Friday 27 November 2015

Karena Indonesia, Saya Harus Bisa

Indonesia.. yah negeri yang memang tak pernah lepas dari segala permasalahannya, mulai dari perekonomian, politik, korupsi, kebakaran, kericuhan dll. 

Negeri yang mungkin penduduknya sendiri merasa bosan dengan hal yang sama setiap harinya. Negeri yang tak pernah bisa tenang kehidupannya, dengan segala keributan yang setiap hari jadi tontonan dan keluar masuk ke telinga, tidak hanya oleh rakyatnya, bahkan juga oleh para pemimpinnya. Mendengar namanya saja mungkin orang sudah tahu siapa Indonesia. 

Indonesia.. tak hanya tentang itu saja. Tanah yang melahirkan dan membersarkanku hingga sampai saat ini saya masih bergantung padanya. 

Indonesia adalah tempat dimana saya tumbuh menjadi seorang yang mencintai negerinya dengan tulus meskipun dengan begitu banyak kekurangannya.



Indonesia adalah alasan kenapa saya harus bisa. Harus punya banyak uang untuk pergi mengunjungi setiap daerahnya. Bukan hanya tentang uang, tapi tentang kepuasaan hati. 
Ingin mengenal lebih dalam dan lebih jauh tentang Indonesia. Berusaha berbaur dengan setiap orang yang juga sama dilahirkan di negeri ini. Menyatukan perbedaan, semangat dan kecintaan pada tanah ini.

Indonesia.. negeri yang dibalik citra buruknya mempunyai sejuta pesona. Negeri yang membuat saya betah untuk tetap tinggal dan tak ada sedikitpun keinginan untuk pergi. Bagaimanapun saya hanya ingin tetap tinggal disini, mengabdikan diri demi bangsa ini.

Indonesia adalah tempat saya berdiri, menatap langit dan menggantungkan mimpi-mimpi. Tempat semua keyakinan ini tertanam dan semua harapan ini tumbuh. 

Indonesia adalah alasan yang membuat saya betah sendiri. Berkelana kesana-kemari sambil mencari jati diri. Pilihan ini tidaklah saya pilih, tapi memang kecintaan pada negeri ini mengalihkan saya untuk sementara memfokuskan diri berusaha mengenal lebih dalam tentang Indonesia.
Selagi masih muda, masih ada tenaga, mau kapan lagi selagi saat ini masih bisa.

Waktu takkan pernah terganti, kesempatan takkan pernah datang kembali. Ketika sudah saatnya saya harus berhenti, saya akan berhenti, tapi satu hal yang tidak akan pernah berhenti sampai saya mati yakni "Kecintaan pada Negeri Ini".
Baca selengkapnya

Wednesday 25 November 2015

Episode Terakhir Dari Hobi, Mari Kita Fokuskan Dulu Dengan Apa Yang Ingin Kita Raih


Sudah 2 tahun berjalan, dan akhirnya masa-masa akhir dari perjalanan selama itu akan segera ditentukan. 

Kita sudah berjanji untuk sebuah mimpi yang akan kita wujudkan bersama. Memulai semuanya bersama-sama, marilah kita akhiri semua ini bersama-sama. 
Jangan terpisahkan, dan mari kita mengawali hidup baru bersama juga. 
Memulai dan menggapai jalan hidup masing-masing. Jangan sampai ada yang terasingkan, jangan sampai ada yang tertinggalkan.

Hari itu sudah terlewati cukup lama, tak terasa memang. Ketika kita memutuskan untuk pertama kali mendaki dan menapaki ketinggian.
Sudah berapa gunung kita daki? Sudah berapa jauh dan lama perjalanan panjang yang kita habiskan? Sudah berapa banyak cerita dan kenangan yang terciptakan?

Semenjak hari itu kecintaan pada mendaki semakin tumbuh hingga saat ini menjelang akhir dari perjalanan menggapai mimpi di sini. Hasrat yang terus menggelora membuat kita tak tahan untuk mendatangi setiap puncaknya.

Namun semua itu perlu diakhiri. Bukan hanya karena semua itu butuh biaya, tapi melainkan ada hal yang tak pernah tergantikan oleh apapun, yaitu "Waktu". 

Kita bukan maunya berhenti, tapi kita hanya ingin beristirahat sejenak dari hobi ini. Ini bukanlah yang terakhir kali mendaki, tapi ini adalah yang terakhir kali sebelum semua tugas kita selesai. 

