Saturday 15 August 2015

Istirahat Dalam Dekapan Sang Penguasa Jawa (Semeru)

Mendaki gunung adalah sebuah olahraga ekstrim yang menjadi hobi baru dikalangan anak muda sekarang ini. Mendaki sangatlah berbahaya apalagi buat mereka yang tidak pernah mempunyai pengalaman mendaki sebelumnya. Tak sedikit korban entah itu cedera, hilang dan bahkan tewas ketika mendaki gunung.



Berbicara mengenai Gunung Semeru di Jawa Timur yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Banyak orang berbondong-bondong ingin pergi kesana. Entah itu dari mereka yang sudah sering kali mendaki atau bahkan mereka yang belum pernah sama sekali dan hanya sekedar nekad dan ikut-ikutan.

Baru-baru ini Gunung Semeru terus menambah daftar rentetan pendaki yang harus menjadi korban karena ingin menaklukkannya. Korban terus berjatuhan entah hilang, cedera atau bahkan tewas. Bak seperti memuntahkan amarahnya, gunung ini terus meminta korban dalam waktu yang berdekatan.

Baru kemarin ini seorang pendaki asal Bogor bernama Daniel Saroha (31) dilaporkan hilang setelah diduga tersesat di jalur pendakian selepas turun dari puncak. Daniel beserta rombongannya yang berjumlah 21 orang melakukan pendaki pada Sabtu, 08 Agustus 2015. Kemudian pada Senin, 10 Agustus 2015 dini hari mereka nekad melakukan pendakian ke puncak Mahameru meskipun sebelumnya petugas sudah menyampaikan bahwa batas pendakian terakhir hanya sampai Kalimati. Mengingat saat itu juga Gunung Semeru masih berstatus Waspada Level II. 
Nah setelah dari puncak mereka turun dan korban terkahir terlihat di batas vegetasi tepatnya sekitar pukul 11.00 WIB. Namun setelah ditunggu sekitar 3 jam tidak muncul akhirnya teman-teman korban turun ke Kalimati untuk meminta bantuan porter dan sukarelawan untuk membantu mencari.

Dalam proses pencarian Daniel Saroha yang belum selesai, sudah ada laporan bahwa ada 2 pendaki yang dilaporkan tertimpa batu besar yang jatuh dari puncak tertinggi Pulau Jawa iu. Seorang pendaki dikabarkan meninggal dunia dan yang satunya mengalami patah kaki.

Korban meninggal dunia bernama Dania Agustina Rahma, warga Jalan Arif Rahman Hakim Perbata No. 4 Rt. 04 Rw. 04 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Sukabumi Jawa Barat. Korban mengalami luka pada bagian kepala dan patah kaki kiri. Jenazah korban dibawa ke RSU Lumajang pada hari Rabu malam.

Wanita cantik yang hobi berpetualan sejak SD itu akhirnya harus mengakhiri petualangannya dalam dekapan sang Penguasa Jawa. Wanita 19 tahun itu merupakan Mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung, Jawa Barat.

Pendakian Dania ini nampaknya juga dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga. Keluarga hanya mengetahui Dania akan merayakan ulang tahunnya di Yogyakarta bersama para sahabatnya. Naas sekali akhirnya perjalanan hidupnya harus berakhir menjelang hari ulang tahunnya.

Sementara korban patah kaki bernama M Rendyka, mahasiswa Universitas Harapan Mandiri Medan, Sumatera Utara. Korban di evakuasi dan kini dirawat di RS Saiful Anwar Malang. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 05.45 pagi dengan lokasi kejadian keduanya sama, hanya sekitar 30 menit lagi saat perjalanan menuju puncak. Keduanya tertimpa batu besar yang jatuh dari puncak Mahameru.

Hari Kamis Sore datang kabar gembira bahwa pendaki hilang yang bernama Daniel Saroha akhirnya bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

Dari daftar di atas masih banyak lagi korban dari pelukan sang Penguasa. Dulu tepatnya tanggal 16 Desember 1969 seorang aktivis Indonesia bernama Soe Hok Gie meninggal dunia karena diduga menghirup gas beracun yang berasal dari kawah Jonggring Saloka. Soe Hok Gie meninggal tepat sehari sebelum ulang tahunnya.

Pada tahun 2009 mahasiswa Fisipol UGM bernama Andika Listyono Putra juga harus pulang dalam dekapannya. Andika meninggal setelah terjatuh di Blank 75 setelah turun dari puncak. 

Pada tahun 2014 kemarin juga ada lagi Mahasiswa S2 UGM Jurusan Teknik Elektro bernama Ahmad Fauzi yang meninggal di Semeru karena terhantam longsoran batu dari atas.

Selain pendaki meninggal, juga banyak kejadian pendaki hilang. Tak hanya Daniel Saroha kemarin. Sebelumnya pada Juli kemarin juga ada pendaki bernama Budiawan yang hilang dan ditemukan di Jurang Blank 75 dalam keadaan selamat.

Begitu banyak orang yang akhirnya harus terpaksa menerima cobaan lebih dari alam, atau bahkan meninggal dalam pelukannya. Kita tidak tahu apakah kita nanti mendapat keadaan seperti meraka, tapi yang jelas marilah kita merenungkan diri bahwa semua bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Kita hanyalah bagian kecil dari dunia yang hanya hidup sementara dan tak pernah tahu kapan kita akan kembali.


Bagikan

Jangan lewatkan

Istirahat Dalam Dekapan Sang Penguasa Jawa (Semeru)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.