos 9 terletak di ketinggian 3023 mdpl.
Pos 9 - Puncak Raung
Dari pos 9 yang merupakan batas vegetasi, selanjutnya kita berjalan selama 10 menit dan akan tiba di puncak semu gunung raung 3154 mdpl. Tak jarang puncak ini juga sering dinamakan puncak kalibaru. Di atas puncak inilah kita dapat menikmati kembali keindahan negeri ini, dimana dapat memandangi indahnya awan yang serasa begitu dekat dan sejajar dengan kita. Dari kejauhan juga tampak menjulang deretan punggungan gunung argopuro dan semeru. Sementara pada arah sebaliknya dapat memandangi lautan dan pulau Bali. Selain itu juga di depan kita telah nampak jalur menuju puncak sejati yang sangat menantang, dengan bebatuan dan kanan kiri terdapat jurang yang dalam. Ketika melewatinya akan cukup memacu adrenalin kita. Dan tidak kalah juga kita juga bisa memandangi keindahan puncak 17 yang berbentuk piramida yang seolah mengundang kita untuk segera mencapai puncaknya.
Puncak Raung - Puncak Sejati Gunung Raung
Inilah rute pendakian terkahir yang akan sangat menguji fisik dan nyali kita. Pendakian terekstrim di pulau Jawa dengan jalur yang mematikan. Dimulai dari puncak raung kita berjalan turun melipir bibir jurang lalu mengikuti sebuah jalan landai dan akan tiba di titik ekstrim yang pertama. Di titik ini kita harus melipir tebing bebatuan dimana sebelah kanan adalah jurang sedalam 50 meter. Untuk itulah di titik ekstrim pertama ini kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter. Di jalur telah terpasang 1 buah hanger, 1 buah bolt dan di titk anchornya terdapat pasak besi yang telah tertanam. Itu tadi bisa digunakan sebgai anchor utama. Setelah melewati titik ekstrim 1 kita terus berjalan menanjak menuju puncak 17 atau puncak piramida. Sampai di titik ekstrim 2 yaitu 10 meter sebelum puncak 17. Disini kembali harus membuat jalur pemanjatan dimana leader melakukan artificial climb selanjutnya setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang selanjutnya denagan teknik lumaring. Selanjutnya pendakian dilakukan dengan melipir menuruni bibir jurang yang tipis sekali. Disini merupakan titik esktrim ketiga yang harus kita lewati. Disini juga harus dipasangi pengaman bisa dengan menggunakan tali kernmantel ataupun dengan membentangkan webbing sejauh kurang lebih 10 meter. Selepas titik ekstrim ketiga ini kita terus berjalan agak landai menelusuri jalan setapak yang sangat tipis sekali dengan kanan kiri jurang sedalam 50 meter. Akhirnya tibalah kita di titik ekstrim keempat/terakhir dimana kita harus memasang jalur menuruni tebing 15 meter dan menggunakan teknik rappeling untuk mencapai ke bawah.
Sesampainya di bawah kita masih harus melanjutkan perjalanan agak menurun ke bawah dan kita akan sampai di sebuah lapang dan teduh yang biasanya digunakan untuk tempat beristirahat sebelum melalui tantangan terkahir yaitu mencapai puncak tusuk gigi dan puncak sejati.
Dari tempat beristirahat ini perjalanan dimulai kembali menanjak dengan tingkat kemiringan yang cukup terjal dimana jalur yang harus dilalui adalah batuan lepas dan berpasir yang apabila diinjak rawan sekali longsor. Untuk itulah diperlukan kehati-hatian dan menjaga jarak antar sesama pendaki selama melewati track ini agar apabila longsor tidak membahayakan pendaki di bawahnya.
Setelah mengakhiri tanjakan pada track bebatuan ini tibalah kita di puncak tusuk gigi yang terdapat banyak bebatuan besar. Setelah puncak tusuk gigi kita melipir ke belakang dan kemudian berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat yang menjadi tujuan akhir pendakian, ya itulah PUNCAK SEJATI Gunung Raung (3344 Mdpl) ditandai dengan sebuah trigulasi dan plang puncak sejati serta pemandangan kawah besar yang masih aktif yang setiap saat dapat mengeluarkan asap dan api.
