Friday 31 October 2014

Asal Usul Telaga Warna Dieng

Misteri Indahnya Telaga Warna


Telaga Warna dan Telaga Pengilon adalah objek wisata di Dieng yang paling diminati wisatawan ternyata menyimpan sebuah legenda yang secara turun-temurun diceritakan warga. Legenda Telaga Warna dan Telaga Pengilon adalah kisah yang sangat menarik untuk ditelusuri kisahnya.

Alkisah hidup seorang ratu yang terkenal di samudra luas sbg penguasa. Dia memiliki seorang putri nan cantik yg telah tumbuh dewasa. Kecantikannya sangat terkenal sampai suatu saat datang 2 ksatria muda berparas tampan yang bermaksud meminangnya.
Pada saat itu sang Ratu menjadi sangat bingun, dia harus memilih salah satu diantara kedua ksatria tampan untuk dipilih menjadi menantunya. Sampai akhirnya muncul sebuah ide untuk mengadakan sayembara membuat sebuah telaga. Siapa yang paling cepat dialah yang akan dipilih menjadi menantunya.

Pada waktu yang telah ditentukan dua ksatria itu berlomba membuat telaga. Ternyata ksatria pertama lebih cepat dalam membuat telaga Menjer daripada Ksatria kedua yang membuat telaga pengilon. Oleh karena itu ksatria pertama pun dinyatakan sebagai pemenang dan berhak menikahi sang Putri.

Belum berselang dua hari mereka menikah, ratu dan putrinya berwisata ke Dieng. Saat mereka tiba di kawasan yang sekarang menjadi cagar alam serta menikmati keindahan panorama dan kemilaunya telaga pengilon, maka saat pandangan sang Ratu tertuju ke telaga pengilon, ia begitu terkesan dan serta merta mencari siapa pembuat telaga itu. Seperti diceritakan si pembuat telaga itu tidak lain adalah ksatria kedua yang kalah dalam perlombaan.

Tak lama kemudian sang Ratu menyuruh pengawalnya untuk memanggil menantunya. Begitu menantunya datang menghadap, sang Ratu langsung bersabda "Kamu saya kutuk menjadi naga untuk menjaga samudra".
Posisi ksatria pertama sebagai menantu pun digantikan oleh ksatria kedua yang kalah dalam lomba.

Sang Ratu sadar ketika menikmati indahnya telaga Pengilon dia sangat terkesan dan membandingkan dengan telaga Menjer buatan ksatria pertama yang biarpun pembuatannya lebih cepat tapi buatannya kasar, airnya beriak dan bergelombang yang menandakan bahwa sifat pembuat kurang baik.
Sebaliknya telaga Pengilon buatan ksatria kedua airnya jernih, berkilau-kilau, tenang dan penuh kedamaian. Semua ini menandakan bahwa ksatria kedua memiliki sifat dan hati yang baik.

Karena terkesan lalu sang Ratu dan Putrinya mandi. Mereka menyangkutkan pakaiannya di pohon. Ditengah keasyikan mereka mandi, kemudian tiba-tiba datang angin kencang yang menerbangan pakaian sang ratu dan putrinya yang berwarna warni dan terjath di bagian telaga yang lain. Sesaat kemudian air telaga itu berubah warnanya lalu terciptalah telaga warna akibat jatuhnya pakaian tsb yang luntur ke air telaga.


Baca selengkapnya

Monday 27 October 2014

Menggapai Puncak Arjuno

Jalur Pendakian Gunung Arjuno via Batu

Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3.339 Mdpl, sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari Gunung Arjuno. Keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Di lereng-lerengnya terdapat banyak arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai puncak Gunung Arjuno.

Situs-situs candi dan patung pemujaan itu hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari Desa Tambak Watu, Kec. Purwodadi, Kab. Pasuruan. Suasana angker dan penuh mistis masih terasa kental, karean situs-situs tsb masih sering didatangi para peziarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para penganut aliran kejawen, sehingga situs-situs di Gunung Arjuno ini masih sangat terawat dan terjaga dengan baik.

Jalur Batu
Jalur pendakian dari arah Batu yang terletak di sebelah barat Gunung Welirang juga merupakan jalur yang menarik dan menyenangkan. Kota Batu tidak beda jauh dari Tretes. Batu merupakan kota wisata yang memiliki panorama yang menarik. Batu disebut juga sebagai Swiss nya Jawa. Terletak di lembah Gunung Panderman dan Lereng Gunung Arjuno. Batu memiliki kawasan wisata dengan sumber air hangat yang biasanya kita kenal dengan nama Cangar.


Untuk menuju Batu dari arah Kediri atau Malang kita dapat naik bus, selanjutnya dilanjutkan dengan minibus dari Batu menuju desa Sumber Brants lewat Selecta. Kita busa berhenti di Selecta yang juga merupakan kawasan wisata yang ternama. Terletak di ketinggian 1200 Mdpl. Udaranya sangat sejuk dan tersedia sarana wisata seperti kolam renang dan taman bunga, juga pasar buah dan sayur segar. Di Selecta banyak tersedia hotel maupun losmen dimana kita dapat bermalam.


Di Desa Sumber Brantas (1600 Mdpl) terdapat mata air yang merupakan sumber dari sungai Brantas yang mengalir ratusan kilometer yang merupakan daerah lahan perhutani Jawa Timur. Kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak. Dari Sumber Brantas mengikuti jalan aspal ke arah Pacet Mojokerto sejauh 8 km dan kita akan sampai di Cagar Alam yang merupakan kawasan Taman Hutan Rakyat Suryo yang sedang dikembangkan fasilitasnya untuk mandi air panas alami dari kaki gunung Welirang.

Di Desa Sumber Brantas kendaraan umum bisa menurunkan kita di pos KSDA tetapi kita bisa minta turun dengan perjanjian di ujung desa, Sebelum pendakian kita harus mendaftar kepada petugas KSDA. Dari ujung desa kita memulai pendakian selam 2 jam dengan melewati jalan tepi Hutan Lali Jiwo sebelah barat. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak Arjuno, Untuk menyingkat waktu kita bisa juga menyewa jeep di Desa Sumber Brantas ini untuk mengantarkan kisa sampai akhir perkebunan sayur di tepi hutan.

