Saturday 2 May 2015

Mendaki Gunung Adalah Soal Tekad dan Mental

Pernahkah Anda merasa begitu lelah dan rasanya ingin menyerah ketika mendaki gunung? Pernahkah Anda mengeluh dan begitu emosi ketika Anda harus melewati tanjakan dan puncak yang masih tak kunjung terlihat? Atau Anda mungkin pernah ingin pulang saat di tengah perjalanan hanya dikarenakan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan? Semua itu pasti pernah kita rasakan saat mendaki gunung, terlebih lagi Anda yang baru pertama atau terbilang masih 2 atau beberapa kali saja.




Banyak orang mengatakan bahwa mendaki gunung itu harus memiliki fisik yang kuat dan badan yang besar. Hal itu memang tidak bisa terbantahkan kalau mendaki memang membutuhkan fisik yang kuat. Tapi mendaki gunung sebenarnya bukan semata-mata karena fisik. Salah besar jika Anda menilai itu semua dari tampilan fisik atau luar saja.

Menurut pengalaman saya pribadi, mendaki gunung tidak semata-mata harus memiliki badan yang kekar dan fisik yang kuat. Selama ini juga banyak dari pendaki yang memiliki tubuh kecil dan fisik kurang tapi bisa mencapai puncak dengan sukses dan selamat. Banyak juga mereka yang bertubuh kecil lebih kuat dan cepat dari pada mereka yang memiliki tubuh yang besar dan kekar, bahkan terkadang barang bawaannya juga lebih berat.

Dari hal di atas patut kiranya kita tidak menilai segala sesuatu dari tampilan fisiknya saja, karena hal terpenting dari mendaki gunung adalah tekad dan mental. Akan percuma meskipun kita memiliki fisik yang kuat tapi tidak mempunyai mental dan tekad yang kuat, belum sampai  tujuan dan baru di tengah jalan bisa-bisa kita sudah menyerah dan ingin kembali. Modal fisik saja tidak cukup jika tidak memiliki tekad dan mental yang kuat. 

Mereka yang kuat adalah mereka yang mampu mengatasi keterbatasan fisik dan tetap maju meskipun berat dan sering kali terjatuh. Mereka yang kuat adalah mereka yang mampu mengontrol diri dan mempunyai kemauan yang besar untuk mencapai target dan tujuan yang sudah diimpikan. Mereka yang kuat adalah mereka yang tak akan menyerah meskipun cobaan datang terus menerus serta mereka yang berani menerjang bahaya meskipun nyawa jadi taruhannya.



Dalam perjalanan saya sering mendapati teman saya yang sering mengeluh meskipun dia mempunyai fisik yang kuat dan badan yang besar. Namun tak jarang saya malah sering melihat teman saya yang semula saya kira dia bakalan kewalahan dan kerepotan, malah dia bisa menikmati perjalanan dan santai-santai saja dan gak pernah mengeluh. Meskipun kadang sering kerepotan tapi dia tak pernah mengeluhkan keadaan dan terus berjuang sampai akhir. Wajahnya masih saja tetap tenang dan masih sering bercanda dan sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia merasa terbebani.

Saya sendiri juga bukanlah seorang yang mempunyai fisik dan badan yang besar. Setiap kali pendakian saya harus memperhatikan kesehatan saya, karena jujur saja saya adalah orang yang mudah sekali sakit. Terlepas dari itu semua malah menjadikan saya orang yang tanggap dan cermat dalam menghadapi sesuatu serta memprediksi kemungkinan yang terjadi. Semua itu malah memotivasi diriku bagaimana kita bisa melampaui keterbatasan yang kita miliki. Dengan modal semangat dan tekad yang kuat, saya bersyukur sampai sekarang masih selalu diberikan kekuatan dan kelancaran dalam pendakian sampai puncaknya. Meskipun kadang ujian berat sering datang, tapi dengan modal kekuatan tekad dan mental tadi saya tak pernah menyerah dengan keadaan. Saya terus yakin bahwa diri ini bisa melewatinya.

Dari itu saya sadar bahwa seorang pendaki yang bertekad kuat dan mempunyai mental yang tangguh benar-benar lebih membantu ketimbang mereka yang tidak mempunyai tekad dan bermental lemah. 

Kekuatan tekad dan mental benar-benar berperan penting dan sangat dibutuhkan apalagi saat kita dihadapkan pada sebuah keadaan dan kondisi yang sulit, dimana hal tersebut baru pertama kali kita alami. 
Tanpa tekad dan mental yang kuat tentu saja mungkin kita akan dengan mudah mengeluh atau bahkan akan menyerah. Misalkan saja kita dihadapkan dengan cuaca buruk atau badai, atau bisa juga kita tersesat dan tak tau arah. Tentunya mereka yang bermental payah hanya akan bisa panik yang berlebihan tanpa tau harus melakukan apa. Kalau hal itu terjadi yang timbul hanyalah sebuah keputusasaan yang justru malah akan memperburuk keadaan. Mungkin juga mereka hanya akan saling bertengkar dengan temannya karena tidak tau apa yang harus diperbuat dan hanya bisa saling menyalahkan.
Berbeda jika mereka mempunyai tekad dan mental yang kuat. Segala masalah akan tetap dihadapi dengan tetap tenang sambil mengontrol kepanikan dalam diri serta sambil memikirkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Dari hal di atas, perlu diperhatikan lagi bahwa mendaki gunung bukanlah hal yang mudah dilakukan seperti apa yang kita bayangkan. Keselamatan dan nyawa kita benar-benar dipertaruhkan ketika mendaki gunung. 
Gunung bukan tempat yang seenaknya saja bisa kita kunjungi. Gunung adalah alam liar yang penuh dengan keindahan namun juga penuh dengan ancaman yang dapat membahayakan keselamatan kita. Oleh karena itu jangan sekalipun menganggap gunung sebagai tempat bermain dan menyepelekan setiap hal kecil ketika mendaki gunung, kalau Anda benar-benar tidak mau membahayakan diri Anda sendiri. 
Untuk mendaki gunung harus mempunyai persiapan yang benar-benar siap dan matang. Dari persiapan peralatan dan perlengkapan serta yang terpenting persiapan diri sendiri. Saya hanya berpesan jangan mendaki gunung tanpa persiapan yang matang, karena itu semua berpengaruh besar terhadap kelancaran pendakian Anda.

Saya hanyalah seorang pendaki pemula yang baru mendaki beberapa gunung. Tapi dari itu semua saya mendapat banyak pelajaran dan pengalaman berharga pada setiap pendakian. Mulai dari rasanya terjebak badai, cidera, kelaparan, kedinginan dan masih banyak lagi. Marilah kita tekankan pada diri kita untuk tetap menjadi orang yang selalu merunduk saat berada di atas dan tetap tegak ketika kita berada di bawah. Semuanya hanya proses menjadikan diri kita lebih baik lagi. Jagalah alam dan rumah kita, karena disini kita dilahirkan dan dibesarkan, dan suatu saat kita akan kembali lagi menyatu dengan tanah alam ini.
SALAM LESTARI....



Bagikan

Jangan lewatkan

Mendaki Gunung Adalah Soal Tekad dan Mental
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.