Memang semua itu benar adanya, tertutama jika dilakukan dengan pengetahuan yang cukup dan persiapan yang matang dan tak lupa pengalamanpun diperlukan, karena bukan apa-apa, mendaki gunung adalah aktivitas yang jelas-jelas melibatkan kegiatan fisik yang berat di tengah alam bebas yang sulit ditebak kondisinya.
Pendidikan karakter terbaik
"Now I see the secret of making best person :
it is to grow in the open air,
and to eat and sleep with the earth." (Walt Whitman).
Seperti kegiatan di alam bebas lainnya, sejatinya mendaki gunung bagaikan sedang menjalani kehidupan tapi bedanya hanya di alam bebas. Aktivitas pendakian gunung memiliki banyak bahan pengajaran pendidikan karakter yang pastinya dibutuhkan seseorang jika ingin sukses dan bahagia dalam hidupnya.
Kata "karakter" disini maksudnya bagaimana seseorang menampilkan kebiasaan positif dalam menyikapi segala kejadian yang dihadapinya dalam kehidupan. Kebiasaan positif itu tentunya dapat dipelajari dan perlu dibangun serta dibina. Melalui kegiatan seperti mendaki gunung inilah seseorang dapat membangun karakter dirinya secara alamiah.
Mendaki gunung bukanlah sebuah kegiatan yang impulsif karena kegiatan ini mengharuskan seseorag melakukan persiapan dengan baik. Maka seseorang yang hendak melakukan aktivitas ini sebenarnya telah belajar banyak hal positif, bahkan sejak persiapan awal dilakukan. Persiapan itu diantaranya meliputi penentuan tujuan, merancang target perjalanan, mencari tahu support sistem yang ada misalnya seperti pengetahuan tentang letak rumah sakit terdekat, mempelajari tips dan penanganan darurat ketika menghadapi kondisi darurat atau membuat daftar peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan untuk mendaki gunung.
Secara sadar tentu saja melakukan persiapan perjalanan pendakian akan melatih seseorang terbiasa untuk tidak gegabah dan selalu penuh perhitungan di setiap langkahnya. Dua hal ini pasti dibutuhkan dalam menjalani petualangan kehiduapn sehari-hari. Dengan melakukan perencanaan seseorang juga belajar bertanggung jawab atas segala aktivitas yang akan dilakukannya.
Kedua soal cinta alam dan lingkungan sekitarnya. Rasa cinta alam tidak dapat tumbuh hanya dengan melihat poster, brosur perjalanan wisata atau hanya sekedar menonton di TV.
Soe Hok Gie pernah menuliskan bahwa, "Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau dia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat".
Dalam perjalanan mendaki gunung seseorang disuguhkan pada keindahan dan kemegahan alam pegunungan. Dengan hadir secara langsung, semua panca indra terlibat untuk membuktikan alam begitu indahnya sehingga kita bertanggung jawab untuk selalu memeliharanya.
Seseorang akan dilatih untuk menjadi seseorang yang penuh cinta pada lingkungannya. Seseorang akan terasa untuk bertanggung jawab pada dunia, paling tidak pada lingkungan di sekitarnya. Tidak membuang sampah sembarangan atau merusak ekosistem yang ada menjadi pelajaran paling sederhana namun sangat penting yang bisa didapat melalu aktivitas mendaki gunung.
Sementara itu pelajaran ketiga yang bisa diambil dari mendaki gunung adalah pelajaran tentang disiplin, tanggung jawab, tidak mudah putus asam serta berani mengambil keputusan dengan tepat. Karena ketika melakukan pendakian seseorang dihadapkan dengan banyak tantangan.
Tentu saja, medan perjalanan sudah pasti menanjak, tidak rata dan pastinya menguras tenaga. Jalur pendakian kerap tidak begitu jelas dan banyak kali ditemukan persimpangan. Sering kali jurang terbentang di kiri dan kanan jalan setapak. Dan hal itu juga yang sering menghentikan rencana perjalanan.
Belum lagi ketika udara dingin yang menggigit sementara oksigen yang kian menipis membuat napas menjadi berat dan tersengal. Untuk itulah seseorang yang mendaki gunung diharuskan membawa perlengkapan maksimal dalam sebuah tas besar di punggungnya. Artinya butuh perjuangan keras untuk melakukan pendakian dengan beban yang dipikulnya untuk mencapai tujuan yaitu Puncak Gunung.
Mungkin beberapa orang melihat semua hal di atas adalah masalah sehingga menghindar atau bahkan tidak mau tahu tentang kegiatan ini. Mendaki gunung adalah hobi atau olahraga yang melelahkan.
Namun dalam menyikapi hal itu seseorang memiliki kesempatan untuk belajar melihat, mengamati, menganalisa, menyiasati, mengantisipasi, mengambil keputusan atas situasi dan kondisi yang sulit. Seseorang dilatih untuk tidak cepat berkeluh kesah dan berjuang untuk mencapai tujuan lebih besar. Seseorang bisa belajar disiplin dan mengelola rasa malas dan lelah demi mencapai tujuan yang diinginkan. Seseorang belajar untuk berlaku berani, namun dengan prinsip berhati-hati.
