Monday 9 November 2015

Tentang Hari Dimana Aku Terlahir ke Bumi

Hari ini aku merasa aneh,
Sedih, bahagia, terharu, bingung, seneng, semuanya jadi bercampur jadi satu.
Aku tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya kurasakan saat ini.
Aku sedih, tapi aku juga bahagia..
Aku senang, tapi aku tak tenang.

Sebenarnya aku tak mau ini terjadi, aku tak mau mengingatnya, tapi bagaimana aku bisa, ini brarti dalam hidupku..

Sudah berlangsung lama nampaknya, semenjak aku pertama kali ada dan sekarang tumbuh..
Aku tak ingat kapan dan seperti apa aku waktu itu, aku hanya tau kalau mereka bilang hari itu adalah hari kelahiranku.. dan aku percaya sampai sekarang bahwa itu memang hari dimana aku dilahirkan..

Mungki saat itu aku hanya bisa menangis, melihat dalam diam, dan aku tau mereka begitu menerima kehadiranku di sisi mereka..
Yang kulihat saat itu hanya tawa..dan hanya itu yang aku tau..


Aku terus tumbuh, merangkak, berdiri dan berjalan hingga akhirnya aku bisa berucap.. Aku tak ingat apa yang pertama ku ucapkan waktu itu, aku tak tau seberapa sering aku terjatuh untuk kemudian berdiri lagi dan kembali mencoba berjalan.

Hari ini, hari itu datang lagi dengan keadaanku yang terus berbeda setiap tahunnya, dengan umur yang semakin bertambah, dengan harapan yang semakin tinggi, dan meskipun semangat itu mulai sedikit padam.

Aku mulai kehilangan separuh hidupku, atau bahkan hampir dari sisa hidupku.
Kini aku bisa berjalan lebih cepat, berlari lebih jauh, tapi aku tak punya waktu lebih lama dari dulu. Aku tak punya hari dimana yang terlihat hanya tawa. 
Kini aku mengerti ada banyak hal lain selain tawa, sesuatu yang kini ku lihat sering kali, yaitu tangis dan air mata.

Nampaknya dunia tak seindah dulu ketika air mata tertahan dan tak pernah mengalir. Andai aku melihatnya dulu, itu adalah kebahagiaan yang tertuah.

Aku mulai mengerti rasa kasih sayang, bukan hanya pada mereka yang dulu pertama ada dan merawatku, tapi juga untuk dia seorang yang datang di tengah hidupku.

Malam ini ketika hari itu akan datang, aku menunggu dengan kekhawatiran. Ku coba tuk memejamkan mata, tapi tak bisa. Detik demi detik terlewati dengan renungan. Hingga akhirnya 1 detik pertama di hari ini terlewati. 
Tak ada apa-apa yang terjadi, ku lihat tidak ada pesan masuk. Aku memang sudah siap bukan hanya saat ini saja, tapi sudah sejak dulu bahwa aku sendiri yang akan melewatinya.

Rasanya bagiku sama seperti hari biasanya, tak ada yang berbeda. Aku pejamkan mataku, tapi tak lama aku terbangun kembali masih dengan rasa kekhawatiranku.

Aku hidupkan komputer di depanku, ku buka akun facebook ku dan kulihat sebuah pesan terkirim untukku. Aku hanya berharap dia, aku sempat khawatir apakah hari ini juga penting baginya. Ku lihat, ternyata bukan dia, tapi seseorang yang dulu pernah ada di masa SMP ku. Dia yang selalu ingat dan pertama kali mengucapkan padaku. Sampai saat ini pertemanan ku dengannya masih terjalin begitu hangat. 

Aku tetap menunggu meskipun aku tidak terlalu mengharapkan ada. Apakah hanya mereka yang begitu pedulinya dengan diriku yang selalu ingat dengan hari ini. Aku senang, karena punya mereka teman-teman yang istimewa dan selalu ada dalam hidupku. 

Meskipun begitu aku merasa ada yang masih kurang hari ini. Aku tetap menjalani apa adanya, dengan ceria dan bahagia. Aku sudah tidak memikirkan itu lagi. Tapi disaat aku sudah tak peduli dan mengira bahwa hari ini memang akan berakhir seperti ini saja, aku terkejut dengan sesuatu yang kamu kirimkan padaku. Apakah ini benar darimu, apakah kamu mengingat hari ini? 
Aku sadar bahwa dirimu hanya tak mau menampakkannya dan begitu peduli meski kamu tak mengatakannya. Kamu pura-pura tak tahu.
Aku sempat berpikir salah bahwa dia tak pernah peduli. Tapi ternyata dia begitu peduli, sangat peduli bahkan. Hanya saja mungkin aku yang tak tau jika selama ini dia selalu ada untukku.

Mungkin aku orang yg beruntung. Beruntung bisa mendapatkan kasih sayang yang tulus darimu. Aku bukanlah orang yang spesial, tapi kamu selalu memperlakukan aku begitu spesial.
Hati ini berkecamuk lagi, rasanya begitu aneh.
Aku terus bertanya apakah diri ini pantas mendapat sesuatu yang begitu baik? 
Apa itu tidak terlalu sempurna buatku?

Sontak saat itu aku terdiam lagi, semuanya terasa kembali. Ada sesuatu yang berkecamuk dalam hatiku.
Mungkinkah aku jatuh begitu dalam ? Kamu menggenggam hatiku, mengikatku dengan kasih sayangmu, merengkuh aku dengan dekapanmu.
Aku tak tau bagaimana bisa menjaganya, yang aku coba hanyalah untuk tidak sedikitpun menyakitinya.

Kamu datang lagi membawa cinta begitu besar, kamu datang lagi dengan keyakinan. Kamu datang lagi dengan sebuah ketulusan.
Memberiku gairah untuk tetap melanjutkan jalan yang ternyata masih panjang. Memberikanku sebuah kekuatan agar ku tak pernah menyerah meski terkadang aku sangat lelah. 
Memberikanku sejuta harapan-harapan yang harus tetap diwujudkan.

Aku dan kamu tak tau sebenarnya kita ini apa. Kamu melepaskanku, tapi kasihmu tak pernah lepas. Yang bisa aku katakan lagi, jangan sampai terluka lagi, terluka begitu dalam hanya karena untuk menyayangiku. Aku takut akan hal itu. Tanpa diriku kamu sudah bisa terbang sangat tinggi. Sudah berlari begitu jauh. Dan kamu sudah punya kebahagiaan begitu besar.

Dunia ada untukmu, tapi kenapa kamu masih menungguku? Mengulurkan tangan untuk mengangkatku. Memegangiku untuk bisa terbang bersamamu. 
Jangan pernah menantikanku jika itu membuatmu terluka. Seharusnya mungkin kamu sudah sampai pada jalan yang kamu inginkan. 

Tetaplah disana di tempat yang selalu memberimu tawa, jangan kembali hanya untuk menunggu waktu yang lama. Sesuatu yang belum pasti akan bisa datang dan mengejar. Sesuatu yang belum tau apakah akan berhasil atau gugur di tengah jalan.

Terima kasih hari ini, hari-hari sebelumnya dan mungkin hari-hari yang ada di depan. Hadirmu hari ini memberikan makna, membuat hari ini berbeda daripada hari-hari biasanya. Tentu saja aku takkan pernah lupa hari ini. Terima kasih sekali lagi.

Bagikan

Jangan lewatkan

Tentang Hari Dimana Aku Terlahir ke Bumi
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.