Setelah pendakian selama 4 jam melintasi hutan tropis yang lebat kita akan sampai di punggungan gunung yang menghubungkan puncak Welirang dan puncak Arjuno. Tepatnya sebelah tenggara gunung kembar I. Disini terdapat persimpangan ke arah kiri untuk menuju Welirang perjalanan 2-3 jam dan ke arah kanan untuk menuju arjuno perjalanan 4-5 jam. Perjalanan mendekati puncak Gunung Welirang di lereng sebelah barat kita akan dimanjakan dengan padang Edelweiss. Di sepanjang perjalanan kita akan sering menjumpai Rusa, Kijang dan Tupai serta Lutung.



Gambar. Gunung Arjuno
Baca selengkapnya

Mendaki Gunung Arjuno Welirang via Lawang

Mendaki Gunung Arjuno Welirang via Lawang dan Purwosari



 Jalur Lawang

Mendaki Gunung Arjuno dari Kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dari arah Surabaya maupun arah Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dari arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang, dan bila kita dari Malang, dari terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 km. Dari Lawang kita naik kendaraan umum menuju desa Wonorejo sejauh 13 km.

Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju perkebunan Teh Desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta izin pendakian, serta kita harus menyiapkan persediaan air di desa terakhir ini. Dari Desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh serta terus naik selama 3-4 jam perjalanan kita akan sampai di Oro-oro Ombo yang merupakan tempat berkemah.
Dari Oro-oro Ombo menuju puncak dibutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut Hutan Lali Jiwo untuk menuju ke puncak terakhir ini. Setelah kita melewati hutan Lali Jiwo kita akan melewati padang rumpur yang jalannya menanjak sekali.
Mendekati puncak kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah sekali, baru setelah itu kita akan mencapai puncak Arjuno.

Rute pendakian lainnya yaitu dari Kota Batu lewat selecta yang terletak di sebelah barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannya tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atau Malang untuk menuju Batu kita dapat naik bus, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju selecta menggunakan Colt(angkutan pedesaan). Selecta adalah salah satu tempat wisata yang ada di Kota Batu dengan ketinggian 1.200 Mdpl. Setelah tiba di Selecta kita pergi ke desa Kebonsari.
Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian melewati ladang sayuran dan jalan setapak menuju arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika. Dalam perjalanan samar-samar akan terlihat puncak Arjuno. Berjalan 5-6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan puncak Gunung Welirang dan Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1-2 jam lagi untuk menuju puncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selam 4-5 jam.


Jalur Purwosari


Dari Surabaya - Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam. Pasar Purwosari Desa Tambak Watu angkot desa warna kuning Rp 3000 jarak tempuh 1 jam atau naik ojek ongkos 7000. Perijinan bisa diurus di desa Tambak Watu dengan membayar Rp 2000 per orang. Pendaftaran juga merangkap sebagai warung dusun Tambak Watu.
Dari Desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak menuju puncak Arjuno. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi sementara di sela-sela pohon pinus tsb banya ditananmi pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang dan nyaman mulai terasa begitu kita memasuki kawasan ini. Jalur pendakian berupa jalan makadam sampai menemui bak air/ tandon air.

Desa Tambak Watu - Gua Antaboga kurang lebih 1 jam. Gua Antaboga berada di bawah tebing batu menghadap utara dengan kedalaman 1,5 m lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan gua terdapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk melepas pena setelah 1,5 jam berjalan menuju gua ini. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada di sebelah kiri arah puncak Arjuno.

Gua Antabuga - Petilasan Eyang Abiyasa kurang lebih 1,5 jam. Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen dan kiri kanan jalan dibentuk taman yang sangat rapi dan bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat pada Yang Kuasa.

Disini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk peziarah. Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs Eyang Sekutrem. Petilasan ini dinaungi oleh pohon besar sehingga dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker.
Petilasan Eyang Sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar bangunan tsb sekitar 2,5 x 2 m. Di dalamnya ada sebuah arca yang terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini selalu dinyalakan hip dan dupa yang menyebarkan bau harum.

Eyang Abiyasa - Situs Eyang Sakri kurang lebih 10 menit. Situs Eyang Sakri berupa cungkup tertutup menghadap ke barat terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Arjuno.

Situs Eyang Sakri - Situs Eyang Semar kurang lebih 1 jam. Situs Eyang Semar ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para peziarah.

Situs Eyang Semar - Wahyu Makutarama sekitar 30 menit. Petilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7x7 m dengan tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah mahkota raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari seorang raja jaman dahulu.

Wahyu Makutarama - Puncak Sepilar sekitar 20 menit. Bila dari sepilar menuju arah kanan menyusuri satu bukit sampailah di candi Wesi. Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima buah patung namun Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di sebelah kiri bangunan candi sepilar dilihat sebuah kuburan yang menurut cerita merupakan tempat muksanya Eyang Semar.
Di sebelah kanan situs di bangun sebuah pondok oleh para peziarah untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air yang disebut Sendang Derajad.

Puncak Sepilar - Candi Manunggale Suci sekitar 3 jam. Candi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang diatasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di bawahnya lagi tertulis Sura Dina Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti (Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Dan di bawah tulisan ini tersebutlah sebuah nama Maha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah pengikut setia Bung Karno.

Candi Manunggale Suci - Puncak Arjuno sekitar 5 jam. Puncak gunung Arjuno banyak terdapat banyak batu-batu besar. Di sebelah utara berupa jurang terjal berbatu yang sangat disayangkan banyak terdapat coretan di batu-batu tsb.
Ke arah Barat tampak di depan kita Gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, di samping gunung Welirang ke arah barat laut tampak gunung penanggungan yang runcing sempurna dengan puncak yang menyerupai gunung semeru. Ke arah timur kita dapat melihat puncak gunung Semeru yang sangat menawan.

Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan Gunung Anjasmoro. Di puncak gunung Arjuno terdapat sebuah batu yang berbentuk singgasana yang sering dikunjungi para peziarah untuk membakar hio dan dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa. Disinilah tempar bertahta penguasa alam ghaib gunung Arjuno. Jangan coba-coba duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar dari celaka.
Baca selengkapnya

Mendaki Gunung Arjuno Welirang via Tretes

Jalur Pendakian via Tretes

Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3.339 Mdpl, sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari Gunung Arjuno. Keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Di lereng-lerengnya terdapat banyak arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai puncak Gunung Arjuno.

Situs-situs candi dan patung pemujaan itu hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari Desa Tambak Watu, Kec. Purwodadi, Kab. Pasuruan. Suasana angker dan penuh mistis masih terasa kental, karean situs-situs tsb masih sering didatangi para peziarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para penganut aliran kejawen, sehingga situs-situs di Gunung Arjuno ini masih sangat terawat dan terjaga dengan baik.

Di sekitar Gunung Arjuno - Welirang sendiri terdapat beberapa gunung seperti Gunung Kembar I (3051 Mdpl), Gunung Kembar II (3126 Mdpl), Gunung Ringgit (2477 Mdpl). Gunung Arjuno - Welirang dapat didaki dari berbagai arah, arah utara (Tretes), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).

Ada 4 Jalur yang bisa ditempuh yakni :

1. Jalur Tretes
2. Jalur Lawang
3. Jalur Purwosari
4. Jalur Batu

Peta Pendakian Gunung Arjuno - Welirang

Jalur Tretes

Tretes merupakan tempat wisata dan hutan wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air Terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun losmen, udaranya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dan Pos PHPA kita dapat langsung mendaki Gunung Arjuno dan Welirang.

Setelah berjalan antara 4-5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhentu dan bermalam dipondok tempat orang mencari bijih belerang. Disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi. Hampir sekitar 20-30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes.

Keesokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok langsung ke arah Gunung Arjuno. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang akan melewati hutan cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7-8 jam.

Bila kita akan melanjutkan perjalanan ke Gunung Arjuno maka setelah sampai di puncak Welirang kita berjalan turun sekitar 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewari sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II. Setelah berjalan 6-7 jam kita akan sampai dipuncak Arjuno.
Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinamakan Pasar Dieng. Ketinggiannya hampir sama dengan puncak Arjuno dan terdapat batu yang sebagian tersusun seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. dari sini untuk ke puncak Arjuno hanya memakan waktu 10 menit.

Untuk mencapai puncak Arjuno dan Welirang dibutuhkan waktu 5-6 jam. Puncak gunung Arjuno anginnya sangat kencang dan suhunya bisa mencapai antara 5-10 derajat Celcius. Disini kita dapat menikmati suatu panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan serta laut utara dengan kerlipan lampu kapal. Puncak Gunung Arjuno disebut juga dengan puncak "Ogal-Agil" atau " Puncak Ringgit". Di sekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam. 

Untuk rute turun dapat ke Lawang atau ke arah Timur melewati hutan cemara, hutan tropis dan perdu, setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang atau Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.


Baca selengkapnya

Tuesday 21 October 2014

Menggapai Mentari Gunung Prau

Negeri Sejuta Senja


Gunung Prau adalah sebuah gunung yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng tepat berada di perbatasan Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Gunung ini merupakan salah satu puncak datarang tinggi dieng selain Gunung Sipandu, Gunung Pangamunamun dan Gunung Juranggrawah. Gunung ini memiliki ketinggian 2.565 Mdpl. Meskipun tergolong pendek daripada gunung-gunung seperti gunung Sindoro,Sumbing, Slamet dan Ungaran, tapi gunung ini memiliki pesona tersendiri yang tidak kalah dengan gunung yang lebih terkenal dikalangan pendaki Indonesia.

Gunung ini dapat ditempuh dari beberapa jalur alternatif pendakian. Lewat jalur utara bisa melalui Kabupaten Kendal. Dari jalur selatan yaitu lewat dataran tinggi dieng atau desa Patak Banteng. Jalur ini lebih singkat hanya sekitar 2-3 jam perjalanan yang jalurnya lumayan terjal.
Desa Petak Banteng dapat dicapai dari Kota Wonosono menggunakan bus kecil jurusan Wonosobo - Dieng.

Gunung ini merupakan salah satu puncak di Dataran Tinggi Dieng selain Gunung Sipandu, Gunung Pangamunamun dan Gunung Juranggrawah. Gunung ini memiliki kawasan hutan yang masih asri, indah dan terjaga. Di dalamnya masih terdapat berbagai tumubuhan seperti Kantong Semar, aneka tumbuhan paku dan satwa-satwa. Gunung prau termasuk gunung dengan puncak terluas di Indonesia. Di atas sana kita bisa mendirikan tenda dan menginap untuk menikmati langit malam dari puncak gunung. Pemandangan dari atas sangat indah dan menawan. Dari atas kita akan bisa melihat beberapa gunung yang terdapat di Jawa Tengah seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Slamet dan Gunung Merbabu. Pada pagi dan sore hari kita akan bisa melihat matahari terbit dan tenggelam begitu indah. Kendati tidak terlalu tinggi, tapi gunung ini adalah salah satu gunung dengan minat pendakian yang banyak selain Gunung Bromo di Jawa Timur. Oleh karena itu nanti jika kita mendaki Gunung Prau kita akan bertemu banyak pendaki yang bahkan jauh-jauh kesini hanya demi ingin melihat indahnya pemandangan  dari puncak Prau.






Gbr. Pemandangan dari puncak 


Baca selengkapnya

Sunday 19 October 2014

Perlengkapan Standar Mendaki

Daftar Perlengkapan Standar Mendaki




Dalam sebuah perjalanan atau pendakian ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh seorang pendaki gunung. Beberapa diantaranya adalah tentang manajemen perjalanan, persiapan fisik dan mental sebelum mendaki, serta yang tak kalah penting adalah persiapan perlengkapan pendakian gunung. Dengan persiapan yang matang diharapkan perjalanan kita akan berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan. Minimal kita harus membawa perlengkapan standar untuk pendakian.

