Monday 17 August 2015

Jalur Pendakian Gunung Butak via Princi Dau

Jalur Pendakian Gunung Butak via Desa Gading Kulon, Princi, Dau, Malang

Gunung Butak? Banyak orang mungkin belum mengenal dan mengetahuinya. Gunung Butak merupakan gunung yang sudah tidak aktif lagi yang mempunyai ketinggian 2868 Mdpl. Gunung Butak terletak di wilayah Malang dan Blitar, Jawa Timur. Gunung ini terletak bergandengan dengan Gunung Kawi dan sering disebut pegunungan putri tidur. 

view Arjuno

Untuk mendaki Gunung Butak terdapat 4 jalur pendakian yakni :
1. Jalur Gunung Panderman (Batu)
2. Jalur Sirah Kencong (Blitar)
3. Jalur Princi Dau (Malang)
4. Jalur Gunung Kawi (Kepanjen)


Untuk mendaki Gunung Butak melalui jalur Princi kita harus menuju Desa Gading Kulon, Princi, Kec Dau, Malang. Setelah sampai perempatan, ada sebuah gapura dan papan petunjuk untuk menuju Desa Gading Kulon. Perjalanan terus ke arah barat sampai mentok sebelum perempatan terakhir sebelah kiri jalan ada warung rujak berwarna biru. Nah motor kita bisa kita titipkan disitu. 
Setelah itu perjalanan kita dilanjutkan dengan berjalan kaki. Di perempatan kita ambil arah kiri searah menuju wisata Coban Parangtejo. 

Medan awal pendakian masih berupa jalan dengan batuan hitam yang masih landai melintasi perkebunan warga. Disamping kanan dan kiri jalan banyak dijumpai tanaman jeruk dan tomat. Setelah cukup lama berjalan, jalan yang dilalui berupa tanah dan masih dengan pemandangan perkebunan warga disamping kanan dan kiri. Setelah perkebunan warga, kita akan mulai memasuki hutan dan disamping kanan jalan terdapat aliran air yang sangat segar dan jernih. Mengikuti aliran air dan kita akan sampai di Pos 1. Untuk menuju Pos 1 dari basecamp membutuhkan waktu sekitar 1- 2 jam.

Di Pos 1 terdapat papan petunjuk arah menuju puncak Gunung Butak. Jalan selanjutnya adalah meloncati sungai kemudian melintasi medan yang sudah mulai terjal dan menanjak. Jalur masih rindang karena dipenuhi dengan pepohonan besar. 

Setelah itu kita akan keluar dari hutan dan jalur cukup terik jika siang hari. Medan pun berupa tanah yang sangat berdebu ketika musim kemarau. 
Berjalan dengan medan yang menanjak dan berdebu dengan waktu 2 - 3 jam kita akan sampai di Pos 2. Tidak ada ciri-ciri pasti pos tersebut. Karena di jalur pendakian Gunung Butak ini tidak terdapat penunjuk jalan dari awal. Di setiap pos hanya ada satu buah plang kecil bertuliskan pos berapa itu saja. Tempat pemilihan pos pun tidak pada tempat yang strategis.  

Setelah berjalan melewati medan yang menanjak yang dipenuhi pohon yang banyak menutupi jalan, kita baru akan menemukan medan yang cukup landai. Sekitar 30 menit kemudian kita akan kembali melintasi medan yang kembali menanjak. Setelah itu sedikit jalan menurun dan kita sampai di Pos 3. 

Pos 3 terletak setelah kita melewati tanjakan yang begitu terjal. Pos 3 ini berada diantara bukit di turunan. Dari pos 3 perjalanan kembali naik lagi melewati bukit. Setelah itu kita akan berjumpa di pertigaan antara jalur Panderman dan Jalur Princi. Kemudian kita ambil kiri jika ingin menuju ke puncak.

Perjalanan darisini juga kembali sedikit menanjak. Setelah itu melintasi pinggiran bukit yang cukup landai. Kemudian kita akan sampai di Sabana tempat untuk ngecamp sebelum menuju ke Puncak.
Total perjalanan dari basecamp sampai sabana sekitar 7-8 jam.

sabana setelah kebakaran

Sebelum kebakaran

Untuk menuju ke puncak hanya diperlukan waktu 0,5 - 1 jam saja dengan melintasi sabana kemudian kembali memasuki area pepohonan dengan jalur yang menanjak. Puncak Butak merupakan dataran yang cukup luas. Di sana kita akan disuguhi pemandangan Gunung Semeru di sebelah timur, Gunung Arjuna-Welirang di utara dan gunung Kelud di sebelah barat, dan dari kejauhan juga tampak gunung lawu.





Bagikan

Jangan lewatkan

Jalur Pendakian Gunung Butak via Princi Dau
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

5 comments

Tulis comments
avatar
19 January 2016 at 05:41

Setelah itu perjalanan kita dilanjutkan dengan berjalan kaki. Di perempatan kita ambil arah kiri searah menuju wisata Coban Parangtejo.

Pertanyaanya : bukannya ambil yang lurus ? bukan yg kiri?

Reply
avatar
23 January 2016 at 10:54

kalo lurus di perempatan deket warung yang tempat kita nitipin motor itu bisa saja, tapi bukan jalan umum dan susah. Ya terserah mas nya saja, kalo mau lewat situ ya boleh saja..
soalnya pas kita awal kesana salah lewat situ, dan ketemu anak kecil bilang kalo jalan yg kita lalui jalannya budeng :D alias jalan yg jarang dilewatin.

kalo ada jalan yg lbih mudah, kenapa harus ambil yg sulit???

Reply
avatar
5 May 2016 at 07:46

Informasi yang sangat bermanfaat. Maaf saya mau numpang berbagi informasi, tempat yang dikunjungi boleh sama (gunung buthak), tapi pengalaman dan cerita yang didapatkan oleh setiap orang pasti berbeda, terlebih jika kita muncak ke gunung buthak menggunakan jalur pendakian yang berbeda, saya menyarankan kepada semua teman-teman pecinta alam untuk tidak melewatkan jalur Pendakian gunung Buthak melalui kampung saya, jalur Sumber bendo Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa timur. Informasi lebih gamblang silahkan invite pin bbm saya 5123c088 atau klik http://sumbada.hol.es/?p=367salam lestari.

Reply
avatar
Anonymous
18 July 2016 at 07:09

ijin copas beberapa kalimat min hihihihi

Reply
avatar
9 August 2019 at 06:08

Jalannya masyaaallah bener2 ekstrim dan menantang, sy mulai perjalanan malam hari, perjalanan tambah menantang ketika di deket pos 3 (jalan landai) kami bertemu anjing hutan yg bikin deg2an, total perjalanan hampir 12 jam

Reply