Kita ingin fokus pada masa depan kita. Kita ingin fokus untuk bisa mengakhiri ini bersama-sama tanpa ada yang tertinggalkan.
Kita harus berusaha keluar dari nyamannya kita saat ini, meskipun itu berat dan tak terbiasa.

Tak bisa lagi menggantungkan mimpi di atap langit, pastikan mimpi itu terbang dan sampai pada Sang Pencipta.
Hari ini kita pilih atap tertinggi kedua Jawa sebagai salam perpisahan bahwa sejenak kita akan berhenti dan berjuang untuk meraih apa yang ingin kita raih.

Perjalanan ini menentukan akankah mimpi kita bersama kala itu bisa terwujudkan atau tidak di hari nanti setelah kita mengenakan baju kebesaran. 

Puncak tertinggi untuk mengakhiri perjalanan bersama kita di sini. Bahwa selanjutnya kita akan berpisah dan pergi ke tempat masing-masing yang kita tuju. Sudah tidak lagi bersama-sama, tapi kenangan suatu saat akan menyatukan kita lagi suatu saat nanti dengan keadaan yang berbeda.

Masih terlihat jelas ketika awal kita berada di sini. Semuanya terasa sepi, belum ada ikatan. Namun kini ikatan ini terasa begitu erat ketika perjalanan sudah mau sampai di ujungnya. 

Oleh karena itu, marilah kita gapai ujung itu bersama-sama. Bila ada yang tertinggalkan, marilah kita rangkul untuk membawanya bersama. Bila ada yang menyerah, marilah kita hidupkan lagi dengan semangat dan keyakinan, sampai kita benar-benar bisa sampai di ujung bersama-sama.

Marilah kita lihat apa yang telah kita lakukan, mari kita rasakan dari hasil apa yang telah kita perjuangkan. Perjalanan menyongsong dan menggapai mimpi masih panjang. 

Saat ini kita bisa meraihnya bersama-sama, tapi setelah ini hanya diri kita masing-masing yang menentukannya. 
Marilah kita bersama-sama berdiri sebagai seorang pemenang impian, bukan seorang pengkhayal. Seseorang yang menaklukkan impiannya. Dengan idealisnya, dengan semangatnya yang tak pernah padam, dengan hatinya yang tegar, dengan jiwanya yang bebas dan lepas, dan dengan mulutnya yang selalu ramah dan tersenyum.


Sesuatu yang berat akan membuat kita lebih kuat. Keyakinan, kebersamaan, dan semua tentang perjalanan panjang ini akan menghantarkan kita pada sesuatu yang sering dibilang akan indah pada waktunya. 
Dan waktu itu tidak akan menunggu kita, melainkan akan menghampiri. Dan selama waktu berjalan menghampiri, pastikan kita tetap berjuang untuk menyambutnya ketika benar-benar sampai, tentunya dengan sebuah senyuman, bukan dengan sebuah kesedihan dan penyesalan.

Sekarang sebelum semuanya benar-benar terjadi, percayalah bahwa kita ditakdirkan untuk menjadi seorang yang berada di atas impiannya. Melihat atas semua yang sudah terwujudkan. Bukan melihat khayalaan-khayalan apa yang tidak bisa diwujudkan.

Percayalah bahwa semua bisa kita raih bersama-sama!! Tak ada yang harus tertinggalkan. 
Ingat bahwa kita memulai semua bersama-sama, oleh karena itu marilah kita sampai pada akhirnya juga bersama-sama dengan bahagia dan bangga dengan apa yang kita raih. Dengan tinta manis atas cerita dan kenangan perpisahan kita menuju jalan hidup masing-masing.


#inget #wisuda #tertinggiJawa #bersama #ransel
Baca selengkapnya

Kumaknai Hidup di Sisa Nafas

Terkadang aku hanya ingin berdiam seorang diri tuk melepaskan lelah dan penat oleh dunia. Terkadang aku hanya ingin melihat langit luas dimana aku bisa mencurahkan semua pada Sang Pencipta. 

Hanya ingin mencari kedamaian yang telah lama hilang. Tak ada niat lain selain membiarkan jiwa ini lepas dan bebas lagi.




Sekarang aku hanya disini terdiam berteman sepi. Jauh lagi dari hari-hari. Aku hanya bisa menunggu disini sampai saat itu nanti. 

Aku memang akan terus berlari jauh, meskipun kenyataannya aku berlari di tempat ini saja. Sejauh itu aku hanya kembali lagi, tak pernah jauh. Aku tak pernah bisa pergi dari sesuatu yang telah lama mengikatku dan hatiku.