Berikut daftar perlengkapan standar yang biasanya dibutuhkan saat mendaki :

Peralatan Packing
1. Tas Carrier/ Ransel
 Carrier sangatlah penting untuk seorang pendaki gunung. Pemilihan carrier yang tepat dapat membuat kita semakin nyaman dalam perjalanan. Usahakan memilih carrier yang sudah teruji kualitasnya.

2. Tas Punggung (Daypack) (Optional)
 Boleh bawa ataupun tidak juga tidak masalah. Jika masih memungkinkan sebaiknya anda membawanya. Kegunaan untuk summit attack. Untuk medan yang berat seperti Gunung Semeru atau Gunung Slamet, membawa daypack sangat disarankan.

3. Kantong Plastik
 Fungsinya untuk menjaga barang bawaan kita agar tidak basah jika terkena air meskipun kadang di carrier kita juga ada mantelnya.

4. Tas Kamera (Optional)

Pakaian 
1. Jaket Gunung
 Fungsinya pasti untuk melindungi dari hawa dingin.
2. Baju Ganti
 Bawa saja secukupnya. Hal ini untuk berjaga-jaga jika baju kita basah atau kotor. 
3. Jas Hujan
 Cuaca di gunung yang tidak menentu, apalagi setelah terjadi global warming, hujan bisa turun kapan saja meskipun pada saat musim kemarau. 
4. Topi, Sarung Tangan, Bandana
 Topi bisa berguna untuk melindungi kepala dari terik matahari, sengatan serangga dan meminimalisir kepala kita terbentur ranting/pohon. Sarung tangan berguna untuk menahan dingin dan bandana berguna untuk menyaring udara yang kita hirup.

Perlengkapan Kaki
1. Sepatu
 Fungsinya untuk melindungi kaki dari duri dan kerikil tajam, gigitan ular serta mencegah dari hawa dingin. Gunakan sepatu yang dirancang untuk mendaki gunung.
2. Sandal
3. Kaos Kaki

Perlengkapan Camping
1. Tenda
 Usahakan membawa tenda yang sanggup menampung seluruh anggota, jangan sampai kurang ataupun lebih, karena jika tenda terlalu besar pastinya akan terlalu berat.
2. Sleeping bag
 Selain jaket, sleeping bag akan menjadi peralatan andalan untuk mengusir hawa dingin yang menyerang tubuh.
3. Matras
4. Peralatan Masak
 Peralatan masak terdiri dari kompor dan bahan bakar, nestingm wadah air, dsb. Harap diperhatikan jika memeungkinkan bawalah alternatif dari alat masak yang anda bawa. Jika anda memilih kompor gas portable, saya sarankan anda juga membawa parafin atau bahan bakar lainnya. Jika sewaktu-waktu kompor yang kita bawa rusak kita tidak perlu khawatir karena sudah punya pengganti.
5. Peralatan Makan
 Piring, sendok, gelas dsb.
6. Logistik
 Usahakan kita membawa logistik yang cukup dan jika perlu bawa lebih daripada kurang. Kita pasti tidak ingin mendaki dalam keadaan perut kosong.


Perlengkapan Lain
1. Headlamp
2. Survival kit
3. Obat-obatan
4. Tissu toilet
5. lilin
6. Korek Api
7. Pisau lipat serbaguna

Baca selengkapnya

Saturday 18 October 2014

Menaklukkan Mistisnya Gunung Arjuno dan Welirang

Jalur Pendakian Gunung Arjuno dan Welirang

Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3.339 Mdpl, sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari Gunung Arjuno. Keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Di lereng-lerengnya terdapat banyak arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai puncak Gunung Arjuno.

Situs-situs candi dan patung pemujaan itu hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari Desa Tambak Watu, Kec. Purwodadi, Kab. Pasuruan. Suasana angker dan penuh mistis masih terasa kental, karean situs-situs tsb masih sering didatangi para peziarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para penganut aliran kejawen, sehingga situs-situs di Gunung Arjuno ini masih sangat terawat dan terjaga dengan baik.

Di sekitar Gunung Arjuno - Welirang sendiri terdapat beberapa gunung seperti Gunung Kembar I (3051 Mdpl), Gunung Kembar II (3126 Mdpl), Gunung Ringgit (2477 Mdpl). Gunung Arjuno - Welirang dapat didaki dari berbagai arah, arah utara (Tretes), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).

Ada 4 Jalur yang bisa ditempuh yakni :

1. Jalur Tretes
2. Jalur Lawang
3. Jalur Purwosari
4. Jalur Batu

Peta Pendakian Gunung Arjuno - Welirang


1. Jalur Tretes

Tretes merupakan tempat wisata dan hutan wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air Terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun losmen, udaranya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dan Pos PHPA kita dapat langsung mendaki Gunung Arjuno dan Welirang.

Setelah berjalan antara 4-5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhentu dan bermalam dipondok tempat orang mencari bijih belerang. Disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi. Hampir sekitar 20-30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes.

Keesokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok langsung ke arah Gunung Arjuno. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang akan melewati hutan cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7-8 jam.

Bila kita akan melanjutkan perjalanan ke Gunung Arjuno maka setelah sampai di puncak Welirang kita berjalan turun sekitar 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewari sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II. Setelah berjalan 6-7 jam kita akan sampai dipuncak Arjuno.
Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinamakan Pasar Dieng. Ketinggiannya hampir sama dengan puncak Arjuno dan terdapat batu yang sebagian tersusun seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. dari sini untuk ke puncak Arjuno hanya memakan waktu 10 menit.

