Saturday 18 July 2015

Cinta Terindah Di Hadapan Tuhan Dan Semesta

Saat aku dan kamu menatap setapak tanah yang berliku, menanjak, menurun dan begitu berat untuk dilewati, tapi kita berdua tahu bahwa seberat apapun jalan itu kita dapat melaluinya bersama. Selama jemari kita tetap bertaut, menarik dan menjaga satu sama lain saat kita terperosok maupun tergelincir.

Kita berdua tahu perjalanan ini tidak akan mudah untuk dilalui, namun kita selalu percaya bahwa perjuangan ini layak untuk kita lakukan. Karena pada akhirnya setiap perjuangan yang kita lakukan akan berakhir manis dan berujung indah. Baik oleh hamparan Edelweis yang sedang bermekaran abadi ataupun lautan awan yang berarakan dengan gembira di bawah kaki kita.





Perjuangan hati ini akan terbayar lunas oleh pelajaran hidup yang kia tuai dari setiap langkah yang kita tapaki bersama menuju puncak gunung ini.


Gagahmu Saat Engku Dalam Rengkuhan Hutan Dan Merangkak Saat Menuju Puncak

Saat aku dan kamu meluruh kedalam pelukan pepohonan, berusahan menjadi bagia dari kemajestikan alam semesta. Berusaha memberi makna atas setiap langkah yang kita ambil. Mencoba menyelami, mengenali dan menguasai diri lebih dalam lagi. Setiap jejak kaki, akan menjadi cerita baru yang berisi pemahaman akan hidup.



Kamu akan terlihat beribu kali lebih indah dalam rengkuhan hutan daripada ketika kamu berada di bawah gemerlap lampu kota. Dan mulai dari sini aku akan mencintaimu beribu kali lebih dalam.


Mendaki Gunung Mengajarkan Tentang Sebuah Komitmen

Saat aku dan kamu bersandar di bawah rimbunan pepohonan tuk melepaskan lelah. Lamunan kita akan melayang ke masa depan yang menanti kita bersama. Ekspedisi menuju puncak gunung ini membuat kita mengerti arti penting sebuah komitmen. Karena komitmen yang kuat dalam diri akan mengantarkan kita pada puncak teratas.




Begitupun dalam hubungan kita, tanpa ada sebuah komitmen yang kuat pada diri sendiri dan psangan, kita tidak akan pernah mencapai masa depan yang sedikit demi sedikit sudah kita rancang bersama. Kita pun juga akan berusaha untuk ikhlas dan rela ketik semuanya harus berakhir di tengah jalan. Karena gunung juga telah mengajarkan pada kita bahwa seringkali semesta memiliki kehendak lain yang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan dan kita tak dapat mengubahnya atau melawan keputusannya.

Kita akan mengerti bahwa usaha dan persistensi dibutuhkan dalam perjalanan. Akan tetapi segala ambisi tersebut harus diimbangi dengan kerelaan dan sikap berserah, karena dalam hidup ini ada hal-hal lain yang diluar kuasa kita. Keseimbangan menjadi prinsip penting dalam tiap perjalanan kita baik perjalanan dunia maupun perjalanan hati.


Magisnya Malam Di Gunung

Saat aku dan kamu duduk bersama memandangi hamparan langit kelam berbintang, kita akan terbawa syahdunya sinar keperakan rembulan dan bercerita mengenai segala kecamuk dalam diri. Magis sang malam memang selalu terasa berlipat ganda kala kita menghabiskannya di atas gunung, dimana kita terasa begitu dekat dengan langit.






Dinginnya angin dari puncak gunung, dengung suara serangga akan membius kita dan kita merasa saling terhubung dan melebur menjadi satu. Kita akan mencoba mengisi ruang hampa di antara kita dengan bahasa. Mencoba memahami satu sama lain melalui tutur kata dan dongeng-dongeng. Dan kita akan jatuh cinta pada tawa dan sehdu yang kita bagi bersama. Hingga tak terasa malam mulai pudar, memanggil kita untuk menelisip kedalam kantong tidur dan mengucapkan selamat malam.