Entah kenapa saat ini begitu cepat tapi juga begitu berat. Atau hanya karena kesempatan ini semakin sedikit?  

Berat atau tidak sebenarnya memang bakal tetap terlewati, tapi aku tidak bisa membiarkan semua itu berlalu begitu saja. Semuanya memang terlalu cepat berlalu disaat aku ingin sejenak terhenti.

Sudah cukup atas apa yang pernah tersia-siakan ditempo silam. Sekarang aku hanya ingin terus melangkah selama dihati ini masih tersisa keyakinan atas harapan. Selama dipikiran ini masih tertanam mimpi-mimpi untuk diwujudkan.

Saat aku tidak mempunyai keyakinan nanti, katakan pada dia tentang apa yang ku rasakan. Sampai saat ini aku tak pernah pergi, meski kau mengira aku telah pergi.

Selama masih ada nafas, percayalah aku akan berusaha untuk meraihmu. Berusaha mewujudkan apa yang telah engkau tumbuhkan pada hidupku. Sebuah keyakinan bahwa aku bisa menjadi yang engkau bayangkan.

Hingga detik ini hal itu masih ada di dalam diri. Bekas-bekas pecahannya masih menancap memberi sengatan untuk tetap sadar, bahwa perjuangan masih harus terus dan tetap berlanjut.

Jika nanti cahaya dalam tubuhku sudah mulai padam, dapatkah lagi terhidupkan? Ataukah justru gelap akan semakin menutupi? 

Dinding hati yang kian menebal tapi semakin rapuh dan lemah. Tapi tak terasa lagi sakitnya, meskipun tergores sebegitu dalam.

Aku tak berharap banyak pada hidupku, selain disisa hidup ini aku bisa melakukan banyak hal yang masih aku bisa lakukan.

Aku harus bersiap jika nanti hal itu datang lagi, bahkan jika itu lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Disaat itu berarti aku harus merelakan hidupku dan impian-impianku terbaring dan terkubur dalam.

Aku takut, takut tak ada lagi kesempatan. Takut ini semua bakalan berakhir tanpa akhir yang sesuai harapan. 

Seberapa lama lagi kesempatan itu ada? seberapa lama lagi kekuatan itu tetap bertahan? seberapa lama lagi sisa-sisa harapan terbalaskan? 
Jika nantinya berakhir sebelum harapan terbalaskan, maka apalah daya seorang manusia yang hanya meyakini mimpi-mimpinya untuk tetap berjuang. Apalah daya jika keadaan membuat aku semakin lemah dan tak bisa melakukan apapun.

Berbaring menatap langit-langit. Seolah berbicara padahal diam. Mata yang tak bisa lagi terbuka dan hati yang hanya bisa mencoba memberi tahu tentang sebuah keadaan dimana semua harapan hilang dan aku benar-benar menyerah.

Sebelum saat itu datang, aku hanya ingin memanfaatkan waktu yang takkan pernah terulang, memperbaiki masa lalu yang lama kelam. 
Membuatnya semuanya terasa lebih indah di sisa akhir nafas panjang. Merasakan apa yang nanti sudah tidak bisa terasa lagi jika saat itu menghampiri. 

Belajar memahami arti kehidupan lebih dalam. Bukan hanya untuk bersenang-senang, tapi membuatnya menjadi lebih bermakna dan agar tidak menyesal di akhir hayat.



Baca selengkapnya

Monday 9 November 2015

Tentang Hari Dimana Aku Terlahir ke Bumi

Tentang Hari Dimana Aku Terlahir ke Bumi

Hari ini aku merasa aneh,
Sedih, bahagia, terharu, bingung, seneng, semuanya jadi bercampur jadi satu.
Aku tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya kurasakan saat ini.
Aku sedih, tapi aku juga bahagia..
Aku senang, tapi aku tak tenang.

Sebenarnya aku tak mau ini terjadi, aku tak mau mengingatnya, tapi bagaimana aku bisa, ini brarti dalam hidupku..

Sudah berlangsung lama nampaknya, semenjak aku pertama kali ada dan sekarang tumbuh..
Aku tak ingat kapan dan seperti apa aku waktu itu, aku hanya tau kalau mereka bilang hari itu adalah hari kelahiranku.. dan aku percaya sampai sekarang bahwa itu memang hari dimana aku dilahirkan..

Mungki saat itu aku hanya bisa menangis, melihat dalam diam, dan aku tau mereka begitu menerima kehadiranku di sisi mereka..
Yang kulihat saat itu hanya tawa..dan hanya itu yang aku tau..