Untuk mencapai puncak Arjuno dan Welirang dibutuhkan waktu 5-6 jam. Puncak gunung Arjuno anginnya sangat kencang dan suhunya bisa mencapai antara 5-10 derajat Celcius. Disini kita dapat menikmati suatu panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan serta laut utara dengan kerlipan lampu kapal. Puncak Gunung Arjuno disebut juga dengan puncak "Ogal-Agil" atau " Puncak Ringgit". Di sekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam.

Untuk rute turun dapat ke Lawang atau ke arah Timur melewati hutan cemara, hutan tropis dan perdu, setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang atau Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.


2. Jalur Lawang

Mendaki Gunung Arjuno dari Kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dari arah Surabaya maupun arah Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dari arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang, dan bila kita dari Malang, dari terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 km. Dari Lawang kita naik kendaraan umum menuju desa Wonorejo sejauh 13 km.

Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju perkebunan Teh Desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta izin pendakian, serta kita harus menyiapkan persediaan air di desa terakhir ini. Dari Desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh serta terus naik selama 3-4 jam perjalanan kita akan sampai di Oro-oro Ombo yang merupakan tempat berkemah.
Dari Oro-oro Ombo menuju puncak dibutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut Hutan Lali Jiwo untuk menuju ke puncak terakhir ini. Setelah kita melewati hutan Lali Jiwo kita akan melewati padang rumpur yang jalannya menanjak sekali.
Mendekati puncak kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah sekali, baru setelah itu kita akan mencapai puncak Arjuno.

Rute pendakian lainnya yaitu dari Kota Batu lewat selecta yang terletak di sebelah barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannya tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atau Malang untuk menuju Batu kita dapat naik bus, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju selecta menggunakan Colt(angkutan pedesaan). Selecta adalah salah satu tempat wisata yang ada di Kota Batu dengan ketinggian 1.200 Mdpl. Setelah tiba di Selecta kita pergi ke desa Kebonsari.
Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian melewati ladang sayuran dan jalan setapak menuju arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika. Dalam perjalanan samar-samar akan terlihat puncak Arjuno. Berjalan 5-6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan puncak Gunung Welirang dan Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1-2 jam lagi untuk menuju puncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selam 4-5 jam.


3. Jalur Purwosari


Dari Surabaya - Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam. Pasar Purwosari Desa Tambak Watu angkot desa warna kuning Rp 3000 jarak tempuh 1 jam atau naik ojek ongkos 7000. Perijinan bisa diurus di desa Tambak Watu dengan membayar Rp 2000 per orang. Pendaftaran juga merangkap sebagai warung dusun Tambak Watu.
Dari Desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak menuju puncak Arjuno. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi sementara di sela-sela pohon pinus tsb banya ditananmi pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang dan nyaman mulai terasa begitu kita memasuki kawasan ini. Jalur pendakian berupa jalan makadam sampai menemui bak air/ tandon air.

Desa Tambak Watu - Gua Antaboga kurang lebih 1 jam. Gua Antaboga berada di bawah tebing batu menghadap utara dengan kedalaman 1,5 m lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan gua terdapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk melepas pena setelah 1,5 jam berjalan menuju gua ini. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada di sebelah kiri arah puncak Arjuno.

Gua Antabuga - Petilasan Eyang Abiyasa kurang lebih 1,5 jam. Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen dan kiri kanan jalan dibentuk taman yang sangat rapi dan bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat pada Yang Kuasa.

Disini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk peziarah. Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs Eyang Sekutrem. Petilasan ini dinaungi oleh pohon besar sehingga dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker.
Petilasan Eyang Sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar bangunan tsb sekitar 2,5 x 2 m. Di dalamnya ada sebuah arca yang terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini selalu dinyalakan hip dan dupa yang menyebarkan bau harum.

Eyang Abiyasa - Situs Eyang Sakri kurang lebih 10 menit. Situs Eyang Sakri berupa cungkup tertutup menghadap ke barat terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Arjuno.

Situs Eyang Sakri - Situs Eyang Semar kurang lebih 1 jam. Situs Eyang Semar ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para peziarah.

Situs Eyang Semar - Wahyu Makutarama sekitar 30 menit. Petilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7x7 m dengan tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah mahkota raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari seorang raja jaman dahulu.

Wahyu Makutarama - Puncak Sepilar sekitar 20 menit. Bila dari sepilar menuju arah kanan menyusuri satu bukit sampailah di candi Wesi. Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima buah patung namun Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di sebelah kiri bangunan candi sepilar dilihat sebuah kuburan yang menurut cerita merupakan tempat muksanya Eyang Semar.
Di sebelah kanan situs di bangun sebuah pondok oleh para peziarah untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air yang disebut Sendang Derajad.

Puncak Sepilar - Candi Manunggale Suci sekitar 3 jam. Candi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang diatasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di bawahnya lagi tertulis Sura Dina Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti (Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Dan di bawah tulisan ini tersebutlah sebuah nama Maha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah pengikut setia Bung Karno.

Candi Manunggale Suci - Puncak Arjuno sekitar 5 jam. Puncak gunung Arjuno banyak terdapat banyak batu-batu besar. Di sebelah utara berupa jurang terjal berbatu yang sangat disayangkan banyak terdapat coretan di batu-batu tsb.
Ke arah Barat tampak di depan kita Gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, di samping gunung Welirang ke arah barat laut tampak gunung penanggungan yang runcing sempurna dengan puncak yang menyerupai gunung semeru. Ke arah timur kita dapat melihat puncak gunung Semeru yang sangat menawan.

Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan Gunung Anjasmoro. Di puncak gunung Arjuno terdapat sebuah batu yang berbentuk singgasana yang sering dikunjungi para peziarah untuk membakar hio dan dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa. Disinilah tempar bertahta penguasa alam ghaib gunung Arjuno. Jangan coba-coba duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar dari celaka.


4. Jalur Batu


Jalur pendakian dari arah Batu yang terletak di sebelah barat Gunung Welirang juga merupakan jalur yang menarik dan menyenangkan. Kota Batu tidak beda jauh dari Tretes. Batu merupakan kota wisata yang memiliki panorama yang menarik. Batu disebut juga sebagai Swiss nya Jawa. Terletak di lembah Gunung Panderman dan Lereng Gunung Arjuno. Batu memiliki kawasan wisata dengan sumber air hangat yang biasanya kita kenal dengan nama Cangar.