Gunung Raung berada dalam jajaran Pegunungan Ijen dan termasuk sebagai gunung berapi yang masih aktif bertipe stratovolcano, mempunyai kaldera di puncaknya yang berbentuk circular atau lingkaran. Kaldera gunung ini mempunyai dimensi luasan sekitar 750 m x 2,250 m dan masih selalu mengeluarkan semburan api.
Untuk mendaki Gunung raung sejatinya ada dua jalur yakni :
1. Jalur Pendakian Gunung Raung via Kalibaru (Puncak Sejati)
2. Jalur Pendakian Gunung Raung via Sumber Waringin (Puncak Bayangan)
Jalur Pendakian via Kalibaru
Pendakian Gunung Raung jalur Kalibaru merupakan pendakian dengan jalur terekstrim di Pulau Jawa, dimana diperlukan waktu pendakian normal selama 6 hari yang tentunya diperlukan fisik dan mental yang bagus serta peralatan khusus dan teknik pemanjatan untuk menggapai puncak sejatinya. Berikut ini adalah jalur pendakian yang akan kita tempuh untuk mencapai puncak.
Basecamp Rumah Pak Suto - Pos 1
Dimulai dari basecamp akan berjalan sejauh 5,5 km melewati perkebunan penduduk yang mayoritas adalah perkebunan kopi dan sekitar 2,5 jam kemudian akan tiba di Pos 1 ditandai dengan sebuah rumah bekas di tengah kebun kopi milik pak Sunaryo. Di sebelah kiri jalur Pos 1 ini ada jalur menuju sungai yang merupakan sumber air terakhir di jalur ini. Disini pendaki bisa mengisi persediaan air dimana setiap pendaki minim membawa 10 liter air. Apabila ingin mempersingkat waktu dan efektifitas tenaga maka untuk menuju Pos 1 dapat dilakukan dengan naik ojek dari basecamp dengan harga sekitar 10 rb- 15 rb perorang. Pos ini terletak pada ketinggian 980 mdpl.
Pos 1 - Pos 2
Dari Pos 1 kita berjalan melewati batas perkebunan dan hutan, kemudian dilanjutkan memasuki hutan yang lebar namun lebat dengan pepohonan dimana terdapat banyak semak berduri. Jalan yang ditempuh masih belum cukup banyak yang menanjak dan cenderung melipir menyisir hutan. Diperlukan waktu normal selama sekitar 4 jam untuk menempuh jarak dari Pos 1 menuju Pos 2, kira-kira sejauh 4 km. Pos 2 merupakan tempat camp yang paling luas selama nanti dipendakian. Pos 2 terletak di ketinggian 1431 mdpl.
Pos 2 - Pos 3
Dari Pos 2 menuju Pos 3 kita akan mulai melalui track yang menanjak mengikuti punggungan dan tidak lagi melipir. Track yang dilalui cukup sempit dimana di sebelah kirinya adalah jurang. Diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di pos 3. Pos 3 terletak di tengah persis jalur pendakian namun agak luas dan dapat mendirikan cukup untuk 2 tenda. Pos 3 mempunyai ketinggian sekitar 1656 mdpl.
Pos 3 - Pos 4
Melewati Pos 3 pendakian dimulai dengan jalan yang landai kemudian akan melewati turunan sebelum berpindah punggungan dan melalu jalan menanjak lagi yang cukup panjang. Setelah 2 jam kita akan tiba di pos 4. Di pos ini kita bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian, meskipun lahannya cukup sempit. Pos 4 ini mempunyai ketinggian 1855 mdpl.