Aku terus tumbuh, merangkak, berdiri dan berjalan hingga akhirnya aku bisa berucap.. Aku tak ingat apa yang pertama ku ucapkan waktu itu, aku tak tau seberapa sering aku terjatuh untuk kemudian berdiri lagi dan kembali mencoba berjalan.

Hari ini, hari itu datang lagi dengan keadaanku yang terus berbeda setiap tahunnya, dengan umur yang semakin bertambah, dengan harapan yang semakin tinggi, dan meskipun semangat itu mulai sedikit padam.

Aku mulai kehilangan separuh hidupku, atau bahkan hampir dari sisa hidupku.
Kini aku bisa berjalan lebih cepat, berlari lebih jauh, tapi aku tak punya waktu lebih lama dari dulu. Aku tak punya hari dimana yang terlihat hanya tawa. 
Kini aku mengerti ada banyak hal lain selain tawa, sesuatu yang kini ku lihat sering kali, yaitu tangis dan air mata.

Nampaknya dunia tak seindah dulu ketika air mata tertahan dan tak pernah mengalir. Andai aku melihatnya dulu, itu adalah kebahagiaan yang tertuah.

Aku mulai mengerti rasa kasih sayang, bukan hanya pada mereka yang dulu pertama ada dan merawatku, tapi juga untuk dia seorang yang datang di tengah hidupku.

Malam ini ketika hari itu akan datang, aku menunggu dengan kekhawatiran. Ku coba tuk memejamkan mata, tapi tak bisa. Detik demi detik terlewati dengan renungan. Hingga akhirnya 1 detik pertama di hari ini terlewati. 
Tak ada apa-apa yang terjadi, ku lihat tidak ada pesan masuk. Aku memang sudah siap bukan hanya saat ini saja, tapi sudah sejak dulu bahwa aku sendiri yang akan melewatinya.

Rasanya bagiku sama seperti hari biasanya, tak ada yang berbeda. Aku pejamkan mataku, tapi tak lama aku terbangun kembali masih dengan rasa kekhawatiranku.

Aku hidupkan komputer di depanku, ku buka akun facebook ku dan kulihat sebuah pesan terkirim untukku. Aku hanya berharap dia, aku sempat khawatir apakah hari ini juga penting baginya. Ku lihat, ternyata bukan dia, tapi seseorang yang dulu pernah ada di masa SMP ku. Dia yang selalu ingat dan pertama kali mengucapkan padaku. Sampai saat ini pertemanan ku dengannya masih terjalin begitu hangat. 

Aku tetap menunggu meskipun aku tidak terlalu mengharapkan ada. Apakah hanya mereka yang begitu pedulinya dengan diriku yang selalu ingat dengan hari ini. Aku senang, karena punya mereka teman-teman yang istimewa dan selalu ada dalam hidupku. 

Meskipun begitu aku merasa ada yang masih kurang hari ini. Aku tetap menjalani apa adanya, dengan ceria dan bahagia. Aku sudah tidak memikirkan itu lagi. Tapi disaat aku sudah tak peduli dan mengira bahwa hari ini memang akan berakhir seperti ini saja, aku terkejut dengan sesuatu yang kamu kirimkan padaku. Apakah ini benar darimu, apakah kamu mengingat hari ini? 
Aku sadar bahwa dirimu hanya tak mau menampakkannya dan begitu peduli meski kamu tak mengatakannya. Kamu pura-pura tak tahu.
Aku sempat berpikir salah bahwa dia tak pernah peduli. Tapi ternyata dia begitu peduli, sangat peduli bahkan. Hanya saja mungkin aku yang tak tau jika selama ini dia selalu ada untukku.

Mungkin aku orang yg beruntung. Beruntung bisa mendapatkan kasih sayang yang tulus darimu. Aku bukanlah orang yang spesial, tapi kamu selalu memperlakukan aku begitu spesial.
Hati ini berkecamuk lagi, rasanya begitu aneh.
Aku terus bertanya apakah diri ini pantas mendapat sesuatu yang begitu baik? 
Apa itu tidak terlalu sempurna buatku?

Sontak saat itu aku terdiam lagi, semuanya terasa kembali. Ada sesuatu yang berkecamuk dalam hatiku.
Mungkinkah aku jatuh begitu dalam ? Kamu menggenggam hatiku, mengikatku dengan kasih sayangmu, merengkuh aku dengan dekapanmu.
Aku tak tau bagaimana bisa menjaganya, yang aku coba hanyalah untuk tidak sedikitpun menyakitinya.