Untuk menuju Batu dari arah Kediri atau Malang kita dapat naik bus, selanjutnya dilanjutkan dengan minibus dari Batu menuju desa Sumber Brants lewat Selecta. Kita busa berhenti di Selecta yang juga merupakan kawasan wisata yang ternama. Terletak di ketinggian 1200 Mdpl. Udaranya sangat sejuk dan tersedia sarana wisata seperti kolam renang dan taman bunga, juga pasar buah dan sayur segar. Di Selecta banyak tersedia hotel maupun losmen dimana kita dapat bermalam.

Di Desa Sumber Brantas (1600 Mdpl) terdapat mata air yang merupakan sumber dari sungai Brantas yang mengalir ratusan kilometer yang merupakan daerah lahan perhutani Jawa Timur. Kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak. Dari Sumber Brantas mengikuti jalan aspal ke arah Pacet Mojokerto sejauh 8 km dan kita akan sampai di Cagar Alam yang merupakan kawasan Taman Hutan Rakyat Suryo yang sedang dikembangkan fasilitasnya untuk mandi air panas alami dari kaki gunung Welirang.

Di Desa Sumber Brantas kendaraan umum bisa menurunkan kita di pos KSDA tetapi kita bisa minta turun dengan perjanjian di ujung desa, Sebelum pendakian kita harus mendaftar kepada petugas KSDA. Dari ujung desa kita memulai pendakian selam 2 jam dengan melewati jalan tepi Hutan Lali Jiwo sebelah barat. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak Arjuno, Untuk menyingkat waktu kita bisa juga menyewa jeep di Desa Sumber Brantas ini untuk mengantarkan kisa sampai akhir perkebunan sayur di tepi hutan.
Setelah pendakian selama 4 jam melintasi hutan tropis yang lebat kita akan sampai di punggungan gunung yang menghubungkan puncak Welirang dan puncak Arjuno. Tepatnya sebelah tenggara gunung kembar I. Disini terdapat persimpangan ke arah kiri untuk menuju Welirang perjalanan 2-3 jam dan ke arah kanan untuk menuju arjuno perjalanan 4-5 jam. Perjalanan mendekati puncak Gunung Welirang di lereng sebelah barat kita akan dimanjakan dengan padang Edelweiss. Di sepanjang perjalanan kita akan sering menjumpai Rusa, Kijang dan Tupai serta Lutung.



Gambar. Gunung Arjuno


Gambar. Gunung Welirang
Baca selengkapnya

Friday 17 October 2014

Gunung Panderman background kota Batu

Gunung Panderman Batu - Malang


Gunung Panderman terletak di DusunToyomerto, Desa Pesanggrahan Kota Batu. Dimanapun Anda berada  dalam wilayah Kota Batu, gunung ini akan selalu tampak dan menjadi latar belakang yang menarik. Puncaknya dapat dilihat jelas dari bawah, namun meskipun puncaknya terkesan tidak begitu tinggi, untuk mencapainya diperlukan stamina yang prima karena jalan menuju puncak menanjak cukup tajam dan melelahkan. Jika Anda kebetulan sedang berada di alun" Kota Batu, maka gunung dengan ketinggian 2045 meter ini akan terlihat sangat jelas seperti menjadi background.

POS 1 yaitu Pos Pendaftaran yakni rumah warga terakhir, kemudian dilanjutkan ke arah selatan menanjak melewati perkebunan dan disitu masih banyak terdapat sumber air. Berikutnya anda harus terus berjalan semakin jauh jalan memang terus menanjak sampai anda nanti sampai di POS 2 yaitu "Latar Ombo". Jarak dari Pos 1 ke Latar Ombo diperlukan waktu sekitar 1 jam. Latar Ombo sendiri berketinggian 1600 Mdpl.

Setelah Latar Ombo kita berjalan terus, jalurnya memang masih tetap terus menanjak, tapi gak jauh dari Latar Ombo kita akan sampai di Pos Watu Gedhe (1730 Mdpl). Disebut Pos Watu Gedhe karena terdapat banyak batu besar. Dari Pos ini menuju puncak diperlukan waktu tidak sampai 1 jam, tapi jalan yang dihadapi akan semakin menanjak dan licin serta berdebu jika pada musim kemarau.
Di perjalanan kita akan disuguhi pemandangan Gunung Arjuno - Weliran dan hamparan pemandangan Kota Batu dan Malang. Jika langit sedang cerah dan tidak berkabut, maka kita akan bisa juga menyaksikan gugusan pegunungan Tengger dan Semeru dari kejauhan.

Di puncak, kita akan menemukan sebuah tugu dan disini masih terdapat banyak kera yang cukup jinak.



Baca selengkapnya

Blank 75 ( Death Zone) Gunung Semeru

Blank 75 (Death Zone)

Gunung Semeru di Jawa Timur memang menjadi salah satu gunung yang wajib didaki para pendaki lokal maupun internasional. Indah dan megahnya Semeru yang menarik minat para semua pendaki yang mendaki disana. Tetapi dibalik semua itu ada bahaya yang selalu mengancam.

Dari mulai luka-luka sampai nyawa melayang, dan paling mengenaskan mereka tidak kembali saat melakukan pendakian, menghilang bagaikan ditelan bumi.

Satu titik yang berada di kawasa Blank 75 Semeru
Semeru memang indah mulai dari ranu kumbolo yang menyajikan pemandangan Matahari terbit yang eksotis hingga pemandangan di puncak abadi para dewa merupakan magnet yang sangat kuat bagi para mereka pecinta alam dan pendaki gunung.

Namun disamping keindahan yang menakjubkan, Semeru juga mempunyai berbagai ancaman bahaya yang selalu mengintai di sepanjang perjalanan hingga puncaknya, mulai dari bahaya tersesat di hutan yang masih lebat, tertimpa longsoran batu, ataupun Blank 75 di area sekitar Mahameru.