Pos 4 - Pos 5
Pendakian pada tahap ini masih melewati punggungan namun track yang dilalui semakin terjal dan rapat dimana banyak terdapat pohon berduri. Disarankan kepada pendaki agar menggunakan pakaian lengan panjang. Bila turun hujan jalur ini akan menjadi sangat licin. Waktu yang diperlukan untuk sampai di pos 5 sekitar 50 menit. Pos 5 merupakan tempat yang tidak terlalu luas namun sedikit di bawah pos 5 juga terdapat tempat yang cukup luas untuk beristirahat. Biasanya di area pos 5 ini sering digunakan untuk tempat makan siang sebelum melanjutkan pendakian. Ketinggian pos 5 sendiri sekitar 2115 mdpl.
Pos 5 - Pos 6
Pendakian dilanjutkan dengan rute atau jalur yang semakin berat dimana jalurnya semakin terjal serta tipis dimana kanan kiri jurang. Untuk itu semua pendaki diharapkan untuk berhati-hati saat melintasi jalur ini. Jarak menuju pos 6 sendiri tidak terlalu panjang karena hanya dibutuhkan 30 menit saja untuk sampai. Di pos 6 ini terdapat area camp yang berundak-undak sebanyak 3 undakan dan dapat digunakan untuk tempat bermalam. Pos 6 memiliki ketinggian 2285 mdpl.
Pos 6 - Pos 7
Pendakian pada rute ini semakin berat dimana akan semakin mendekati puncak Gunung Wates yang tentunya tracknya semakin terjal dan jalur pendakiannya pun semakin terbuka dan udara dingin diiringi angin kencang dan kabut tipis. Setelah 45 menit kita akan tiba di pos 7 yang merupakan camp di area terbuka, Sebuah dataran yang cukup luas dan terbuka dapat mendirikan 3 tenda. Di pos 7 ini kita dapat melihat pemandangan negeri di atas awan yang sangat indah, dimana di depan terdapat puncak gunung wates, sebelah kiri dan kanan kita dapat melihat berjajar punggungan serta lembahan. Dari kejauhan juga mulai tampak puncak Gunung Raung yang berbentuk bebatuan. Apabila malam dan cerah pemandangan bintang-bintang akan sangat indah untuk kita nikmati. Di Pos 7 ini mulai terdapat bunga Edelweiss yang apabila mekar menjadi pemandangan indah untuk dilihat. Kondisi di pos 7 ini tanahnya rawan longsor dan juga udara dingin serta angin yang berhembus kencang dikarenakan areanya yang terbuka. Pos 7 sendiri berada di ketinggian 2541 mdpl.
Pos 7 - Pos 8
Perjalanan dari pos 7 ke pos 8 diawali dengan melewati punggungan terakhir menuju puncak gunung wates selama sekitar 45 menit. Sementara itu jalurnya cukup terjal dan rapt oleh pohon berduri. Dari puncak gunung Wates, pendakian dilanjutkan dengan melipir punggungan yang sangat tipis dengan bibir jurang yang sangat membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian. Setelah berjalan melipir punggungan, kita akan mulai melalui track menanjak dimana mulai terdapat vegetasi khas puncak gunung. Total waktu menuju pos 8 ini adalah sekitar 2 jam perjalanan normal. Pos 8 berada diketinggian 2876 mdpl.
Pos 8 - Pos 9
Ini adalah rute terakhir yang harus dilalui sebelum mencapai puncak gunung Raung. Pada rute ini jalurnya semakin terjal dan mulai banyak bunga edelweiss tumbuh. Vegetasinya pun semakin jarang, hanya pepohonan tua yang menjadi ciri khas sebelum puncak gunung. Setelah berjalan 1 jam barulah kita tiba di pos 9 yang merupakan camp terkahir yang dapat kita gunakan untuk beristirahat. Pos 9 merupakan batas vegetasi terkahir sebelum melewati bebatuan untuk mencapai puncak raung. Pos 9 terletak di ketinggian 3023 mdpl.