Salah satu contoh latihan disiplin adalah ketika beristirahat, sangat dianjurkan seseorang untuk mengambil jaket untuk memelihara panas tubuh yang ada. Sebab sering kali panas tubuh perlahan menghilang berganti dengan rasa dingin menggigit. Rasa lelah sering kali membuat seseorang malas untuk bergerak membuka tas untuk mengambil dan kemudian mengenakan jaket. Nah, disinilah seseorang belajar untuk disiplin mengelola rasa malas dan bergerak meraih ranselnya untuk mengeluarkan jaket dan mengenakannya. Sebab dengan mengabaikan disiplin tujuan tak akan didapat dan sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi.
Dalam kehidupan keseharian, banyak kejadian tidak mengenakkan terjadi hanya karena kita tidak berhasil disiplin. Kita kerap enggan mengalahkan rasa malas yang ada. Bahkan seseorang sering kali memiliki banyak ketakutan ataupun kekhawatiran dalam dirinya sebelum melakukan sesuatu yang menjadi tujuannya.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa aktivitas mendaki gunung memungkinkan seseorang mengalami rasa takut dan cemas akan kondisi yang timbul di lapangan. Namun pengalaman mendaki lambat laun memberikan kesempatan pada seseorang untuk mengelola rasa takut dan kekhawatiran yang timbul dengan melakukan tindakan yang diperlukan.
Selain itu pelajaran penting lainnya, mendaki gunung merupakan olahraga yang melibatkan individu lain. Maka dalam melakukan perjalanan mendaki sering kali kita dihadapkan pada kondisi medan yang sulit, sementara itu tidak semua teman seperjalanan memiliki kemampuan fisik yang merata. Dalam perjalanannya, seseorang mungkin akan kedinginan, terpeleset, jatuh, ataupun merasa lelah. Peserta pendakian masing-masing berkesempatan memberikan bantuan, dukungan ataupun perhatian satu sama lain. Di sinilah mendaki gunung itu melatih seseorang untuk peka akan kondisi yang ada. Karakter suka menolong bisa terasah melalui kondisi seperti ini.
Ketika mendaki sesama rekan pendaki bisa berbeda pendapat dalam menentukan jalur yang dilewati atau target yang hendak dicapai. Melalui mendaki gunung seseorang dilatih untuk mengenal kepribadian dan karakter berbagai individu. Seseorang berlatih untuk mengembangkan kemampuan interpersonal, termasuk di dalamnya melatih menyikapi setiap karakter, kemampuan dan kecakapan berbeda yang dimiliki oleh masing-masing anggota tum pendakian.
Rasanya disinilah seseorang bisa belajar untuk menjadi rendah hati dan mau mendengarkan pendapat orang lain dengan penuh perhatian, mengemukakan pendapat dan bernegosiasi, bijak terhadap kondisi sulit, tegasm tapi juga memiliki sikap toleransi sekaligus mementingkan kepentingan kebanyakan orang dan tidak egois. Saya sendiri mempercayai, banyak dari teman-teman mendaki gunung saya adalah teman-teman terbaik.
Pengalaman Meditasi
Lebih dalam lagi selain dapat menjadi kegiatan sosial, aktivitas mendaki gunung bagi saya merupakan kegiatan mediatif. Dikatakan pengalaman meditasi karena pada saat mendaki gunung saya seperti seseorang yang sedang melakukan meditasi, belajar fokus pada apa yang sedang saya lakukan pada saat itu saja.
Ya, saya hanya akan berfokus pada mengatur nafas dan memperhatikan setiap langkah. Saya belajar untuk tidak mengkhawatirkan masa lalu maupun apa yang akan terjadi dikemudian hari. Saya belajar untuk hadir secara sadar pada setiap detik. Ini suatu skill yang penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yaitu hadir secara penuh dalam setiap detik untuk fokus melakukan yang terbaik.
Tentu saja, pembentukan karakter tidak lahir sekonyong-konyong, namun membutuhkan latihan panjang dan dimulai sedini mungkin. Mempercayai bahwa aktivitas mendaki gunung adalah sarana pendidikan karakter yang alami, oleh karena itu saya menjadikan perjalanan mendaki gunung adalah perjalanan yang akan membentuk saya menjadi pribadi yang baik, dan saya memutuskan akan menjadikan mendaki gunung sebagai bagian dari hidup saya.
Jadi marilah sekarang kita cintai dan mengenal alam kita, sekaligus membentuk karakter diri yang lebih baik lagi.
Dikutip dari Head of special education sekolah cita buana
Bagikan
Mendaki Gunung Membangun Karakater Hebat
4/
5
Oleh
explore1ndonesia