Blank 75 atau Death zone atau zona kematian, nama tsb sudah sangat familiar di telinga para pendaki, pecinta alam dan mereka masyarakat sekitar Semeru.
Blank 75 /death zone merupakan sebuah nama jurang sedalam 75 meter yang terletak di sebelah timur laut dari puncak Mahameru, di luar jalur sebelah kanan Arcopodo (dari arah puncak secara administratif TNBTS letaknya di blok Tawon Songo, Dusun Pasrujambe Kabupaten Lumajang. Gambaran medannya adalah berpasir yang jalurnya putus (blank) karena dipisahkan oleh jurang yang dalamnya 75-100 m.


Death Zone


Blank 75 juga sebuah kawasan berbahaya (Death Zone/ jalur tengkorak / zona kematian) pada pendakian Gunung Semeru. Dimana jalur tsb dapat menyebabkan pendaki tersesat, mengalami kecelakaan terperosok ke jurang karena tanah yang diinjak longsor, orientasi tanpa tahu arah, kehabisan air, kehabisan bekal atau kepayahan dsb.


Sebetulnya ada jalur lain yang juga berbahaya untuk dilalui yaitu jalur pendakian dari arah selatan semeru, dimana jalur tsb merupakan jalur aliran lahar dan lahar dingin semeru. Namun karena jalur selatan sangat jarang tersentuh atau jarang didaki maka fokus sebutan berbahaya dipakai pada area blank 75.

Jurang ini disebut sebagai "zona kematian" oleh mereka para pendaki semeru dikarenakan zona ini sudah memakan banyak korban. Salah satu peristiwa yang membuat jalur ini menjadi terkenal terjadi di bulan Juli tahun 2009 lalu, dimana seorang pendaki dari UGM bernama Andika Listyono Putra ditemukan tewas di dasar jurang ini setelah sebelumnya sempat terpisah dari rekan-rekannya dan hilang.

Kebanyakan pendaki yang tersesat di Blank 75 pada saat melakukan perjalanan turun karena memang dari puncak menuju Arcopodo jalurnya bercabang menjadi dua. Jalur yang mengarah ke zona kematian tsb berada di sebelah timur laut atau jalur yang berbelok ke arah kanan jika kita dari puncak, sementara jalur sebenarnya mengarah agak ke barat laut.

Menuju Arcopodo sebenarnya cukup mudah apabila dilalui pada kondisi cerah karena Arcopodo akan mudah terlihat, namun jika cuaca berkabut dan badai, resiko tersesat ke arah Blank 75 pun semakin besar sebab jarak pandang yang terbatas.


Gunung Semeru memang menyimpan berbagai macam bahaya, namun tetap saja keindahan alamnya yang mendunia akan selalu menjadi daya tarik yang kuat bagi para pendaki alam di seluruh dunia.
Ancaman bahaya di Semeru terutama Blank 75 sebenarnya dapat dihindari dengan cara memplejari terlebih dahulu zona-zona bahaya di Semeru sebelum mendaki karena sudah banyak info-info dapat ditemukan dari berbagai sumber.


Baca selengkapnya

Legenda Arcopodo Gunung Semeru

Kisah Misteri Arcopodo Gunung Semeru

Berikut ini adalah cerita atau legenda mengenai Arcopodo Gunung Semeru. Legenda arcopodo sendiri sudah banyak terdengar di telinga masyarakat dan juga para pendaki. Berikut kisahnya :

Gunung Mahameru atau Semeru adalah gunung tertinggi di tanah Jawa. Letaknya di provinsi Jawa Timur. Bersanding dengan Bromo dan Arjuna, meski tak sedekat Sindoro-Sumbing atau Merapi dan Merbabu di Jawa Tengah.

Mahameru adalah sebutan untuk puncak semeru. Gunung berketinggian 3676 Mdpl ini memiliki banyak kisah yang mampu menarik perhatian para pendaki. Sosok Shoe Hoek Gie, tokoh 70 an pun memiliki hubungan dengan gunung semeru. Di tempat inilah Hoek Gie menghembuskan nafas terkhirnya.

Untuk naik gunung ini, salah satu jalur yang banyak di tempuh adalah melalui Kota Malang. Dari Malang pendakian Gunung Semeru berawal dari sebuah desa bernama Ranu Pane. Dari sini perjalanan setengah hari menuju tempat yang bernama Ranu Kumbolo. Di situ terdapat danau sehingga di tempat ini para pendaki sering menghabiskan malam untuk beristirahat dan menikmati keindahan danau di atas ketinggian.



Perjalanan dari Ranu Kumbolo, para pendaki akan dipertemukan dengan daerah yang berhutan lebat. Dari sinilah banyak kisah yang bernuansa mistik terjadi. Konon banyak yang menyebut kawasan hutan tsb adalah hutan yang mistis. Sebab, tak jarang dari pendaki yang tersesat di hutan ini meski sudah sering kali mendaki semeru.

Orang Jawa mengatakan "Oyot Kesimpar". Artinya seseorang akan dibuat linglung dan berputar-putar di jalan yang itu-itu saja selama waktu yang panjang. Di kawasan ini harus memperbanyak doa kepada Sang Pencipta dan mengurangi sikap sombong dan bercanda yang kurang perlu.

Selepas hutan akan bertemu sebuah lapang yang menyimpan banyak misteri. Inilah yang dinamakan arcopodo. Artinya adalah arca kembar. Dalam legenda mahameru diceritakan bahwa di tempat tsb terdapat dua arca yang berdiri kembar. Pendirinya adalah prajurit dari jaman Kerajaan Majapahit.

Hanya saja keberadaan arca tsb tidak dapat dilihat oleh sembarang orang. Hanya orang tertentu yang memiliki kelebihan saja yang bisa mengetahui keberadaan arca kembar tsb. Dan yang melihatnya pun masing-masing memiliki beragam versi terkait wujud arca kembar tsb.