Pos 9 - Puncak Raung
Dari pos 9 yang merupakan batas vegetasi, selanjutnya kita berjalan selama 10 menit dan akan tiba di puncak semu gunung raung 3154 mdpl. Tak jarang puncak ini juga sering dinamakan puncak kalibaru. Di atas puncak inilah kita dapat menikmati kembali keindahan negeri ini, dimana dapat memandangi indahnya awan yang serasa begitu dekat dan sejajar dengan kita. Dari kejauhan juga tampak menjulang deretan punggungan gunung argopuro dan semeru. Sementara pada arah sebaliknya dapat memandangi lautan dan pulau Bali. Selain itu juga di depan kita telah nampak jalur menuju puncak sejati yang sangat menantang, dengan bebatuan dan kanan kiri terdapat jurang yang dalam. Ketika melewatinya akan cukup memacu adrenalin kita. Dan tidak kalah juga kita juga bisa memandangi keindahan puncak 17 yang berbentuk piramida yang seolah mengundang kita untuk segera mencapai puncaknya.
Puncak Raung - Puncak Sejati Gunung Raung
Inilah rute pendakian terkahir yang akan sangat menguji fisik dan nyali kita. Pendakian terekstrim di pulau Jawa dengan jalur yang mematikan. Dimulai dari puncak raung kita berjalan turun melipir bibir jurang lalu mengikuti sebuah jalan landai dan akan tiba di titik ekstrim yang pertama. Di titik ini kita harus melipir tebing bebatuan dimana sebelah kanan adalah jurang sedalam 50 meter. Untuk itulah di titik ekstrim pertama ini kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter. Di jalur telah terpasang 1 buah hanger, 1 buah bolt dan di titk anchornya terdapat pasak besi yang telah tertanam. Itu tadi bisa digunakan sebgai anchor utama. Setelah melewati titik ekstrim 1 kita terus berjalan menanjak menuju puncak 17 atau puncak piramida. Sampai di titik ekstrim 2 yaitu 10 meter sebelum puncak 17. Disini kembali harus membuat jalur pemanjatan dimana leader melakukan artificial climb selanjutnya setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang selanjutnya denagan teknik lumaring. Selanjutnya pendakian dilakukan dengan melipir menuruni bibir jurang yang tipis sekali. Disini merupakan titik esktrim ketiga yang harus kita lewati. Disini juga harus dipasangi pengaman bisa dengan menggunakan tali kernmantel ataupun dengan membentangkan webbing sejauh kurang lebih 10 meter. Selepas titik ekstrim ketiga ini kita terus berjalan agak landai menelusuri jalan setapak yang sangat tipis sekali dengan kanan kiri jurang sedalam 50 meter. Akhirnya tibalah kita di titik ekstrim keempat/terakhir dimana kita harus memasang jalur menuruni tebing 15 meter dan menggunakan teknik rappeling untuk mencapai ke bawah.
Sesampainya di bawah kita masih harus melanjutkan perjalanan agak menurun ke bawah dan kita akan sampai di sebuah lapang dan teduh yang biasanya digunakan untuk tempat beristirahat sebelum melalui tantangan terkahir yaitu mencapai puncak tusuk gigi dan puncak sejati.
Dari tempat beristirahat ini perjalanan dimulai kembali menanjak dengan tingkat kemiringan yang cukup terjal dimana jalur yang harus dilalui adalah batuan lepas dan berpasir yang apabila diinjak rawan sekali longsor. Untuk itulah diperlukan kehati-hatian dan menjaga jarak antar sesama pendaki selama melewati track ini agar apabila longsor tidak membahayakan pendaki di bawahnya.
Setelah mengakhiri tanjakan pada track bebatuan ini tibalah kita di puncak tusuk gigi yang terdapat banyak bebatuan besar. Setelah puncak tusuk gigi kita melipir ke belakang dan kemudian berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat yang menjadi tujuan akhir pendakian, ya itulah PUNCAK SEJATI Gunung Raung (3344 Mdpl) ditandai dengan sebuah trigulasi dan plang puncak sejati serta pemandangan kawah besar yang masih aktif yang setiap saat dapat mengeluarkan asap dan api.
Bagikan
Menaklukkan Ekstrimnya Gunung Raung
4/
5
Oleh
explore1ndonesia
2 comments
Tulis commentsNice gan, jadi rindu sama gunung raung
Reply:)
Terimakasih gan, smoga bermanfaat.
Reply