Di Puncak Gunung, Rasakan Betapa Megah Dan Indahnya Alam Ini

Saat aku dan kamu menapakkan kaki untuk pertama kalinya di titik tertinggi. Saat kita lebur dalam kebahagiaan dan tak segan menitihkan air mata haru dihadapan alam dan Sang-Pencipta. Sinar pertama sang mentari akan menimpa sebagian wajahmu, menyinarimu dengan cahaya keemasannya. Dan pada waktu itulah kita saling jatuh cinta lebih dalam lagi.




Pada momen itulah kita akan menyadari betapa rapuhnya kita dan segala emosi jiwa ini. Betapa tidak berartinya kita dihadapan semesta. Dan apalagi yang dapat kita lakukan selain menikmati tiap detik yang mengalir rapuh ini.


Cinta Tak Harus Memiliki

Saat aku dan kamu berjalan beriringan di setapak yang rimbun, kita akan menjadi seorang yang mampu menjaga jarak yang tepat. Karena di atas gunung tanpa jarak yang tepat kita akan berakhir mencelakai satu sama lain. Kekasihku.. kita akan tahu benar akan hal itu, karena pengalaman itulah kia akan menjadi sepasang kekasih yang pandai dalam menjaga jarak. Memberi spasi dan ruang serta menanam benih kerinduan. Dan aku akan mencintainya lebih dalam lagi karena hal itu.




Kekasihku pun akan mengerti bahwa ia tidak akan benar-benar memiliki dan menguasai apapun selain dirinya sendiri, karena gunung telah mengajarkan hal itu padanya dengan keras. Hatiku pun bukan sesuatu yang bisa ia miliki seutuhnya, karena hatiku bukan untuknya seorang, tapi juga untuk diriku dan alam semesta yang begitu luas dan megah ini. Dan begitupun sebaliknya, hatinya tidak akan pernah dapat kumiliki seutuhnya.


Semua Akan Indah Saat Bersama

Saat kabut tipis turun perlahan-lahan dan mengaburkan pandang, kita pun harus berjalan perlahan dan tertatih. Namun perjalanan yang terasa mencekam itu terasa ringan dengan adanya jemari kita yang tertaut. Kita tahu bahwa kita tidak sendiri dan kita ada untuk satu sama lain.




Meski semua dibalik kabut merupakan ketidakpastian, namun kita akan berani menghadapinya, bahkan berkali-kali lipat lebih berani. Dan bukankah dalam hidup pula kabut sering turun?. Mengaburkan masa depan, membuat kita merasa bahwa masa depan kita berdua suram bahkan buntu.

Tetapi bukankah akan lebih mudah menghadapi ketidakpastian hidup bersama seseorang yang pasti mencintaimu? Ya, begitu cara kabut dari gunung dan kabut memberikan petuah pada kita.


Jatuh Cinta Kepadamu Dan Kepada Alam Ini

Saat aku dan kamu menatap kedalaman mata satu sama lain, kita saling terpana, tersenyum, tertawa dan bersyukur karena kita telah jatuh cinta di atas gunung. Bersyukur karena kita telah merasakan jatuh cinta paling indah. Jatuh cinta dihadapan alam semesta dan Pencipta. 


Terima kasih gunung, terima kasih semesta dan terima kasih Tuhan atas semua keindahan yang Engkau ciptakan di dunia ini, terima kasih atas izin menikmatinya dan mencintai seseorang yang kini belum ada disampingku. Aku bersyukur bisa merasakan jatuh cinta pada diriku, hidupku dan dirinya. Semoga semua bisa seperti kisah ini, diman aku dan dia bisa benar-benar jatuh cinta di semesta tempat terindah yang Engkau ciptakan.





dikutip dari : http://www.belantaraindonesia.org

Bagikan

Jangan lewatkan

Cinta Terindah Di Hadapan Tuhan Dan Semesta
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.