Ada yang berkata bahwa arca tsb sebesar anak kecil, namun juga ada yang mengatakan bahwa arca tsb sangat besar sehingga bisa terlihat dari jauh seperti dari ranu kumbolo. Selain itu bagi orang yang terpilih pun pada akhirnya bisa menyaksikan keberadaan arca tsb. Dan arcopodo adalah akhir pos sebelum seseorang mencapai puncak Mahameru, tempat tertinggi Jawa



Baca selengkapnya

Megahnya Gunung Semeru

Pendakian Gunung Semeru.

Tempat persemayaman Dewa



Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Mempunyai ketinggian 3676 Mdpl, gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dan gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Pegunungan Jaya Wijaya dan Kedua Gunung Rinjani.

Ada beberapa jalur akses menuju gunung semeru, salah satunya lewat Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Dari stasiun malang kita naik angkutan jurusan Tumpang, kemudian berhenti di Rest Area di Desa Gubugklakah. Perjalanan dilanjutkan dengan naik truk atau jeep. Biasanya dikenai biaya sekitar Rp 35.000 perorang sampai ke Ranu Pane.

Registrasi

Dari Ranu Pane kita melakukan registrasi terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu dilakukan saat registrasi adalah menyerakan surat kesehatan, fotocopy KTP, mengisi daftar perlengkapan bawaan dan pembayaran untuk tiket masuk.
Tiket Masuk Kawasan Bromo Tengger Semeru tertera di bawah ini :
-Untuk Wisatawan Lokal 
1. Hari biasa Rp 17.500 perhari.
2. Hari Libur/Minggu Rp 22.500 perhari

-Untuk Wisatawan Asing
1. Hari biasa Rp 207.500 perhari
2. Hari Libur/Minggu Rp 307.500 perhari


Jalur Pendakian

Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo


Ranu Pane adalah pos awal kita mulai berjalan kaki. Dari ranu pane kita berjalan sampai menemukan gapura selamat datang. Dari situ kita berjalan terus ke arah kiri ke arah perkebunan penduduk.

Jalur awal yang kita tempuh cukup landai hanya menyusuri lereng bukit yang didominasi oleh tumbuhan alang-alang. Kadang terdapat pohon tumbang dan ranting-ranting di atas kepala, sehinggan kita harus sering merundukkan kepala.

Setelah berjalan mengikuti jalur, sekitar 3 km kita akan menemukan papan atau portal bertuliskan Landengan Dowo yang artinya kita sudah sampai di tempat itu. Disitu kita harus terus berjalan lagi mengikuti jalur yang sudah ada. Setelah berjalan 3 km lagi kita akan sampai di Watu Rejeng.


Dari watu rejeng untuk sampai ranu kumbolo diperlukan sekitar 4,5 km lagi perjalanan. Setelah watu rejeng kita akan menemukan pos 1. Dari ranu pane ke ranu kumbolo terdapat 4 pos peristirahatan.

Jalur pendakian dari watu rejeng sampai kumbolo masih cukup landai, cuma nanti setelah pos 3 ada beberapa tanjakan yang cukup terjal. Setelah kita melewati itu maka kita semakin dekat ranu kumbolo. Kita hanya perlu berjalan sedikit lagi sampai akhirnya akan terlihat sebuah danau dan berarti kita sudah sampai.


Di ranu kumbolo kita dapat mendirikan tenda dan menginap. Ada beberapa larangan yang banyak pendaki kurang perhatikan, seperti tidak boleh mandi, tidak boleh mencuci dan buang sampah sembarangan. Karena hal itu akan merusak dan mencemari ranu.

Ranu Kumbolo - Tanjakan Cinta - Oro-oro Ombo - Cemoro Kandang

Di belakang ranu kumbolo terdapat sebuah tanjakan yang cukup terjal yakni Tanjakan Cinta, banyak mitos mengatakan bahwa saat menaiki tanjakan tsb kita tidak boleh menoleh ke bawah dan harus memikirkan seseorang yang kita sayangi jika kita berharap kisah cinta kita bisa terwujud. Namun itu semua hanya sebuah kepercayaan yang sampai sekarang tetap dipercayai.

Setelah kita melewati tanjakan cinta maka kita akan sampai di Oro-oro Ombo. Oro-oro Ombo merupakan padang rumput yang sangat luas. Jalurnya landai dan dikelilingi alang" atau rumput".
Perjalanan menyusuri Oro-oro Ombo tidak begitu membutuhkan waktu lama untuk sampai di Cemoro Kandang.

Cemoro Kandang - Jambangan - Kalimati
Dari cemoro kandang menuju pos berikutnya jalur agak menanjak. Sekitar 3 km untuk sampai di Jambangan. Setelah berjalan cukup lama, nanti kita akan sampai di Jambangan.


Nah dari Jambangan kita hanya memerlukan sedikit waktu untuk sampai di kalimati. Jalurnya pun sangat landai dan pemandangan puncak mahameru pun terlihat jelas, sampai-sampai tak terasa kita sudah sampai di kalimati

Kalimati - Arcopodo - Puncak Mahameru

Dari kalimati perjalanan dilanjutkan malam hari. Perlengkapan penerangan harus siap karena jalur yang akan ditempuh lebih ekstrem. Samping kanan-kiri adalah jurang dan rawan longsor. Setelah kita berjalan cukup lama kita akan sampai di arcopodo. Disitu terdapat beberapa makam pendaki semeru yang meninggal disitu.

Dari arcopodo perjalanan dilanjutkan dan tak lama kita akan sampai di cemoro tunggal. Cemoro tunggal adalah satu pohon cemara terakhir. Dan disini perjalan akan kita lalui dengan penuh kerja keras, karena jalur sudah merupakan tanah dan batu"an yang rawan longsor.
Dari sinilah biasanya banyak pendaki yang tidak bisa sampai puncak karena menyerah dan kelelahan serta kedinginan.
Setelah kita berjuang dengan keras, maka itu takkan terasa ketika kita mencampai puncak mahameru. Dari atas kita akan melihat pemandangn lautan awan yang begitu indah.


Baca selengkapnya