Saturday, 7 March 2015

Gejala Hipotermia dan Cara Mencegahnya


Siapa yang belum mendengar nama Hipotermia? Tentunya semua pendaki gunung pada umumnya telah familiar dengan kata itu. Namun ada juga pendaki gunung yang tidak mengetahui apa itu hipotermia. Hipotermia adalah salah satu musuh besar bagi para pendaki gunung atau pecinta alam bersuhu ektrim. 

Desember tahun 2014 lalu ada peristiwa yang menelan korban jiwa. Wanita yang bernama Shizuko Rizmadhani ditemukan tak lagi bernyawa akbiat terserang hipotermia saat mendaki Gunung Gede. Dari peristiwa itu bisa kita jadikan pelajaran penting akan bahaya hipotermia.

Hipotermia memang menjadi ancaman besar bila kita mendaki gunung. Oleh karena itu disini kita akan membahas tentang apa itu Hipotermia dan bagaimana mencegah atau mengatasinya.


Apa sih Hipotermia itu?

Hipotermia adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan panas tubuh atau menyesuaikan suhu dengan cuaca dingin.  Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 C. Ketika dipegang tubuhnya tetap hangat tetapi suhu tubuhnya menurun. Oleh karena itu banya yang menganggap sepele dengan gejala hipotermia dan mengira korban sedang kesurupan padahal itu terkena hipotermia.

Hipotermia. di gunung bisa terjadi saat pendakian maupun pada saat beristirahat atau berkemah. Namun dari kebanyakan kasus hipotermia yang terjadi adalah pada saat sedang beristirahat dimana tubuh sedang tidak melakukan aktivitas sehingga tubuh kurang menghasilkan panas ditambahi hal-hal lain yang mendukung terjadinya hipotermia seperti pakaian basah, hujan, perut dalam keadaan kosong dll.

Gejala Hipotermia

Hipotermia Ringan
- Penderita berbicara ngelantur dan tidak jelas
- Kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu
- Detak jantung melemah
- Tekanan darah menurun
- Terjadi kontraksi otot karena tubuh berusaha untuk menghasilkan panas
- Merinding hebat pelan-pelan semakin sering

Hipotermia Sedang
- Detak jantung melemah
- Pernafasan melemah (3-4 kali bernafas dalam 1 menit)
- Mulai sulit melakukan gerakan tubuh yang rumit seperti mencengkeram atau memanjat meskipun masih bisa berjalan secara normal

Hipotermia Berat
-  Merinding makin hebat dan datang bergelombang dan tiba-tiba berhenti. Makin lama fase berhenti merinding semakin panjang hingga akhirnya benar-benar berhenti. Hal ini disebabkan glikogen yang dibakar di dalam otot sudah tidak mencukupi untuk melawan suhu tubuh yang terus menurun. Akibatnya tubuh berhenti merinding untuk menjaga glukosa.
- Korban jatuh dan tak bisa berjalan/melangkah, kemudian meringkuk.
- Otot mulai kaku. Ini terjadi karena aliran darah ke permukaan berkurang dan disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan karbondioksida di dalam otot.
- Kulit terlihat semakin pucat.
- Bola mata tampak membesar
- Denyut nadi menurun
- Pada suhu 30 C kondisi tubuh masuk ke dalam fase penghentian metabolisme. Korban tampak seperti mati padahal sebetulnya masih hidup. 
- Pada suhu internal 32 C, tubuh berusaha memasuki fase hibernasi untuk menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung.



Cara Mencegah Hipotermia

- Pendaki sebaiknya menghindari kontak air secara langsung, gunakan rain coat pada saat melakukan pendakian di kala hujan.
- Jangan terlalu lama mengenakan pakaian basah. Ganti segera bila pakaian yang dikenakan basah oleh keringat atau air hujan.
- Gunakan pakaian yang tebal, kering dan hangat apabila sedang tidak berjalan atau tengah beristirahat agar menjaga suhu tubuh tetap dalam keadaan hangat.
- Jangan menggunakan celana jeans ketika mendaki gunung, karena akan sulit menyerap keringat dan sulit kering ketika basah.
- Bila beristirahat usahakan jangan hanya berdiam diri, usahakan melakukan kegiatan-kegiatan kecil asal tubuh tetap bergerak.
- Sebelum tidur pakailah semua perlengkapan seperti jaket, kaos kaki, sarung tangan dan sleeping bag.
- Gunakanlah perlengkapan mendaki gunung sesuai prosedur pendakian dan jangan pernah sekalipun menyepelekannya.

Cara Mengatasi Saat Terserang Hipotermia

- Pastikan penderita memakai pakaian yang kering. Bila basah segera diganti dengan yang kering.
- Berikan minuman hangat dan manis seperti teh hangat atau cokelat hangat agar suhu tubuh cepat meningkat. 
- Jika memungkinkan sebaiknya penderita diminta melakukan gerakan-gerakan tubuh ringan untuk menghangatkan tubuh seperti menggerakkan jari-jari tangan dan kaki, namun ingat jangan sampai penderita kembali berkeringat.
- Untuk mempercepat penderita kembali menjadi hangat, buatlah api unggun.
- Jangan sampai penderita tidak sadarkan diri, sebisa mungkin penderita dalam keadaan sadar kalau perlu pukul-pukul wajahnya tentunya pelan-pelan saja.
- Segera dirikan tenda dan suruh penderita masuk ke dalam tenda agar terhindar dari angin dan suhu dingin.


Bagikan

Jangan lewatkan

Gejala Hipotermia dan Cara Mencegahnya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.