Wednesday 5 August 2015

Tips Sholat Ketika Mendaki Gunung

Bagi seorang muslin sholat adalah hal yang wajib dilakukan dimanapun berada dan dalam kondisi apapun. Ketika melakukan perjalanan seperti mendaki gunung tentu saja kita akan kesulitan untuk melakukan sholat lima waktu. Hal ini dikarenakan perjalanan seperti mendaki gunung selalu membutuhkan tenaga dan menyita waktu. Oleh karena itu islam memberi solusi dengan aturan-aturan yang sangat mempermudah kita sebagai pendaki dan penggiat alam yang tentunya banyak menghabiskan waktu di alam terbuka.



Berikut ini adalah beberapa panduan atau tips sholat ketika dalam perjalanan seperti mendaki gunung :


Sholat di Kendaraan

Ketika kita sedang berada di perjalanan menuju lokasi pendakian, tentunya juga membutuhkan banyak waktu belum lagi kalau gunung yang kita tuju jauh dari tempat kita. Pastinya juga akan menghabiskan waktu yang tidak sebentar. Nah otomatis kita akan melewati beberapa kali waktu sholat. Ada beberapa cara melakukan sholat ketika di dalam kendaraan seperti pesawat, kereta atau bus.


- Tayammum sebagai pengganti wudhu

Media yang bisa kita gunakan untuk tayammum adalah seluruh permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir, tanah entah lembab atau kering.

Tata Cara Tayammum :

- Membaca niat "Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shaalati fardhal lillahi ta'aalaa"
- Meletakkan kedua telapak tangan pada benda atau tempat yang berdebu bersih
- Kemudian kedua telapak tangan ditiup atau ditepukkan kemudian mengusapkan punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri begitupun sebaliknya.
- Kemudian menyapu atau mengusap wajah dengan kedua telapak tangan.
- Semua usapan dilakukan sekali.
- Bagian tangan yang diusap hanya sampai pergelangan tangan saja.

- Sholat Menghadap Arah Duduk
Jika di atas kendaraan tentunya kita kesulitan untuk sholat menghadap kiblat, oleh karena itu kita bisa melakukan sholat menghadap sesuai kendaraan, namun jika memungkinkan dan bisa menghadap kiblat, maka sholatlah menghadap kiblat.

Beberapa pendapat mengatakan selain melakukan sholat ketika di kendaraan kita juga bisa mengqadha sholat kita.


Sholat di Gunung

Ketika dalam pendakian beberapa kondisi akan terjadi pada diri kita seperti udara dingin, mengejar waktu, disorientasi arah, dan tentunya persediaan air yang terbatas. Untuk menghadapi hal-hal seperti itu Islam telah memberikan solusi agar kita tetap bisa menjalankan sholat.

- Dalam berwudhu kita bisa hanya membasuh muka, kedua tangan, sebagian kepala dan kaki saja karena yang diwajibkan. Masing-masing bisa dibasuh sekali saja tanpa harus tiga kali. Bila kondisi tidak memungkinkan bisa melakukan tayammum.
Berwudhu juga bisa dilakukan ketika masih menggunakan sepatu. Hal seperti ini juga memang telah diajarkan oleh Rasulullah dahulu.

Caranya sama saja dengan wudhu, tapi cukup membasuh bagian atas sepatu daru bagian terus ke belakang sebagai ganti cuci kaki. Namun perlu diingat sepatu yang digunakan haruslah menutup mata kaki dan bukan terbuat dari bahan yang tipis dan tembus air. Selain itu juga tidak boleh ada bagian yang bolong dan robek.


Sholat Menghadap Kiblat

Ketika hari masih terang tentu kita akan mudah menentukan arah kiblat. Namun akan sangat menyulitkan ketika malam hari atau ketika kondisi tertutup kabut tebal yang menutup sinar matahari.


Beberapa cara menentukan arah kiblat :

- Cara termudah adalah dengan menggunakan kompas
- Rasi bintang Orion (Bintang Waluku/Bajak/Belantik) untuk arah barat. Ini adalah rasi yang paling mudah dikenali. Ciri khasnya adalah tiga buah bintang yang terang, saling berdekatan dan dalam satu garis lurus. Tiga bintang tersebut disebut sabuk Orion. Satu garis yang menghubungkan tiga bintang itu bisa dijadikan petunjuk arah kiblat.


Sholat Menggunakan Sepatu Trekking

Seorang yang sholat boleh dalam kondisi sedang mengenakan sepatu. Jadi memakai sepatu dalam sholat itu tidak dipermasalahkan.


Sholat Jama' dan Qasar

Sholat fardhu boleh dijamak bila kita dalam kondisi safar atau melakkukan perjalanan jauh. Mendaki gunun termasuk salah satu bentuk perjalanan yang bisa dijadikan dasar daru menjamak sholat. Sholat yang boleh dijama' adalah sholat dzuhur dengan sholat ashar dan sholat maghrib dengan sholat isya'.
Ada pula yang disebut mengqasar sholat yakni dengan cara meringkas jumlah rakaat, misalnya sholat dzuhur, ashar dan isya' yang tadinya 4 rakaat di qasar menjadi 2 rakaat.


Buang Air Besar

Bagi sebagian pendaki buang hajat terkadang menjadi kendala ketika naik gunung. Mungkin karena tidak terbuasa jadi terpaksa mencari lokasi yang sekiranya nyaman untuk buang hajat. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita untuk ceboknya mengingat kondisi air yang terbatas.
Islam memberikan solusi bukan dengan air tapi dengan benda seperti batu, kayu, daun kering. Pendaki sekarang biasanya suka membawa tissue basah untuk keperluan jika sewaktu-waktu ingin buang air di gunung.


Mimpi Basah

Yang namanya mimpi basah tentunya tidak kenal waktu dan tempat serta tidak bisa dicegah. Bisa saja ketika di gunung kita kedatangan rejeki. Lantas bagaimana mandi wajibnya?
Dalam kondisi di gunung dengan udara yang sangat dingin sehingga untuk menyentuh air pun akan terasa beku, maka kita bisa melakukan tayammum sebagai penggantinya. Tayammum sendiri juga bisa menghilangkan hadats kecil dan hadats besar. Jadi tidak perlu mandi wajib di gunung jika nantinya hanya bisa membuat sakit.


Hal-hal yang dijelaskan di atas merupakan beberapa panduan sholat ketika kita mendaki gunung. Semoga bermanfaat.





Bagikan

Jangan lewatkan

Tips Sholat Ketika Mendaki Gunung
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.