Kamu datang lagi membawa cinta begitu besar, kamu datang lagi dengan keyakinan. Kamu datang lagi dengan sebuah ketulusan.
Memberiku gairah untuk tetap melanjutkan jalan yang ternyata masih panjang. Memberikanku sebuah kekuatan agar ku tak pernah menyerah meski terkadang aku sangat lelah. 
Memberikanku sejuta harapan-harapan yang harus tetap diwujudkan.

Aku dan kamu tak tau sebenarnya kita ini apa. Kamu melepaskanku, tapi kasihmu tak pernah lepas. Yang bisa aku katakan lagi, jangan sampai terluka lagi, terluka begitu dalam hanya karena untuk menyayangiku. Aku takut akan hal itu. Tanpa diriku kamu sudah bisa terbang sangat tinggi. Sudah berlari begitu jauh. Dan kamu sudah punya kebahagiaan begitu besar.

Dunia ada untukmu, tapi kenapa kamu masih menungguku? Mengulurkan tangan untuk mengangkatku. Memegangiku untuk bisa terbang bersamamu. 
Jangan pernah menantikanku jika itu membuatmu terluka. Seharusnya mungkin kamu sudah sampai pada jalan yang kamu inginkan. 

Tetaplah disana di tempat yang selalu memberimu tawa, jangan kembali hanya untuk menunggu waktu yang lama. Sesuatu yang belum pasti akan bisa datang dan mengejar. Sesuatu yang belum tau apakah akan berhasil atau gugur di tengah jalan.

Terima kasih hari ini, hari-hari sebelumnya dan mungkin hari-hari yang ada di depan. Hadirmu hari ini memberikan makna, membuat hari ini berbeda daripada hari-hari biasanya. Tentu saja aku takkan pernah lupa hari ini. Terima kasih sekali lagi.

Baca selengkapnya

Tuesday 3 November 2015

Mengetahui Karakter Pasangan Ketika Mendaki Gunung

Perlu diingat bahwa artikel ini dibuat untuk hibura semata :D

Kalian yang hobi mendaki gunung, sudah pernahkan Kamu mendaki bersama pasangan? atau selama ini hanya mendaki seorang diri? haha 
Jika kalian ingin mengetahui karakter dan kepribadian asli dari pasangan kamu, maka ajaklah sekali-kali dia untuk mendaki gunung bersama. Ketika mendaki gunung karakter asli dari manusia akan terlihat.



Berikut ini saya paparkan karakter seorang pasangan ketika di gunung.

- Jika pasanganmu banyak mengeluh dan mengajak pulang, berarti dia adalah orang yang manja dan anak mama haha. Ketauankan kalau tidak mau susah dan bekerja keras.

- Jika pasanganmu tidak mau membantu mendirikan tenda atau memasak, berarti dia adalah seorang yang pemalas. Kalau dimintai bantuan pasti menolak dan beralas-alasan terus.

- Jika pasanganmu menghabiskan makanan dan minuman sendirian, itu berarti dia adalah orang yang pelit dan egois. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan yang lainnya. Baginya yang penting dia kenyang, entah yang lain kelaparan atau tidak dia tidak peduli.

- Jika pasanganmu meninggalkan sampah di gunung, berarti dia adalah orang yang tidak bertanggung jawab, berarti dia adalah orang yang seenaknya sendiri.

- Jika pasanganmu menunggu disampingmu dan selalu membawakan minum atau air ketika kamu lelah dan haus, berarti dia adalah orang yang setia dan peduli terhadapmu.

- Jika pasanganmu membawakan semua barang bawaanmu, berarti dia adalah seorang PORTER wkwkwk. Maaf bercanda, berarti dia adalah orang yang mau berkorban buat dirimu, dia tidak mau melihat pasangannya keberatan membawa barang yang berat.

- Jika pasanganmu membawakan bunga Edelweiss untukmu,berarti dia adalah orang yang tidak peduli pada alam dan perusak alam, dia lebih mementingkan benda dibandingkan pasangannya sendiri.

- Jika pasanganmu ketika kamu pamit mau mendaki gunung bilang gini "Aku gak mau dibawain apa-apa, cukup kamu bisa pulang dengan selamat aja aku udah seneng". Itu berarti pacarmu memang benar-benar sayang dan tulus kepadamu, karena dia lebih mementingkan dirimu dibanding dengan kenangan-kenangan yang didapat dengan cara merusak, atau membahayakan nyawa.


Baca selengkapnya