Monday 22 February 2016

Semua tentang Kita. Haruskah ini berakhir?


Saya tak tau harus berkata apa lagi, 
ini semua tentang apa yang ada di dalam hati.
Saya tak tahu mengapa ini begitu rumit.
Padahal seharusnya ini begitu manis dan indah untuk diingat.
Terkadang karena begitu besarnya cinta, kita lupa bahwa begitu banyak cara sederhana untuk menunjukkannya.

Terkadang kesederhanaan itu malah membuat cinta begitu terasa,
Ketimbang cinta yang rumit, tapi malah seakan membuat kita lupa kalau kita punya cinta.

Apakah memang ego kita yang membuatnya rumit, ataukah hanya ego ku sendiri?
Sejujurnya aku tak pernah tau, aku bingung dengan apa yang sebenarnya kau mau.
Kenapa kita tidak bisa seperti mereka? Dengan hal yang sederhana tapi kasih dan sayangnya begitu terasa.







Aku pernah berkata pada seorang teman yang pernah kau titipkan sebungkus kado untukku.

"Mungkin suatu saat nanti, aku juga akan merasakan sama dengan apa yang kamu rasakan saat ini, aku akan mengalami hal sama dengan apa yang kamu alami saat ini.

Mungkin suatu saat nanti aku juga akan datang ke sebuah resepsi sama sepertimu. Melihat orang yang kita sayangi ada disana, dan benar-benar saat itu kita memupuskan harapan, begitu rela.

Menghela nafas panjang, sembari berkata dalam hati "Berbahagialah kasih, kau memang terlihat begitu serasi dengannya, dan dia adalah sosok yang terbaik yang Tuhan kasihkan padamu, dia adalah orang yang paling tepat untukmu dan dia adalah orang yang paling beruntung mendapatkanmu".

Saat itu aku harus benar-benar merelakannya. Dengan senyuman tanpa ada sedikitpun raut kesedihan. Ini hari bahagia, dan dia tampak sangatlah bahagia. Aku juga harus bahagia. Ini jalan terbaikku dan juga jalan terbaik untuknya. Aku harus ikhlas!!"

Begitulah yang aku katakan padanya.

Mungkin saat ini aku juga harus belajar dari temanku itu, bagaimana dia tetap tersenyum kala itu. Bagaimana dia tetap tegar dan sampai saat ini masih tulus mencintai meskipun seorang yang benar-benar dicintainya sudah ada yang memiliki.

Terkadang aku suka teringat bahwa ternyata kita pernah jalan berdua. Sungguh itu adalah hal yang tak biasa bagiku. Duduk bersampingan sambil ku dapat melihat senyummu. 
Tak pernah sebelumnya ku melihatmu sedekat ini. Aku bertanya-tanya dalam hatiku " apakah ini sungguhan adanya?". Sungguh aku masih tak percaya itu.
Untuk kesekian kalinya kecanggungan itu muncul lagi, disaat aku tidak bisa berkata-kata apapun.
Disaat aku kebingungan harus mencari apa yang harus dibicarakan.

Kebersamaan yang singkat dan cuma sekali itu selalu membuatku tersenyum sendiri, bahkan ketika sepulangnya waktu itu. Sepanjang jalan itu hanya ada bayang-bayangmu yang terus mengikutiku.

Apakah itu akan terulang kembali? Rasanya memang akan sangat sulit, atau bahkan memang takkan terulang.
Bukannya aku pesimis, tapi aku hanya ingin berpikir dengan realita.


Sayangnya kali ini kita seakan kembali tak saling bicara. Entah apa yang terjadi. Apakah diam kita berdua beberapa waktu ini membuat kita menyimpulkan semuanya sendiri.
Entahlah, tapi ketika aku tau kau menulis sebuah tulisan dan aku yakin itu untuk diriku, saat itu akupun terjatuh.

Ternyata memang hanya sampai seperti ini sajakah kisah kita?. 
Ketika aku membacanya mungkin aku bisa menangkap sesuatu.

Sejujurnya aku begitu takut. Apakah aku bisa sampai sebelum kau sampai di titik batas itu, Apakah aku bisa menyusulmu?
Kau terlampau siap untuk semuanya. Sedangkan aku masih harus berjalan atau bahkan berlari lebih jauh, berkali-kali lebih jauh dari darimu.

Apakah aku sanggup mengejarmu? Meskipun sebenarnya kita seperti dekat, tapi di dalamnya sebenarnya kita sangatlah jauh.
Jarak kita bukan hanya tentang perbedaan, tapi juga tentang waktu. 

Sudah cukup apa yang pernah kau lakukan terhadapku.
Kekhawatiranmu, kerinduanmu atau kepedulianmu.
Jika aku tak bisa membalasnya, maka hanya akan seperti ini terus.


Cobalah berhenti untuk mengingat dan mengungkit tentang masa laluku. Bukankah itu sudah berlalu dan berakhir? 
Aku tidak pernah kan mengungkit tentang masa lalumu, bertanya kenangan apa saja yang pernah terjadi padamu? 
Bukan karena aku tak ingin tau. Tapi mungkin akan terasa sakit jika mengetahuinya.

Saat ini,
Bila kamu lelah!
Pergilah!
Biarkan aku tetap disini!

Jangan pernah menunggu lagi!
Karena aku sendiri tak tau kapan akan sampai.


Kaulah yang seharusnya segera mendapatkan kebahagiaanmu, 
yang seharusnya cepat mendapatkan seseorang yang kau mau. 
Dan akulah yang seharusnya berkata kepada lelakimu seperti apa yang kamu katakan.

Bukan AKu!!
Karena aku takkan bisa. Jika aku bisa melihatmu saat itu nanti, disitu aku baru percaya bahwa kamu benar-benar sudah mendapat apa yang kamu cari.

Disitulah aku akan belajar ikhlas, lalu pergi. Berusaha meyakini bahwa ini takdir yang terbaik. 

Kamu istimewa, terlampau istimewa.
Dan aku merasa beruntung sekali karena pernah menjadi bagian dari hidupmu.

Dari awal aku berpikir memang tidak seharusnya diriku mencintai seorang sahabatku sendiri.
Maafkan diri ini yang telah lancang menuliskan namamu di hati dan juga dalam hidupku.
Maafkan diriku jika cara-cara ku untuk mencoba membahagiakanmu tidak cukup istimewa untukmu.
Maafkan sikapku selama ini jika itu menyakitimu.

Jika kamu pernah bilang lelaki terkadang harus egois untuk mendapatkan apa yang dicintainya, maka aku tidak cukup egois untuk membuatmu bertahan.

Biarlah air mata ini yang mengiringi akhir dari cerita kita.
Haha aku terlalu cengeng yaa?? 

Satu hal ya yang aku minta, "Jangan pernah bersedih lagi!! :)"



Aku menyayangimu Sahabat.
Terimakasih. 



Bagikan

Jangan lewatkan

Semua tentang Kita. Haruskah ini berakhir?
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.